Second Menu

Pages

Jumat, 20 September 2013

Berbakti pada Orang Tua yang Musryik/ Kafir dalam ajaran Islam


Apa itu Musyrik?? Musyrik adalah orang yang mempersekutukan Allah.
Seperti apa mempersekutukan Allah? Yang berTuhan, Menyembah pada selain Allah atau ada sembahan lain selain Allah atau mendurhakai perintah-perintah Allah.

Lalu apa itu Kafir?? Kafir adalah orang yang tidak mau bersyahadat, "Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah."

Jadi bisa disimpulkan.. Mungkin saja golongan tersebut bisa saja berstatus agama Islam maupun bukan. Karena Islam adalah berdasarkan hati dan perbuatan.
  
"Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS.29:8)

Tidak semua orang tua dan anak bisa hidup berdampingan secara harmonis. Meskipun mereka adalah keluarga yang tak akan pernah putus hubungan darahnya tapi mereka adalah pribadi masing-masing.  Bisa saja mempunyai pemikiran dan keinginan yang berbeda sehingga menimbulkan konflik.

Jika orang tua baik, maka sebagaimana perintah Allah maka kita harus baik dan mematuhi mereka.  Jika orang tua tidak baik, kita TETAP WAJIB baik terhadap mereka meski kita tidak bisa menuruti apa yang mereka mau jika itu bertentangan dengan syariat atau kebaikan di sisi Allah maupun yang lain.

Ada orang tua yang melarang berjilbab.. Ada. Mungkin alasan takut nanti tidak mendapat pekerjaan.
Atau orang tua yang mengeksploitasi anak hanya untuk kepentingan materi lalu menggugurkan nilai-nilai agama, yang mengarahkan anak ke perkara munkar dan semua untuk kepentingan duniawi semata..  Yang seperti itu jika kita mempunyai keteguhan dan tidak ikut terbawa hawa nafsu, kita bisa menolak baik-baik secara halus menjelaskan dan memberi pengertian kenapa kita harus menaati Allah, apa untung menaati dan rugi mendustakan. Semua hendaknya kita terangkan pada orang tua.

Tidak semua kehendak orang tua harus di taati jika itu dalam perkara yang munkar dan tidak baik tapi.. TETAP tidak boleh menghilangkan rasa hormat dan sikap baik kepada mereka.

Jika orang tua Non-Muslim atau Kafir..

Sebagai mana kita ketahui bahwa kita pada awalnya atau bisa sampai seterusnya akan menganut agama sebagaimana yang orang tua kita anut. Termasuk orang-orang yang terlahir non muslim yang otomatis akan menjadi non muslim juga. 
"Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu. Akibat yang diderita umat dahulu yang membangkang terhadap kebenaran"(QS.37:70)
"Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu ?" (QS. 7:173)
Melihat kisah para muallaf, dimana saat mereka terbuka pintu hidayah untuk menerima Islam dan memutuskan beragama Islam pasti satu hal yang diberatkan adalah ketika tentu saja mendapat pertentangan hebat dari orang tua atau bahkan seluruh keluarga.  Mereka menyadari bahwa apa yang diajarkan oleh orang tua atau nenek moyang mereka bukan sesuatu yang benar, sehingga seharusnya mereka bisa menemukan jalan sendiri.

Tentu sebagai anak, mana yang tak teriris hatinya ketika melihat orang tuanya murka, kecewa dan bahkan bisa melepas status sebagai anak hanya karena keinginan anak untuk menjemput hidayah beriman pada Tuhan YME, Allah SWT.
Mungkin saja pada awalnya para muallaf 'galau' berat diantara agama yang benar atau orang tua. Masalahnya agama ini menyangkut kebenaran hakiki yang menyangkut keselamatan dunia akhirat, tetapi orang tua adalah orang yang merawat dan berjasa pada kita sejak kecil. Ketaatan pada Tuhan Semesta Alam Maha Pencipta adalah perkara fital yang seharusnya tidak luput dari manusia.
Dengan masuknya ke Islam itu bukan berarti kalian tidak diperbolehkan berhubungan dengan orang tua yang non-muslim. Coba serapi kisah di bawah :

Kisah Zaman Nabi tentang Orang Tua Musyrik.

Kisah ini dilakoni oleh Sa'ad bin Abi Waqqash, ketika itu ia telah masuk Islam, tetapi ibunya tidak rela putranya itu mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Karena itu ibunya bersumpah tidak akan makan dan minum sampai Sa'ad menjadi murtad (keluar dari Islam). Melihat itu Sa'ad menjadi tidak tega pada ibunya dan mengadu pada Nabi.

Dari peristiwa tersebut turunlah ayat :
"Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS.29:8)

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. 31:15)

Nah, pada akhirnya Sa'ad tetap mempertahankan Islamnya dan tetap membujuk ibunya dengan kelembutan hati sehingga ibunya mau makan lagi.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kita tetap wajib berbuat baik kepada orang tua yang kafir namun hanya sebatas pada persoalan-persoalan dunia seperti silaturahim, bertutur kata yang sopan dan lemah lembut, bersedekah, mengasihi dan merawat.

Satu hal yang bisa kita lakukan lagi untuk mereka adalah MENDOAKANnya tapi doa yang bisa dilakukan untuk orang kafir hanyalah sebatas agar mereka mendapat hidayah pada Islam dan petunjuk, tidak bisa lebih dari itu misal ampunan dan kasih sayang dari Allah.

Memang menyedihkan tapi takdir bisa kita ubah dengan melunakkan hati yang keras..

Masih banyak materi lain, kita bahas lain waktu.
Semoga bermanfaat, mohon maaf karena banyak kekurangan mengungkapkan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ~