Second Menu

Pages

Sabtu, 17 Januari 2015

Fitrah hidup Laki-laki VS Perempuan

Assalamualaikum..

I'm not own this picture :)
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan jenis perempuan” (Q.S. Al Hujurat : 13).
Vs? Versus? Bukan dalam artian mau bertanding, jotos-jotosan atau bagus-bagusan, hehe. Tapi dalam pembahasanan ini kita akan membahas dalam konteks 'justice' atau keadilan. Secara hukum? Undang-undang? Nope. Tapi berdasarkan hukum Tuhan yang telah menciptakan kita beserta fitrah kehidupan yang seharusnya dijalankan dengan baik. Siapa yang lebih mengetahui tentang diri kita?? Of Course our Creator.. The Only, The Almighty Allah SWT :)

Saya biasa menuliskan suatu topik pada blog ini biasanya karena melihat suatu kenyataan dan merasa perlu adanya pembahasan dan pemahaman oleh beberapa orang. Selalu saya tegaskan, saya tidak dalam posisi pantas untuk menggurui, tapi lebih ke mengajak berpikir sebagai orang yang belajar. Karena banyaknya melihat ketimpangan mengenai hal itu, kemudian saya belajar dari beberapa sumber yang Insya Allah shahih dan ingin menyampaikan pada siapapun yang membaca karena saya cinta kalian semua.. hihi. Biar sama-sama paham dan tidak salah mengerti dan menghakimi kehidupan. hehe

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (Qur'an. 4:34)
Sering dengar nih kata-kata orang begini, "Enak ya jadi cewek.. begini begitu."
Satu sisi pun banyak pula yang berkata, "Enakan jadi cowok ya.. begini begitu."

Banyak juga seruan para aktivis yang memperjuangkan kesetaran gender, yang ngga ketinggalan untuk mengkritisi ajaran-ajaran Islam yang dianggap nggak pro perempuan. Okelah, Sebagai seorang muslimah, wanitanya Islam yang dianggap orang diluar sana mendapatkan ketidak adilan, saya mencoba korek-korek cari pencerahan yukkk ~

Mau disetarakan bagaimana sis? Secara ilmiah saja, menurut penuturan ilmuwan yang tidak bawa-bawa nama agama, secara singkatnya itu mereka bilang kalau laki-laki dan perempuan itu kesamaannya hanya 'sama-sama manusia'.


Secara psikis, psikologi, kemampuan retina mata melihat, sudut pandangnya, cara berpikir, tenaga dll.. Berbeda. Men are from Mars, Women are from Venus. Mereka sampai memberi judul buku mereka seperti itu.

Jadi jangan heran juga kalau Allah SWT menurunkan fitrah, kewajiban dan keistimewaan yang berbeda-beda namun sebenarnya setara. Tidak perlu iri-irian. Allah SWT menurunkan hukumnya beserta fitrah tetap  yang sudah diciptakan begitu.

PEMBAHASAN :

1. Beratnya perintah wanita menutup aurat kecuali wajah dan tangan, Pria hanya dari pusar sampai lutut?

Kisah yang saya alami sendiri nih. Bukan sepenuhnya mau membahas mengenai aurat, tapi lebih ke kewajiban masing-masing kepada Tuhannya. Tadinya kan saya nggak berhijab, dan berhijab 2 tahun lalu dengan berbagai reaksi dari orang sekitar. Satu teman laki-laki yang rada nggak disaring kalo ngomong mengomentari :

Mr. X : "Hahaha.. ribet ya jadi cewek. Kudu menutup aurat gitu. Pakai baju panjang dan longgar.. Susah banget. Untung nggak jadi cewek."

Aku : (Keringet gede)

Yakin banget sih dia lebih ringan kewajibannya dari perempuan. Ciyuuss?? Kewajiban perempuan apasih??

Ya... sesuai dengan gambar. Kewajiban wanita dia yang harus dia ketahui adalah Sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, menjaga kehormatan (taat suaminya)

Sulit kah? Tidak sulit jika kita mampu mengendalikan hawa nafsu.

Tidak sulit, tapi banyak yang tidak melakukan. Sholat masih bolong-bolong, puasa banyak hutang tak terbayarkan, dan masih banyak yang tidak menutup aurat. Dibanding pekerjaan duniawi, sebenarnya tidak susah. Semua biasa dikorbankan sholat alasan sibuk dengan pekerjaan, nggak kuat puasa dengan alasan pekerjaan yang berat, dan nggak mau menutup aurat dengan alasan susah cari pekerjaan. Semua karena urusan dunia yang lebih memberatkan.

