Second Menu

Pages

Sabtu, 22 Juni 2013

Antara Aku dan Laki-laki harus ada Izzah dan Iffah

"Aku bukan sok suci, bukan sombong, bukan kelewat kolot dalam menjaga izzah.. Tapi aku hanya tidak nyaman dan takut jika aku maupun kamu akan melanggar perintah Allah.."

Izzah adalah sebuah harga diri dan kehormatan perempuan sebagai seorang Muslimah
Sedangkan ‘iffah adalah menahan. Adapun secara istilah; menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan. Dan bagaimana seorang Muslimah dapat menjaga Kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka

Dengan demikian, seorang yang ‘afif adalah orang yang bersabar dari perkara-perkara yang diharamkan walaupun jiwanya cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya.
Izzah dan ‘Iffah adalah akhlaq yang tinggi, mulia, dan dicintai oleh Allah Ta’ala. Bahkan akhlaq ini merupakan sifat hamba2 Allah Ta’ala yang shalih, yang senantiasa memuji keagungan Allah Ta’ala, takut akan siksa, adzab, dan murka-Nya, serta selalu mencari keridhaan dan pahala-Nya.
Assalamualaikum.

Mungkin sudah tidak asing, kalau setiap muslimah  yang hendak masuk ke Islam secara kaffah (Islam seutuhnya) harus menjaga hal-hal ini (Izzah, Iffah).
Ajaran Islam itu sempurna, kita tidak boleh melampaui batas-batas dalam bergaul dengan lawan jenis yang bukan muhrim atau belum halal. Karena selain dosa yang seharusnya ditakutkan dihadapan Allah, menyadari perempuan ini yang hakikatnya lebih 'lemah' dari laki-laki, perempuan akan yang paling dirugikan kalau ada hal-hal buruk tertentu, sehingga harus pandai menjaga diri dari tipu muslihat yang ada.

Ada yang hanya sekedar tidak ingin di sentuh laki-laki meskipun sekedar berjabat tangan, ada yang tidak ingin terlalu berdekatan bahkan ada yang memandangpun tidak berani. Tapi dalam keadaan mainstream jaman sekarang ketika maksiat sudah dianggap biasa, tipe muslim begini yang tergolong langka pun bakal ada yang memandang sebelah mata atau dengan sisi negatif.

"Duh, gak segitunya kali. Emang laki-laki makhluk najis? Sok suci banget.."
Ada yang mengeluh, "Aduh.. aku gak bakal apa-apain dia, kok dia  segitunya menghindari."

Ada muslimah tertentu yang 'takutnya' dengan laki-laki entah karena memang takut dengan sikap laki-laki yang kadang bikin risih atau memang karena murni menjaga diri untuk melaksanakan perintah Allah. Sehingga memang ada muslimah yang kadang salah atau dibilang kolot ini..

Emang ya, bukan berarti sebagai muslimah kita benar-benar mengunci diri dari kaum adam. Namanya kita makhluk sosial ya harusnya bergaul dengan siapapun, bukan berarti kita harus tertutup secara total sehingga harus sembunyi di balik karung kalau ketemu laki-laki. Toh kita tentu memerlukan mereka, bahkan untuk urusan jodoh sangat memerlukan mereka. Hehehehehe ya iya laaaaah..

Jangan terlalu negative thinking (Suudz'an) sama laki-laki tapi cukup sebagai bentuk jaga diri saja..

Jangan sampelah kita menganggap semua laki-laki bakal apa-apain kita. Menjaga diri bukan berarti menuduh mereka yang nggak-nggak. Tapi karena kita sama-sama manusia yang mudah melakukan khilaf, cuma seharunya saling mengingatkan diri masing-masing aja untuk meminimalisirkan perbuatan yang mengandung dosa.

Karena point utamanya yaitu tadi.. Kita harus benar-benar mengerti batasan-batasannya, biar nggak menimbulkan dosa. Misal jangan ada sentuh-sentuh atau pegang-pegangan, berdua-duaan, dan saling pandang yang mendatangkan fitnah. Itu juga lah fungsi hijab muslimah, biar laki-laki nggak bisa melihat apa-apa yang seharusnya tidak boleh ia pandang. Pandangan laki-laki itu bakal merugikan kita, merugikan dia juga.

Tidaklah tinggi harga diri seorang wanita kalau mudah di dekati banyak laki-laki, mudah digoda dan mudah di ajak melakukan hal yang melanggar perintah Allah. 

Nah tentang diri saya...

