Second Menu

Pages

Selasa, 13 Desember 2016

Nasehat untuk diriku agar kembali ke Tujuan Hidup yang Hakiki

Assalamualaikum...


Mungkin karena merasa banyak dosa, saya jadi berusaha banyak muhasabah akhir-akhir ini. Saya mengakui bahwa iman saya itu lemah meskipun ada. Yups, Ada tapi lemah, kayak hape punya baterai dan bisa nyala tapi gampang lowbatt... Hufft, Astaghfirullah.. 
Saya tidak mau disebut tidak beriman tapi saya mengakui kalau iman saya banyak bolongnya. 

Awalnya iman melompong, kemudian sedikit belajar dan mencoba menanjaki tangga-tangga hijrah yang banyak dan menjulang. Terkadang kita cepat sekali mendaki, kadang pelan-pelan karena sedikit tersengal, kadang sesaat berhenti, duduk-duduk dan mengitari sekitar dengan pemandangan yang bermacam-macam, kemudian kembali ke anak tangga untuk menanjaki lagi anak tangga satu persatu yang tak pernah terkikis dan layu bunga-bunganya.


Yang penting, jangan kembali...
Jangan melengok, terlena lalu pergi jauh dari anak tangga lagi. Jadi lupa tujuan hanya karena ada taman-taman 'artificial' di sekitar, sementara ujung tangga yang hendak kita tuju itu ada taman terindah dan paling indah yang pernah diciptakan. 

Itu sih perumpamaan saya saja. Ibarat tangga, tahap pematangan iman itu memang banyak, panjang dan bisa dibilang seumur hidup. 

Tapi kadang karena banyak godaan dan manusia adalah tempatnya lupa dan salah, tak banyak manusia yang bisa istiqomah tetap berada di jalur dan mendaki dengan cepat.
Kebanyak keluar jalur dan melupakan, hanya teringat sedikit peraturan tapi tak berjalan di tempatnya... 

Oke... apa sih maksud saya menulis ini...?
Saya menulis ini untuk mengingatkan diri saya sendiri, bahwa tujuan hidup saya adalah Allah.


Mau hidup lagi menderita maupun berlimpah, tujuannya tetap sama!

Hidup saya bukannya sedang pada tahap berhura-hura, jujur saja hidup saya lebih baik dalam taraf 'duniawi' saat ini.  Saya punya pegangan duniawi yang meski bukan yang berlebih-lebih tapi 'cukup' dan menyenangkan. 

Saya berada di negara jauh untuk 'mengadu nasib', istilahnya. Belajar di negeri orang beralasan untuk bisa mendapatkan penghidupan yang baik saat kembali di Indonesia. Mendapat pengalaman dan juga banyak kesempatan bagus. 

Yaps, disini saya bisa menjalani banyak hal yang nggak bisa saya lakoni di Indonesia. Mendapatkan banyak hal yang membuat saya harus bersyukur mungkin ribuan kali dalam sehari. 

Tapi kadang karena melihat kesempatan-kesempatan bagus yang lewat di depan mata, ada tersirat ingin terjun lebih dalam, tanpa memperhitungkan lagi apakah itu seimbang dengan tujuan hidup saya yang sebenarnya?

Kalau saya terlalu sibuk dengan ini semua, apakah Allah akan meridhoi? Usaha memang perlu, usaha sama sekali tidak dilarang, tapi kalau saya terlena di dalamnya kemudian banyak hal yang sebenarnya tidak dibenarkan, meski akan membuat saya punya banyak uang, punya banyak relasi, dll...

Sementara tujuan saya sebenarnya pada umumnya... 
Menjadi orang yang baik dihadapan Allah yang kemudian baik kepada orang entah itu dipandang baik atau tidak oleh orang, intinya kudu punya hidup berguna untuk orang demi mengharap ridho Allah.

Setan tidak akan berhenti menggoda kita sampai terseret ke dalam neraka bersama mereka. Serem yaaaa....

