Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidupmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. 30:21)
Ayat diatas seperti yang selalu tertulis di undangan pernikahan. hihi..
Sekedar ingin curhat maupun sharing.
Sekedar ingin curhat maupun sharing.
Beberapa saat terakhir, saya jadi sering berdiskusi panjang soal ini. Bersama sahabat maupun keluarga. Melihat banyaknya teman yang pada nikah sementara saya ketinggalan mental masih takut-takutan banget sama cowok. Yaahh.. Meskipun bisa dibilang usia saya juga belum matang, nggak mendesak amat soal ini tapi sudah cukup umur untuk mengenal 'medan' dan persiapan menghadapi hal ini.
Percaya nggak sih perkara jodoh? Percaya saja semua jika itu kebaikan dari Allah..
Dan saya sangat mengharapkan itu hal yang baik bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Ijinkan aku menikah tanpa pacaranKata-kata itu terngiang-ngiang di kepala. Karena pacaran itu gak bikin happy.. Gak bisa lepas dari perasaan takut dosa dan takut menjadi bahan permainan dan ajang coba-coba. Waduuhh.. jangan dah, mempertaruhkan harga diri. Saya mau sama yang serius aja, memang niat mendampingi saya seumur hidup. Jiyeeh Aamiin Yaa Allah.
Memilih jodoh memang gak bisa asal aja. Maunya sekali seumur hidup, nggak usah di tuker tambah atau di kembalikan (beli di supermarket kali..) Nggak mau banget donk ada perceraian atau salah orang gitu (
Maka dari itu lah setiap orang punya kriteria. Emang orang baik banyak, tapi yang cocok dengan kita belum pasti ada. Karena jodoh InsyaAllah cuma satu, jadi pasti kita akan dibingungkan dengan banyak pertimbangan dulu terhadap beberapa orang sebelum mendarat ke perlabuhan terakhir. Ihiiir !
Nasehat kakak atas pengalaman pribadinya : "Mintalah jodoh yang kamu mau sama Allah dengan perbanyak ibadah sunnah, jika sudah datang pilihan. Sholat Istiqarah.. Minta petunjuk sama Allah."
Jodoh memang InsyaAllah sudah di tentukan oleh Allah. Meski katanya kalau gak 'di jemput' jodoh bakal tetap di tangan Tuhan. Sebagai seorang wanita kita nggak mungkin donk mencari. Kita juga mengusahakan memilih, bagaimana memilih? Kalau kita menginginkan bisa memilih orang yang baik, maka kita pun harus menjadi orang yang baik.
Apa yang bisa aku usahakan saat ini untuk jodoh adalah banyak berdoa meminta jodoh yang tepat dan yang terbaik. Kemudian memperbaiki diri, jodoh adalah cerminan diri.
"...Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS. 24:26)
Tak perlu upaya untuk menarik semua perhatian laki-laki, tak perlu upaya agar di taksir banyak laki-laki, toh.. aku hanya perlu satu laki-laki saja nanti yang menemaniku seumur hidup.
Aku akan menanti dia yang menerima aku apa adanya, beginilah aku sehingga dia menyukaiku. Aku tak perlu bersolek dan memperindah tampilan agar ia cinta, aku akan memperindah diri hanya setelah dia menjadi milikku dan hanya dia yang tahu. Dan jika suatu saat mungkin penampilanku akan berubah seiring dengan waktu dia tetap menyayangiku karena kepribadian, karena kepribadianlah yang bisa dipertahankan, maka kepribadianlah yang harus diperbaiki sebisa mungkin.
Dalam perbincangan dengan sahabat yang menceritakan berbagai 'jenis' laki-laki dan melihat kenyataan, memang rasanya laki-laki yang sesuai kriteriaku jarang banget. Wahh.. apa saya terlalu mematok harga tinggi? Gak lah.. saya pun punya apa. Sebenarnya kalau dibilang tuntutan saya tinggi nggak ya, tapi susah.. Kenapa?
Saya mau laki-laki yang minimal mirip dengan saya kepribadian dan perilaku dasarnya :
- Setia, gak suka tebar pesona sama lawan jenis
- Nggak suka nongkrong atau keluyuran
- Cool atau nggak selengekan, rada jaim tapi di depan saya saja dia bisa 'gila'~~ Eaaa.. punya selera humor maksudnya.
Yang lain dan utama :
- Dia tidak boleh merokok apalagi minum-minuman keras.
- Nyaman seperti teman.
- Mempunyai pandangan terhadap masa depannya.
- Dia harus dewasa, pintar, tidak berpandangan sempit, peka, perhatian, dan seharusnya harus hal utama adalah BERIMAN. Waduuuh ~ memimpikan banget punya keluarga bahagia dunia akhirat.
