Second Menu

Pages

Selasa, 11 Maret 2014

Ketika Agama dan Adat Budaya tak selaras

Syara[*] janganlah bercampur adat..
Adat janganlah dijadikan Syara..
Tapi pabila adat sesuai syara..
Pastilah Allah meridhoi kita..
(Dimbil dari lirik lagu anak2.. hehe)

*Hukum syara' adalah seperangkat peraturan berdasarkan ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku serta mengikat untuk semua umat yang beragama Islam. 
-----------------------------------------------------------------
Assalamualaikum..

Tidak dipungkiri bahwa manusia diciptakan dalam keadaan dan kondisi keluarga yang berbeda-beda. Entah itu Islam atau bukan, dia juga akan mempunyai identitas suatu ras, suku maupun bangsa.

Ras dan Suku ini akan punya suatu ciri khas dan adat istiadat yang berbeda-beda lagi sekalipun mereka menganut agama yang sama bahkan dalam negeri yang sama. Tak heran bahwa ini akan menimbulkan satu perbedaan asas lagi diantara masing-masing penganutnya. Disebabkan oleh bedanya tradisi dan tata cara dalam suatu peristiwa dan lain-lain, inilah permasalahan yang sudah biasa ada diantara masyarakat.

Dalam suatu hubunganpun tak cukup ada beda agama yang menjadi masalah, beda ras, suku bahkan beda warna kulit saja sudah seakan menjadi sekat pemisah.

Karena agama Islam pun dianut oleh segala umat yang berasal dari negara, suku, ras dan daerah manapun, maka bisa dilihat, kebiasaan yang mereka lakukan untuk menanggapi suatu peristiwa bisa jadi berbeda sekalipun mereka mempunyai pegangan utama yang seharusnya sama, Al-Qur'an dan Sunnah.


Tapi kemudian jika sudah berkomitmen dengan agama Islam, yang perlu diketahui adalah apa yang di lakukan dalam suatu adat itu harus dipilah-pilah. Sesuai atau tidak dengan ajaran Islam? Karena Adat dan Budaya sepenuhnya 'ciptaan' manusia yang dihadapan Allah tidak luput dari salah dan dosa. Tidak menghakimi Adat dan Budaya itu tidak boleh dilakukan dan dilarang. Tapi hindari yang bertentangan dengan agama. Itu saja.
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.  (QS. 4:59)
Jadi sesuai dengan ayat diatas. Kita memang harus menaati ulil amri atau pemimpin diantara kita. Entah itu walikota, kepala desa, nenek moyang, orang tua tetapi jika kita merasa ajakannya tidak sesuai dengan hukum Allah maka tidak perlu di ikuti dan kita cukup menaati apa yang benar saja.

***
Chinese dan Penyembahan arwah leluhur

Saya sedikit terhenyak mendengar cerita paman saya yang seorang keturunan cina, yang memang tergolong cina totok, mantan penganut satu agama yang banyak dianut di negara cina/taiwan, namun sejak lama sudah masuk Islam. Notabene, orang cina itu orang-orang yang paling kuat menjaga tradisi dan adatnya hingga kebanyakan orang ber-ras ini lebih mengutamakan nilai adat rasnya ketimbang agama.

Gambar ilustrasi, mereka bkn paman&bibi saya. Hehe
Entah apa hal itu masih melekat kuat pada paman saya, sehingga ketika ada perayaan atau suatu acara yang tak tahu apa di keluarganya yang syarat akan budaya chinesenya itu, diapun masih ikut ritual yang entah apa dengan membawa dupa dan berpakaian ibadahnya lalu menyembah-nyembah apa lah.. Menurut sebagaian orang sih bentuk penghormatan pada arwah leluhur. Huaduuh..

Untuk menyambung silaturahmi pada keluarga non-muslim dalam Islam sama sekali tidak dilarang bahkan dianjurkan sekalipun mereka sudah berbeda akidah jauh dengan kita, karena bagaimanapun mereka adalah saudara sedarah atau bahkan orang tua. Kita diwajibkan berhubungan baik dengan mereka dalam perkara duniawi saja. Tapi yang perlu diperhatikan adalah kita harus memahami perkara akhirat yang tentu ada batasannya karena ini menyangkut ajaran agama yang kita harus pilah lagi jika sudah ada perbedaan yang sudah tidak bisa dihindari lagi.

Contohnya saja salah satu Mualaf cina lainnya, Ustadz Felix Siauw. Ia satu-satunya Muslim di keluarganya. Kalau keluarganya merayakan Natal, maka ia datang mungkin hanya sekedar meramaikan atau ingin bertemu keluarga besarnya. Maka dia hanya sekedar datang tanpa mengikuti ritual perayaan bahkan tanpa sekedar mengucap 'selamat natal'. Selama ia menjelaskan apa yang ia yakini pada keluarganya, maka keluarganyapun mencoba mengerti apa yang sedang di anut anaknya tersebut.

