Second Menu

Pages

Jumat, 15 Juli 2016

Beberapa Kenyataan Syariat di Negara Mayoritas Muslim

Assalamualaikum...


Saya masih di negara jauh dari tanah air...
Tapi masih menyimak dari jauh mengenai berita dan kabar di Indonesia yang ternyata masih saja bahkan lebih membuat saya sedih, jadi ini mau curhat aja mengenai sedihnya hatiku (jiah).
Pembahasannya mungkin random, pokoknya mau curhat ajaa...

Hmm... Bicara lagi soal isu di negara mayoritas muslim... 
Yang populasinya sebagian besar adalah orang-orang dengan status muslim.
Tapi negaranya nggak boleh dibilang negara muslim..
Nggak boleh negakin syariat...
Agama mayoritas yang justru ditekan dan di zalimi di tempatnya sendiri. 

Eh masa sih?? Melebay kali...
Nggak kok, Insya Allah nggak...
Saya sebagai muslimah yang cinta agamanya, cuma bisa curhat sama Allah dan ingin menyadarkan saudara sekalian melalui tulisan yang tidak cantik ini. Halah...

Negara kita, Indonesia, punya wilayah luas, dari sabang sampai merauke...
Punya suku, bangsa dan bahasa yang ratusan bahkan ribuan ragamnya. 
Tapi simbolnya Bhinekka Tunggal Ika... Berbeda-beda namun satu jua.
Satu dalam nama Indonesia...
Tapi apakah benar kita benar-benar bersatu? Tidak ada hal yang membedakan kita?

Satu kita yang mana?
Kita masih berebeda-beda jua, meski nggak bawa-bawa agama juga. 
Kita masih beda antara yang kaya dan miskin. 
Yang PNS dan yang pekerja swasta.. 
Yang S1 dan yang lulus SMA
Yang pejabat dan yang wiraswasta.. 
Yang logat gaul dan logat jawa... 
Bahkan yang jomblo dan yang maksiat pacaran.
Pem-bullyan dimana-mana. 
Dalam segala aspek kita masih terlalu banyak membeda-bedakan.

Apalagi untuk urusan penyamaan aturan? 

Kita sebagai umat muslim, nggak membedakan mana urusan pemerintahan, urusan rumah tangga, bahkan urusan kamar mandi semua ada aturan yang seragam berdasar ilmu agama. 

Ya udah sih, sama mengerti banyak umat muslim yang berharap berdirinya khilafah di negeri. 
Alias satu kepemimpinan, dibawah kepimimpinan dengan hukum Allah. 

Saya juga paham banyak non muslim bahkan orang yang 'statusnya' muslim ini benar benar menentang tentang organisasi yang mengajukan 'khilafah'

Karena kita sudah teralu banyak perbedaan, meski bukan tidak mungkin karena kita tidak tahu kehendak Allah, saya tahu. Karena saya tahu banyak orang apalagi non muslim yang tidak tahu hukum Islam itu seperti apa, yang jelas karena Islam bukan agamanya apalagi agama yang mereka benci, tentu saja mereka menolak. 

Baik, jangan ketinggian dulu ngomong khilafah karena ilmu saya juga belum tinggi untuk menjelaskan tentang ini... 

Tapi yang jelas, yang buat saya sedih adalah dimana hukum agama kita dilarang-larang, dihalang-halangi bahkan terang-terangan menjauhkan mayoritas orang dari agamanya. Benar-benar keterlaluan! 



Simak percakapan berikut :