Hehe.. bukan requirement lowongan kerja lohh..
Iya. Saya sangat selektif dalam hal kepribadian dan perilaku daripada harta dan tahtanya. Eaaaa..
Bukan berarti saya nggak pingin kaya. Nggak munafik, mana ada yang mau perempuan sama laki-laki malas apalagi nggak bekerja.
Tapi saya nggak frontal pingin sama anaknya pengusaha atau pejabat biar otomatis kaya.
Tapi akan lebih baik kalau dia kaya saat sembari berjalan menata hidup dengan saya (eaaa).. Maksudnya, kaya atas usahanya sendiri. Untuk kaya karena orang tuanya ini bukan suatu permasalahan yang diributkan lah. Dan kaya itu 'dalam kurun' selalu berkecukupan, bisa memenuhi kebutuhan. Alhamdulillah jika berlebihpun semoga tetap di sadarkan Allah untuk bisa berbagi.
Kan orang kaya juga harta-hartanya dimintai pertanggung jawabannya, sehingga kaya juga harus hati-hati.
Mengenai Iman. Ini sebernarnya satu hal yang harus diperhatikan dan utama. Tentu sebagai orang Islam aku maunya menikah dengan orang Islam, tidak masalah dia berasal dari suku, bangsa atau ras manapun, karena dalam Islam tak ada hukum membedakan hal seperti itu, sehingga hal yang harus sangat di perhatikan adalah HANYA ke Islam annya.
Islam yang seperti apa? Bisa dilihat bahwa orang yang menyandang status 'Islam' ini beraneka ragam sifatnya. Mulai dari ada yang sepilis, sekular, liberaris, radikal yang ke semuanya berbahaya, mereka maunya agama yang mengikuti hawa nafsu mereka, bukan mereka yang taat pada agama. Ini kudu di hindari dari pada generasi kita nanti ikutan melenceng. Kenapa begitu? Karena masing-masing maunya pakai jalan pemikiran sendiri, nggak mau ngikutin Sunnah Nabi yang sudah tertera jelas karena godaan duniaaaaa oh duniaaaa ~
Saya mau yang Islam nya benar dan taat sesuai perintah Allah dan amanah Nabi Muhammad. Biar jadi imam bagi saya nanti. Suami adalah pemimpin yang harus di taati. Kalau dia sendiri nggak benar, gimana keluarganya? Saya sendiri merasa belum cukup iman tapi sangat ingin menjadi orang yang beriman. Kalaupun imannya setara denganku bisa belajar bersama. Bahkan jika takdir menuliskan aku bersama dengan seorang MUALAF.. Yaitu orang yang baru saja masuk Islam, saya pun tak mempermasalahkan. Asal dia komitmen menjalankan dengan teguh, masuk Islam karena Allah, karena ia mau menyelamatkan diri dari urusan dunia akhirat, bukan alasan lain apalagi hanya agar bisa menikah denganku.
Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS.8:24)
Mencari teman hidup, ajak bicara hati. dia akan mengajak kita ke surga atau neraka. jangan silau rupa, harta benda itu semua akan sirna.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.. (QS. 66:6)
Taat dengan Allah nggak sulit. Tapi hawa nafsulah yang kadang sulit di kendalikan. Karena perintah Allah nggak ada yang susah, hanya karena hawa nafsu yang sering melawan.
Jadilah ia suami yang amanah.. Menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh, Mencari nafkah untuk keluarga dengan halal dan jujur, berbakti pada dua orang tuanya dan orang tuaku, serta hanya padaku setia menyayangi, menjaga dengan tulus ikhlas sampai mati karena mengharap ridho Allah.
Lalu jadilah aku istri yang amanah pula. Taat menjalankan perintah agama, taat dan menjaga diri ketika tidak ada suami, menjadi sekolah awal yang baik bagi anak-anakku.
Ketika kau mengajari lelaki, maka kau memperbaiki lelaki itu. Tapi ketika kau mengajari perempuan, maka kau memperbaiki generasi.
“Lakukanlah ketaatan pada Allah dan hati-hatilahlah dengan maksiat. Perintahkanlah keluargamu untuk mengingat Allah (berdzikir), niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari jilatan neraka”. (Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma )Itu semua masih 'mimpi' yang harus di usahakan lewat ikhtiar, banyak doa, dan istiqamah.
InsyaAllah.
Meskipun saat ini aku sedang kehilangan kepercayaan pada laki-laki, bahkan sudah sulit jatuh cinta lagi. Aku yakin karena Allah sedang menjaga hatiku untuk jodoh yang terbaik yang tetap aku impikan, semoga ia pun sedang menanti saat terindah itu nanti hanya denganku ♥
Wassalamualaikum.