***

Ritual memanggil arwah dengan sesajen dan sholat???? Dan kebiasaan mendatangi dukun untuk alasan kesehatan, keselamatan dll..
 
Ada lagi acara di TV yang mempertontonkan proses seseorang yang ingin berbicara dengan arwah. Sepintas saya lihat acara berbau mistis itu ada seorang peran utama pemanggilan arwah itu yang jelas sekali bahwa dia orang Islam karena ia melaksanakan ibadah sholat, fatalnya ia melakukannya di kuburan kemudian memberi sesajen yang katanya ia tujukan pada arwah. Gubraakkk ~ Ini dukun kali? Praktek seperti itu jauh dari Islam. Itu merupakan salah satu perbuatan Syirik, yaitu menyekutukan Tuhan yang dosanya tidak akan  diampuni Allah SWT.

"Bumi adalah tempat bersujud, kecuali kuburan dan tempat mandi". (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dll).

Sementara pemanggilan arwah itu sungguh sangat antik jika disandingkan dengan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah.  Sebagai seorang muslim seharusnya kita tahu bahwa arwah orang yang sudah meninggal itu sudah dikunci oleh Allah SWT dan sudah tidak ada berkeliaran di dunia atau disebut gentayangan.  Kalaupun ada sesuatu yang gaib menyerupai orang yang sudah meninggal, maka itu merupakan jin yang menyerupainya.

Bukankah sudah pernah ada acara lain yang sejenis dengan ini tapi dia menyingkap fakta misteri dengan cara yang tidak sesat. Yang menyebutkan peristiwa artis Nike Ardila beberapa kali terlihat gentayangan di daerah makamnya, tapi setelah roh gaib itu dipanggil dan merasuk di tubuh manusia dan ditanyai dia awalnya memang mengakui dia Nike Ardila, tapi setelah dipaksa mengaku oleh Ustadz yang menanyai, iapun mengaku ia hanya jin yang menyerupai artis 90 an itu untuk menggoda manusia.

Jadi jangan mencampur adukkan ajaran Islam dengan ritual syirik, sehingga tidak menimbulkan fitnah bahwa Islam itu mengajarkan perdukunan. Hiii ~ Itu justru syirik sekali. 

Karena sebagian orang yang juga orang Islam seperti merasa biasa saja mendatangi dukun untuk alasan-alasan tertentu yang kebanyakan sih agar bisa menghindari kemelaratan dan kesengsaraan padahal..

SIMAK HUKUM DUKUN DALAM ISLAM BERIKUT..

"Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!". Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa tujuh perkara itu?". Beliau bersabda, "1. Syirik kepada Allah, 2. sihir, 3. membunuh jiwa yang Allah mengharamkannya kecuali dengan haq, 4. makan riba, 5. makan harta anak yatim, 6. lari dari peperangan (sebagai pengecut), dan 7. menuduh wanita mu’minah yang baik-baik berbuat zina". 

Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang datang kepada dukun (tukang ramal), lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam". [HR. Muslim juz 4, hal. 1751] dan  sungguh dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW". [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 10, hal. 76, no. 10005]

Oleh karena itu, janganlah mengharapkan dari yang lain kecuali penciptamu wahai manusia. Resapi ayat berikut :   

***

Ada lagi nih, orang keturunan Arab yang punya toko obat-obatan Islami ketika membuka tokonya ternyata dia menyiapkan dupa-dupa atau sesajen beralasan 'Allah kan suka yang wangi-wangi'. Emang ada ya ajaran gitu (_ _'')

Allah sama sekali tak mengharapkan persembahan apapaun dari makhlukNya karena sesungguhnya Ia yang memiliki segalanya yang ada di langit dan bumi. Ia tak meminta apapun selain menyuruh kita taat beribadah untuk kebaikan pada kita sendiri.


***
Selain yang diatas sebenarnya masih banyak praktek-praktek syirik atau kekufuran yang dilakukan orang-orang Islam yang seharusnya tahu bahwa itu tidak sesuai dengan ajaran Tuhannya.  Seperti halnya menyakralkan benda tertentu seperti memandikan keris dan sejenisnya, memberi persembahan makanan untuk leluhur di tahun baru. dll 

Sekalipun itu diajarkan dari orang tua atau kebiasaan sejak nenek moyang, sebagai generasi yang bisa mempelajari yang mana yang benar dan salah secara mandiri hendaknya kita bisa memilah yang baik untuk diri kita dan menyebarkan pada yang lain karena semua itu kebanyakan merupakan peninggalan ajaran paganisme dan dinamisme yang sangat jauh nyelentang dari Islam.
"Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada contohnya dari kami, maka amalan itu tertolak." (Muslim, 1718)
Islam kan agama yang kuat Tauhidnya dan anti syirik. Jadi kepercayaan sepenuhnya pada yang Esa. Kita tidak boleh percaya sesuatu kekuatan yang bisa memberi selain Allah. Tidak boleh meminta dan berdoa selain kepada Allah. Kita tak perlu buru-buru ingin mengetahui masa depan yang telah menjadi suatu keketatapan yang hanya Allah yang tahu lalu pergi ke paranormal.