SEDIKIT REALISTIS.
*Bu Guru : Murid-murid, taukah kalian bagaimana mereka menghancurkan umat Islam?* 
*Murid : Lewat perang bu...!!!* 
*Bu Guru : Selain lewat perang, lewat apalagi?* 
*Murid : Gak tau bu*..!! 
*Bu Guru : "Ibu kasih permainan yaa".. Ibu akan meletakkan Quran diatas meja di tengah karpet. Quran itu dijaga sekelilingnya oleh umat muslim yang dimisalkan dengan karpet. Sekarang kalian berdiri di luar karpet*.*Permainannya adalah.. bagaimana caranya mengambil Quran yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tapi syaratnya tanpa menginjak karpet? Hayoo.. siapa yang bisa?* 
*Murid-muridnya berpikir.*
Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, tali dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.* 
*Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar*, *digulungnya karpet, dan ia ambil Quran ditukarnya dengan buku lain. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet*. 
*Bu Guru : Murid-murid, begitulah umat Islam dan musuh-musuhnya*. Mereka tidak akan menginjak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar*.
*Murid : Contohnya gimana bu?*
*Bu Guru : "Contohnya sekarang ini banyak..boleh minum miras asal gak mabok, legalisasi miras, legalisasi prostitusi, kaum LGBT didukung, apartemen untuk pelacur, penggantian baju sekolah muslim, kaset ngaji disebut polusi suara, takbir keliling dilarang dengan alasan macet, tapi pesta tahun baru difasilitasi, dzikir akbar dilarang alasan ketertiban, tapi konser musik diijinkan, jualan hewan kurban dipersulit alasan kebersihan, tapi jualan daging anjing dipermudah, dan juga pengaturan pemotongan hewan Qurban yang dipersulit.
Sedikit demi sedikit umat muslim dijauhkan dari agamanya.. Ibu khawatir, lama kelamaan adzan pun gak boleh*.. 
*Murid : Trus kita harus gimana bu?*
*Bu Guru : 'Kita perkuat iman kita, carilah pemimpin yang bertakwa pada Allah SWT. Jika pemimpin kita bertakwa pada Allah SWT, tidak mungkin korupsi, tidak mungkin membuat kebijakan yang merugikan umat. 
"Hati-hati dengan pemberitaan MEDIA yang sering menyesatkan umat.. 'Kita gak tau siapa dibelakang mereka..
Bacalah Al-Quran, lalu taati, karena Firman Allah gak mungkin salah.*
*Murid : Insya Allah bu guru*..
@Ya Salam /milis tetangga
*** 
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka. (QS. Muhammad : 1)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. (QS. Al-Anfaal : 36)

Apakah percakapan diatas isinya hanya fiktif belaka?? Apakah anda semua tidak merasa bahwa itu tidak asing dengan sesuatu yang ada keseharian anda?? Ya!! Jawabannya adalah itu semua adalah cerita dari negeri kita tercinta, Indonesia Rayaaa....

Lihat.... kenyataan di negara kita bahwa jumlah muslim itu sangat besar! Lalu mereka menghalang-halangi dan ngotot mau melegalkan apa-apa yang dilarang oleh agama Islam. Saya juga nggak mau kok mengusik kepercayaan orang lain. Bukan juga memaksakan agama kita pada orang lain. Tapi kezaliman dan fitnah terhadap muslim itu sudah terlampau banyak, setidaknya hargai umat muslim yang ingin menjalankan dan mengajarkan sesuatu sesuai agamanya mulai dari lingkungan sekitar. Kita tidak menyuruh yang non muslim mengikuti, tapi tolong hargai!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kalau yang non muslim mau minum-minum alkohol ya hargai yang tidak minum alkohol dengan tidak berpesta-pesta alk ohol di lingkungan muslim, bahkan mau buat pabriknya. Menjerumuskan  dan mempengaruhi yang belum berilmu sehingga makin hancur generasi islam, Gitu kah maunya???? Mau alasan HAM lagi? Hak asasi donk minum-minuman keras dimana-mana, Hak asasi bikin pabriknya di indonesia, Hak asasi donk ada orang mabuk kecelakaan, hak asasi juga ada orang mabuk berzina... Ini kan bukan negara muslim. Tapi populasi mayoritasnya itu gimana donk paaaak ibuuuu??? Lama-lama hak asasi donk jadi orang jahat...!!

Mau minum alkohol silahkan minum alkohol di markas sendiri... Jangan menyontohkan hal yang nggak-nggak sama sekitarnya. Ibaratnya kayaknya yang ngerokok jangan menyebarkan asap gitu... Jangan ngerokok di tempat umum, dan saat minum alkohol jangan berkeliaran ya... ntar merugikan yang lain, kalau lagi nggak ada kesadaran bisa mukul orang, nabrak orang, gimana hayoo...?
(Jangan bilang : "yang gak mabuk juga bisa kok mukul orang", kayak kata-katanya perokok, "Yang gak ngerokok juga bakal mati kok."