Lalu.. bagaimana dengan kewajiban laki-laki. Taukah engkauu??

a. Laki-laki itu pemimpin perempuan. 
Menjadi pemimpin bukan perkara mudah, pemimpin dengan segala sesuatu yang akan dipertanggung jawabkan kelak. Lalu tahukah bahwa dia memimpin 4 wanita sekaligus? Ibunya, Istrinya, Saudara kandung perempuannya, dan anak perempuannya.

Memimpin bagaimana?
Mendidiknya, membimbingnya, dan menyuruhnya pada perkara baik. Tahukah jika seorang wanita bersalah di akhirat kelak.. Ayahnya, suaminya, saudara perempuan dan anak perempuannya lah yang ikut ditanya. Kira-kira yang ditanya : Apa kau sudah mendidiknya dengan baik, kenapa dia bisa sangat bersalah, kenapa dia tidak menutup auratnya, kenapa kau biarkan dia berlaku seperti itu.. dll.

Keempat perempuan itupun bisa menjadi penyebab terseretnya lelaki itu ke neraka. Berat bukan?
Kenapa begitu? Kenapa dosa orang lain dibebankan pada keluarganya?
Sebenarnya bukan membebankan dosa perempuan pada lelaki itu, tapi laki-laki punya kewajiban untuk mendidiknya, sebagaimana perempuan mempunyai kewajiban tersendiri juga. 
Akal perempuan setengah dari akal laki-laki, karena perempuan punya masa 'libur' dalam beribadah. Maka dari itu tugas laki-laki lah yang mendidiknya.

Seorang guru bercerita. Ibaratnya, laki-laki yang berijab kabul dan mengatakan, "Saya terima nikahnya.." Itu bak berbicara, "Maka aku tanggung dosa-dosanya si calon istri dari ayahnya, dosa apa saja yg telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yg berhubungan dengan calon istri, aku tanggung.."
Maka dari itulah, tugas dan kewajiban laki-laki sebenarnya cukup berat.

Lalu bagaimana jika wanita itu sudah dididik dan diperingatkan lelaki namun tetap berperingai buruk?
Maka kala itu sudah gugur tugas laki-laki karena telah mendidik, dan urusan tidak dipatuhi maka  kesalahan ditanggung sendiri oleh wanita itu yang tidak mau taat.
Intinya, harus mendidik! Dia patuh syukur Alhamdulillah, kalau tidak ya resiko ditanggung sendiri.

Maka dari itu, ada hadits berbicara :


Wanita dinikah karena 4 hal : kecantikannya, hartanya, keturunannya dan karena agamanya. 
Pilihlah yang mempunyai/berpegang teguh dengan agamanya, niscaya engkau beruntung (selamat).
(HR. Bukhari & Muslim)







Kenapa lelaki yang menikahi perempuan tegus agamanya akan beruntung? Karena Insya Allah mereka sudah mengetahui ilmunya dan keutamaan menjadi istri dan ibu yang baik.  Dia mengerti posisinya sebagai pelengkap agama suami, menghormati suami, menghargainya bagaimanapun keadaannya dan penyemangat kesuksesan suami. Dia akan rela mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang berat dibanding keegoisannya menjadi wanita karier yang tidak punya waktu. dll.. Karena dalam Islam ada tuntunan seperti itu yang membawa surga sehingga mereka ridho melakukannya, seperti misal 
Menjaga amanah suami.
- Kaum wanita (para istri) wajib menjaga kehormatan dirinya, ia tidak dibenarkan menjalin “keakraban” dengan laki-laki lain. 
- Menjaga penampilan agar tetap menarik di depan suami saja.
Menghargai kelebihan dan menerima kekurangan suami. dll

b. Laki-laki wajib memberi nafkah

Cewek nggak bekerja? Nggak masalah.  Meski termasuk saya juga ingin mandiri secara finansial.  Bekerja juga nggak masalah selama tidak melanggar norma agama dll. Tapi itu bukan keutamaan dan kewajiban perempuan.  Karena itu adalah tugas laki-laki.  Wajib! Memberi nafkah pada keluarganya bagi seorang lelaki adalah kewajiban sekaligus harga dirinya. Nafkahnya juga menjadi sedekah dan juga jihad. 