Makanya seberapa kita sudah merasa dalam titik aman sebuah iman, jangan dulu berpuas dan berbangga dulu. Karena dengan kencangnya godaan dari populasi setan yang nggak kalah banyak, maka kita kudu memastikan kalau pegangan kita sudah kuat di setiap langkah, kalau longgar dikit, bisa menggok dikit, sekali menggok dikit bisa kebablasan.

Percaya nggak percaya, saya pernah mendengar kisah tentang penghafal Al-Qur'an yang akhirnya tergoda untuk berzina, kemudian dalam kenyataan kita aja, banyak mantan hijab, banyak yang buka hijab lalu jadi roooock ~ Sedahsyat itu ya godaan setan, menakutkan.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi (QS. Al-Ankaboot:2)

Maka dari itu ada istilah 'Istiqomah', setelah menemukan hidayah dan proses hijrah yang cukup sulit karena kita harus merubah pemikiran dan kebiasaan yang sudah lama dilakoni, maka istiqomah alias mempertahankan perubahan itu adalah tahap 'selamanya' yang paling susah.  Allah akan bernar-benar menguji dimana antara hamba-hambaNya yang paling 'setia' yahh... istiqomah ini sama istilahnya sama setia kali yaaa...

Seperti dalam hubungan atau pernikahan, keputusan seseorang untuk menikah sudah baik tapi perjuangan dimulai dari sana, menikah bisa jadi jalan kemuliaan dan ibadah, tapi setelah kesetiaan dan komitmen bisa dibuktikan sampai akhir hidup, begitu pula iman, sebelum kita mati dengan iman yang baik, sebelum digelari Allah sebagai orang 'khusnul qatimah' maka kita belum bisa dibilang berhasil dalam kehidupan ini.


Memanglah aku pun manusia akhir jaman, entah kenapa hati ini ini bisa keras sesekali atau bahkan berkali-kali, nggak malu sama Allah. Menikmati rahmatNya tanpa mengindahkan ayat-ayatNya yang sempat kulantunkan dengan mulutku sendiri dan juga sempat kuresapi dalam hati. Terkadang aku sadar, aku mengingkari apa yang dulu sudah kupahami, dan sempat aku jalani. Aku tahu saat itu hatiku damai, tapi duniawi ini kadang juga membalut hatiku, merasa ini juga kesejukkan yang hakiki.

Mungkin aku tertipu dengan dunia, Allah memberi apa yang kuminta tapi setan terus berusaha menggodaku dikeadaanku yang sudah berbeda, ada dua jalan dihadapanku. Survive dengan jalan Allah yang disini makin terasa berat atau sedikit mengabaikan saja dengan perlahan-lahan terbawa ke jalan setan. Semua mulai kabur di pandanganku, yang kulihat hanya tujuan duniawi, aku merasa sisi buruk dariku yang lahan-lahan sudah mati-matian ku hilangkan bisa muncul lagi karena keadaan disini terlihat sah-sah saja dan sewajarnya...

Aku pun tak bisa lama bersimpuh memohon ampun dan meminta petunjuknya, pikiranku seperti sudah di silaukan dan dialihkan dengan kesibukan lain yang silih berganti. Tak adapula ketenangan untuk ibadah, tidak banyak ajakan untuk

Wahai diriku...
Kamu tidak dipuncak gunung kejayaan, jangan berbangga, jangan pula sombong ...
Ingatlah ketika Allah pernah mengambil apa yang kau miliki dan kau banggakan.
Saat itu kau sadar bahwa dont take anything for granted
Pun tidak juga di jurang kehidupan, jangan berputus asa dan banyak-banyaklah bersyukur...

Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan

Ingatlah kalimat Al-Qur'an di surat Ali Imran ayat 185 yang selalu kau ingat setiap kau tahu kau sedang terlena akan keindahan dunia yang menyenangkan hatimu. Bersyukurlah ketika kau dapat menikmati indahnya dunia ini, tapi jangan membiarkannya menguasai nafsumu...