Hanya demi kaum yang sedikit apakah kalian akan merusak kaum yang banyak?

Saya nggak habis pikir dengan pemimpin jaman sekarang, termasuk yang memilih dan membela setiap tindakan-tindakan anehnya. Saya ingin huznudzon, semoga suatu saat para pemimpin dalam negeri bisa berubah, dianugerahi Allah ilmu dan hati nurani.

Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia, apakah muslim merdeka dan bisa semena-mena disana? Tidak juga. Kami juga jadi korban pemberlakukan 'double standar' dunia di negara sendiri...

youtube : budak banten

Oke, kita tabayyun saja dulu, kita tak menuduh bahwa semua berita semua benar adanya. Tapi karena ada eksistensi berita seperti itu, saya berharap banyak pihak yang bisa mengkoreksi, memperjuangkan dan membela apa yang patut dan mengingatkan apa yang tidak seharusnya.

Tidak hanya di Indonesia. Uzbekitan, negara dengan prosentase muslim cukup besar (sekitar 96% penduduk Uzbekistan adalah muslim, tapi apa yang terjadi.... Berita semacam ini bahkan ulasan tentang kenyataan muslim di Uzbekistan pun dituliskan di beberapa situs. Sedih lihatnya...

Saya mengetahui keadaan Uzbekistan seperti ini karena mengetahui langsung bagaimana orang Uzbekistan menjalankan agama. Saya yang sedang tinggal di Korea, punya beberapa teman Uzbek dan karena itu saya juga ikut prihatin bahwa di negara itupun banyak pencekalan dan pelarangan bahkan sangat minim ilmu mengenai melaksanakan ibadah dan agama.

DUNIA YANG DOBEL STANDAR

Masih ingat kan kasus terakhir tentang bu Saeni yang sempet menghebohkan banyak orang bahkan jadi viral dimana-mana. Saya nggak benar-benar mengetahui karena saya sedang berada di luar negeri, dan saya rasa pembahasannya lumayan pelik.

Saya sempat berpikir, apakah hanya muslim yang menjalankan peraturan semacam ini berkaitan dengan hari keagamaannya? Ternyata tidak, dan mana... apa ada yang bersuara berteriak-teriak meminta keadilan untuk orang lain yang tidak menjalankan hari keagamaan yang sama? TIDAK!!

DUNIA...
Bukan hanya dunia tapi...
INDONESIA MEMANG DOUBLE STANDAR






Agak Speechless...
Miris dan sedih...
Pada bersimpati pada orang yang seolah mereka adalah korban perda Islam.
Sebegitu keras mereka memusuhi Islam, bahkan orang-orang yang berstatus 'Islam' di KTPnya.
Maka benar dan saya sangat setuju dengan kata-kata dibawah ini.
Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat, (QS. Al-Hajj:53)
Sampai ada guyonan macam begini... Saking sedihnya...

youtube : budak banten
Saya tidak berkata begini karena saya muslim yang mayoritas dan tinggal di Indonesia.
Tapi saya juga sekarang merasakan jadi minoritas saat hidup di Korea, jadi saya rasa dalam posisi yang manapun perkataan bapak Taufiqurrahman Ruki ini perlu di tanamkan pada orang-orang jaman sekarang.


Jika anda berada di negara mayoritas muslim, maka hormatilah ajaran agama kami dengan tidak menyebarluaskan apa yang haram bagi kami. 
Begitu pula saya yang sebagai minoritas disini, saya harus ikuti norma-norma orang Korea yang agak nggak biasa buat saya, misal makan nggak boleh angkat mangkok, ketemu harus menganggukkan kepala dan tidak makan minum di angkot umum, dll. 

Meski itu hal yang tidak biasa bagi kita tapi karena saya minoritas maka saya harus tahu diri untuk menjalankan norma yang ada (norma umum). Sementara perkara agama, karena mereka sebagian besar tak menonjolkan agama dan tidak menjalankan agama, jadi ya begitulah... haha

Jadi kagum dengan pemimpin negara dan daerah yang menjalankan syariat... semoga diijinkan Allah tinggal di tempat-tempat seperti ini di kemudian hari. Aamiin...



Wassalam.