Suami wajib memberikan nafkah pada istri, tapi istri tidak. Walaupun begitu istri boleh membantu. Haram bagi suami bertanya pendapatan istri, lebih-lebih lagi menggunakan pendapatan isteri tanpa izin. Mempunyai pekerjaan menjadi keharusan, bekerja menjadi kewajiban, dan itu juga bukan perkara yang mudah.  Menguras tenaga dan pikiran, tapi itu sudah difitrahkan padanya. 

Dan lainnya saya akan tambahkan jika dapat ilmu lagi. Hehehe.

Masalah aurat..
Tentu saja secara fitrah sudah berbeda.  Apa kita juga menghendaki mereka berjilbab dengan kita? Wanita itu sangat menarik. Bagaimanapun rupa dan bentuknya (jiah), wanita itu menggoda. Iya nggak? Kalau nggak dijaga, maka bisa jadi fitnah, godaan dan berbahaya bagi dirinya sendiri.  

Menutupi aurat itu sangat berguna untuknya.  Menjaga kecantikannya tidak dinikmati sembarang mata, menjaga kehormatan, menghidar godaan yang membahayakan, serta menjaga laki-laki dari melihat yang bukan haknya dan membayangkan yang tidak-tidak.

2. Kenapa warisan perempuan lebih sedikit dari laki-laki?

Jika laki-laki mendapatkan satu bagian, maka perempuan mendapatkan setengahnya. 
Ini juga dianggap ketidak adilan oleh beberapa orang termasuk orang-orang non-muslim.  Tapi pada kenyataannya, kenapa Allah menurunkan hukum seperti ini adalah karena :
Laki-laki dibebankan sebagai penghidup keluarga sehingga penggunaan warisan ini seharusnya termasuk untuk membiayai/ menghidupi keluarganya sementara perempuan digunakan sendiri dan suaminya tidak boleh ikut campur jika tidak di kehendaki.

Padahal, di salah satu kepercayaan kaum ras yang banyak disini saya mengetahui.  Bahwa kaum perempuan sama sekali tidak diberi warisan dan hanya untuk laki-laki.  Kenapa itu tidak dikritisi juga? Bukankah itu lebih kejam?? (_ _'')

***

Pada dasarnya, tugas dan kewajiban masing-masing antara laki-laki dan perempuan berbeda. 
Laki-laki yang mencari nafkah dan mendidik anak istri. 
Perempuan yang merasakan sakit melahirkan, menaati suami. 

Kadang perempuan tidak akan sanggup bekerja banting tulang sepanjang masanya untuk membiayai keluarga. Jika bisa, pasti masalah rumah banyak yang terbengkalai. Karena itu bukan tugas perempuan.

Begitupula laki-laki yang tidak akan sanggup jika seandainya menahan sakitnya melahirkan dan mengurusi perkara rumah tangga.  Karena ini juga bukan tugasnya. 

Islam jelas menyebutkan masing-masing keistimewaan laki-laki dan perempuan serta menjamin haknya.
Apa yang seharusnya di dapat suami dari istrinya, pun sebaliknya apa yang seharusnya di dapat istri dari suaminya. Bagaimana seharusnya suami memuliakan istrinya, dan bagaimana seharusnya istri memuliakan suaminya. 

Dan yang terpenting, bagaimana mereka menyadari bahwa kebersamaan mereka bisa terus sampai di surganya. Bagaimana mereka menjalani pernikahan demi meraih surgaNya, bukan dengan ego masing-masing.  Semua Islam menjelaskan, dan tentu indah jika memang masing-masing ridho melaksanakan tugasnya dengan baik, karena pada intinya mereka punya kedudukan yang sama jika mereka sama-sama beriman.
“Barangsiapa yang beramal shaleh baik laki-laki maupun wanita dan ia seorang mu’min,maka Kami pasti memberi pahala dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka lakukan”.(Q.S. An Nahl : 97).

Sementara itu dulu ya.. nanti kalau ada materi atau ilmu yang teringat akan di share kembali.
Mohon maaf atas pembahasan yang kurang ahli dan awam, karena saya masih harus banyak belajar. Semoga ada manfaat, dan jika ada kekhilafan semoga Allah mengampuni..

Wassalam..