Kau tahu hidup bukan sekedar 'begini saja'. Kau tahu kenapa alam semesta dan isinya ini ada, bukan untuk kau lakoni semaunya karena kau tahu akan kematian, tapi sebaliknya...

Kau tahu semua ini akan berakhir maka kalau kau terus terlena kau bisa merasakan akibatnya yang menyebabkan penyesalan besar tiada akhir.

Hari ini kau hidup jauh dari Masjid, yang mungkin bisa mengingatkanmu tentang agama, jauh pula dari keluarga yang mempedulikan keadaan hatimu, tapi kau tahu kau selalu dekat dengan Allah, kau bisa bersimpuh dimanapun kamu berada. Mintalah Allah menjaga hatimu, agar selalu ditunjukkan dan pula diberi kebaikan dengan ridhonya agar kau menikmati semua ini bukan sebagai ganti kenikmatan di surga yang tidak kau dapat lagi. Padahal surgalah tujuan utama hidupmu, bukan sekedar surga dunia...

Maaf aku harus memilih pemimpin muslim..

Assalamualaikum...



Ditengah kesibukan yang tiada henti, saya yang sedang studi diluar negeri tentu saja masih kepo atau mau tidak mau mengetahui tentang isu di negara sendiri. 

Mungkin memang sudah suratan, semua ini terjadi tidak lain karena hidup ini memang hakikatnya 'ujian'. Sedikit banyak jadi terlihat siapa yang hidup untuk apa, dan siapa yang hidup bagaimana. 

Isu politik yang campur aduk dengan agama.. 
Apakah nggak ada kaitannya?? Atau nggak boleh dikaitin?
Yang bener adalah memang ada kaitannya dan harus dikaitkan. 

Aku bukan mau ngajari lohh... Tapi mau curhaaaaattt... Karena meski ilmu agama saya itu masih level bawah, tapi saya percaya diri berkata bahwa saya punya iman dan kecintaan yang besar pada agama saya...

Jangankan politik, bisnis online aja masih pake aturan agama kok, kalau nggak, kalau kalau saling tipu gimana? Penipuan kecil yang nggak tersentuh hukum tetap aja terhitung dosa secara agama, kalau ngerti agama, dijamin semua akan aman, karena dalam Islampun diatur hukum jual beli. 

Dan masih banyak hal lagi yang semuanya diatur agama, termasuk soal makan dan tidur. Nabi Muhammad mengajarkan atau menganjurkan kita kalau makan pakai tangan kanan, makan buah itu sebelum makan nasi, memulai makan sebelum sangat lapar, berhenti makan sebelum terlalu kenyang, bersihkan tempat tidur sebelum tidur, tidurlah menghadap kanan dan lain-lain... 

Itu semua ada manfaat untuk kita... ada ilmunya ada efek baiknya. 

Atau hal apa aja deh, soal mandi, pekerjaan, pernikahan... Semua ada di agama Islam, apalagi soal memimpin wilayah yang orangnya ribuan, ratusan ribu atau jutaan. Namanya rakyat yang butuh pemimpin itu berarti dia ingin ada sosok yang mengatur, membangun tidak hanya soal fasilitas tapi juga akhlak rakyat dan lainnya. 

Lihat saja ibu Risma, walikota Surabaya yang dengan tegasnya menutup kawasan lokalisasi yang sudah berdiri puluhan tahun (atau ntah sih berapa tahun), nah sikap bu Risma ini demi apa? Demi membantu memperbaiki kebiasaan buruk dan moral rakyatnya, menghindarkan dari zina. Meski nggak dijamin juga karena mereka bisa datang ke tempat lain, tapi ini sudah jelas ini merupakan upaya beliau untuk 'membasmi' tempat-tempat merusak moral rakyat. Ini adalah satu langkah nyata pemimpin yang bermoral dan berakhlak Islami. Menegaskan bahwa tak layak ada tempat seperti ini di Indonesia. Menegaskan jati diri negara juga.