Allah tidak membutuhkan makanan seperti pemberian sesajen, kita cukup berdoa seperti dengan cara yang telah ada. Ingin toko laris ya tinggal banyakin sholat dhuha atau tahajud, banyak sedekah, ya.. cara yang masuk akal saja.

Sekalipun malaikat itu ada, sekalipun malaikat sangat hebat di pandangan kita, ia mempunyai kemampuan yang luar biasa, tentu saja tidak untuk di sembah. Sekalipun orang Islam menjadikan  Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang sangat kami sanjung dan merupakan role model of life , beliaupun tidak kami sembah. Melainkan menjadikan beliau sebagai panutan yang sangat dihormati, diikuti dan diingat sepanjang masa. 

Sekalipun dukun atau pesugihan benar-benar memenuhi keinginanmu, ingatlah bahwa itu cara yang salah. Itu menyebabkan murka Allah..Karena apa yang kau dapat selain dari Allah itu merupakan harta yang bathil. Pasti syaitan yang membantu.. Percaya lah Allah akan mendatangkan nikmat jika itu baik untukmu. Dan jika masih menunda, itupun juga dengan alasan yang baik..

Toleransi bukannya ikut-ikutan dengan kebablasan dan justru terjebak dalam kekufuran. Sebagai Muslim harusnya kita menyampaikan bahwa perayaan semacam ini adalah salah. Dan kalaupun toleransi, bukan berarti mengorbankan aqidah kita, mari kita ingat pesan Rasulullah
”Sungguh kamu akan mengikuti (dan meniru) tradisi umat-umat sebelum kamu bagaikan bulu anak panah yang serupa dengan bulu anak panah lainnya, sampai kalaupun mereka masuk liang biawak niscaya kamu akan masuk ke dalamnya pula”. Sebagian sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasrani-kah?” Beliau menjawab: ”Siapa lagi (kalau bukan mereka)?” (HR Bukhari dan Muslim)

Sekian yang bisa saya sampaikan. Maaf penulisan masih rancu, masih belajar meruntut teori dari pelajaran yang sudah saya tangkap dari ahlinya..
Semoga bermanfaat.
Wassalam..
Syara’ adalah seperangkat peraturan yang berupa ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku yang bersifat mengikat untuk semua umat yang beragama Islam. - See more at: http://ipdia.blogspot.com/2013/06/hukum-syara.html#sthash.t9SYdzul.dpuf
Syara’ adalah seperangkat peraturan yang berupa ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku yang bersifat mengikat untuk semua umat yang beragama Islam. - See more at: http://ipdia.blogspot.com/2013/06/hukum-syara.html#sthash.t9SYdzul.dpuf
Syara’ adalah seperangkat peraturan yang berupa ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku yang bersifat mengikat untuk semua umat yang beragama Islam. - See more at: http://ipdia.blogspot.com/2013/06/hukum-syara.html#sthash.t9SYdzul.dpuf
Syara’ adalah seperangkat peraturan yang berupa ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku yang bersifat mengikat untuk semua umat yang beragama Islam. - See more at: http://ipdia.blogspot.com/2013/06/hukum-syara.html#sthash.t9SYdzul.dpuf
Syara’ adalah seperangkat peraturan yang berupa ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku yang bersifat mengikat untuk semua umat yang beragama Islam. - See more at: http://ipdia.blogspot.com/2013/06/hukum-syara.html#sthash.t9SYdzul.dpuf
Syara’ adalah seperangkat peraturan yang berupa ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku yang bersifat mengikat untuk semua umat yang beragama Islam. - See more at: http://ipdia.blogspot.com/2013/06/hukum-syara.html#sthash.t9SYdzul.dpuf
Syara’ adalah seperangkat peraturan yang berupa ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku yang bersifat mengikat untuk semua umat yang beragama Islam. - See more at: http://ipdia.blogspot.com/2013/06/hukum-syara.html#sthash.t9SYdzul.dpuf
Syara’ adalah seperangkat peraturan yang berupa ketentuan Allah tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku yang bersifat mengikat untuk semua umat yang beragama Islam. - See more at: http://ipdia.blogspot.com/2013/06/hukum-syara.html#sthash.t9SYdzul.dpuf