Sebenarnya sejak awal bahkan sebelum mengenakan jilbab saya cukup kuat menjaga izzah dan iffah pada banyak laki-laki. Tidak mau di dekati laki-laki, lumayan antipati, tidak terlalu ingin mengakrabkan diri pada laki-laki dan berteman sewajarnya saja.

Ketika saya tidak benar-benar mengenal mereka, tapi mereka lalu sangat (sok) mengakrabkan diri dengan saya, bahkan mau menggombal. Mungkin kalau perempuan pada umumnya yang bisa menanggapi itu dengan santai, itu akan menjadikan satu jalinan pertemanan baru yang 'asik'. Tapi kalau saya... kemungkinan akan kacangin atau saya tinggal kabur. Lagi-lagi bukan karena mau sok-sok an. 

Sungguh saya sudah kena syndrom takut dengan kaum adam corak tertentu. Karena apa yang dipandangan saya, laki-laki seperti itu kebanyakan suka berkata kasar, serampangan, suka menggoda dan memandang kecantikan perempuan sana-sini itu sungguh menakutkan untuk didekati.

Saya mengungkapkan keresahan hati ini bukan karena saya tidak tahu bagaimana rasanya Jatuh Cinta, justru karena saya pernah jatuh cintalah maka saya ingin berbagi rasa.

Seperti yang dikatakan, ‘afif adalah orang yang bersabar dari perkara-perkara yang diharamkan walaupun jiwanya cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya. 
Ketika saya sudah berpengalaman menerjang apa yang namanya 'afif ini sekarang saya mulai belajar untuk benar-benar mempertahankannya (kenapa gak dari dulu siiiiih ~)

Karena saya adalah wanita biasa, yang tentu bisa jatuh cinta.  Ketika merasa menemukan seseorang yang baik dan berbeda dengan laki-laki kebanyakan yang di takuti. Seakan merasa aman untuk menghilangkan baik izzah, ifah maupun 'afif meski terhadap satu laki-laki itu saja. 

Menahan izzah dan iffah pada teman-teman laki-laki lain itu sangat mudah bagi saya bahkan merupakan suatu keharusan. Tapi kalau pada orang yang saling membuat status 'pacaran' maka saya agak labil. Itulah bahayanya 'pacaran', merasa memiliki padahal belum. Tidak lagi dah lakuin, jangan lakuin ya teman-teman.

Meskipun saya tidak separah gaya kelewat batas berpacaran jaman sekarang, kami hanya pergi berdua  meski hanya makan diluar dan belajar bersama. Tapi tetap saja hal itu sudah sangat mengusik yang namanya 'afif. Karena meskipun keliatannya 'biasa', sebenarnya itu hal yang dilarang tapi sudah dipredikatkan 'biasa' oleh jaman sekrang..

Sekalipun berjodoh dengannya saya lihat sebagai sesuatu yang sulit, tapi lagi-lagi dengan perilakunya yang baik saya merasa pasti bisa berjodoh. Pandangan sempit saya menyangka tidak apa-apa begini pada satu laki-laki yang mungkin nanti juga bisa 'sah'.

’’ Janganlah pernah memupuk bunga-bunga yang engkau tidak mau ia terus tumbuh. Jangan pernah pula memeliharanya jika engkau tidak mau memetiknya”.

Padahaal.. saya hanya dilambungkan angan-angan palsu. Setelah semua berakhir, betapa menyesalnya saya pernah melepas 'afif  padanya yang ternyata hanya menganggap semua hanya sebagai hal semu. 

Sehingga kalaupun saya bisa jatuh cinta pada orang lain suatu saat, seberapa meyakinkanpun.. Jangan lepaskan izzah dan iffahmu ukhti sampai kita resmi dilamar atau sudah sah di depan pak penghulu. Kalau nggak pasti perempuan yang paling sakit hati dan merasa dirugikan. Lihat kesungguhan dia membawa perasaannya kemana, kalau mau coba-coba pacaran doank, suruh aja dia kuras laut.. 

Itulah tujuannya Allah mengharuskan adanya Izzah dan Iffah pada setiap pribadi muslimah. Yakin sekali sebenarnya semua perintah Allah menguntungkan kita dan menghindarkan kerugian. Itu untuk menjaga dan menyelamatkan diri kita sendiri dan agar kita tidak mudah dipermainkan laki-laki, agar kita tidak menjadi objek saja sebagai kesenangan laki-laki dan mendapatkan seorang laki-laki yang baik dengan terjaganya Izzah dan Iffah ini. Aamiin Yaa Rabbal Alamin. 

Sekian, saya hanya mencurahkan apa yang saya rasakan. Tentu ada kurang lebihnya.
Mohon diambil baiknya saja dan dibuang yang buruk ~ 

Wassalam.