Naaaahhh... berseberangan dengan bapak blabla yang dan notabene 'pemimpin ibukota' pertama yang beragama selain Islam yang pernah bilang mau melegalkan minuman keras dan mau bikin tempat judi tandingan Casino di Singapura, entah apa maksudnya atau mungkin punya impian Indonesia jadi 'the next singapura'..

Iya banyak yang bela banyak perubahan setelah dia jadi pemimpin, pasar yang kotor jadi bersih, sungai yang kotor jadi bersih, tapi eh tapiiiii.... masak moralnya bangsa mau dikotorin sih bang?? Eh pak?? 

'Alkohol itu gak memabukkan kok kalau diminum sedikit.' Katanya
'Minum es teh 2000 an udah seger bugar kok pak.' jawabku. 

kkkk

Ntah lah kayaknya sengaja bingit gitu mau mancing-mancing orang muslim. Atau entah maunya apa hanya dia yang tahu, mbok ya punya kebijakan lain, "Saya mau bikin pabrik pop ice dalam botol kek atau apa kek..." kenapa kok yang diajukan itu sengaja banget hal yang 'di ogahin' sama orang muslim, why pak why... 

Dan saat itu tampaknya orang muslim cuma bisa berkoar-koar tetangga, nulis web dan blog ala aku, atau bercuap-cuap di sosmed...  

Belum lagi gaya bicaranya yang kasar, bukan tegas sih kalau menurut saya, tapi kasar dan bahkan nggak segan mengeluarkan kata kotor, saya speechless. Dari awal liat dia naik jabatan saya juga udah nggak suka, tapi apa daya sayapun tetap melanjutkan hidup tanpa memikirkannya (gubrak), tapi mengetahui cara dia berbicara dengan rakyat, makin-makin saya nggak suka. Sama temen yang suka ngomong kasar aja saya risih apalagi pemimpin, ampun-ampun... 

Daaaannn... Akhir-akhir ini... 
Sedang panas isu penistaan agama, penistaan Al-Qur'an...
Di bodohin lah dibohongin lah... 

Sebelum kontroversi ini saya pernah sih dia menghina agamanya sendiri,  juga bilang kalau agama itu 'racun' dan bikin saya memutar otak, apa itu berarti dia sekarang nggak punya iman? Ntah sih... Terserah dia sih.. 

Terus yang kayak gitu mau di jadikan pemimpin ㅠㅜ

"Tai... Tai..."
"Maling ibu itu maling!"
"Terus saya harus gimana bu? Harus marah-marah gitu ke pihak mallnya biar anda puas??" tuturnya pada warga ibukota yang mengadukan sebuah mall yang menyebabkan anaknya kecelakan di elevator...

Akhir-akhir ini ada juga perkataan beliau 'Apa salahnya diskotek."

Kalau saya tokoh kartun saya pasti dah merasa ditimpuk kayu... berat lihat ini semua, inikah pemimpin di negara ku? huhuhuhuhu sedih cinta... 

Kalau dia sedang di lingkungan intern mau bicara gimana juga tak akan banyak yang tahu tapi semarah-marahnya, di depan rakyat luas yang menontonnya seharusnya dia menjaga bicara. Kalau dilihat anak-anak yang setengah akal lalu karena pemimpinnya yang bicara mereka mengikuti karena menganggap itu sah-sah saja, maka lihatlah generasi yang penuh dengan saling caci maki dan kata kotor. 
Sesungguhnya masih ada kata ungkapan marah yang tidak terdengar kotor dan kasar. 

"Lebih baik yang mulutnya kotor tapi hatinya bersih, daripada mulutnya bersih tapi hati kotor." saya barusan melihat komentar ini kolom komentar berita tentang sang bapak. 

Memangnya di Indonesia kekurangan orang yang mulutnya dan hatinya bersih ya???

"Lebih baik non muslim tapi baik daripada muslim tapi tidak baik." kata-kata mainstream yang diungkapkan golongan-golongan muslim yang tak mau mengimani Al-Qurannya, khususnya ayat Al-Maidah: 51.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS: Al-Maidah: 51)

Memangnya kalian kira kami mau pilih muslim tapi tak baik?? Apa kamu pikir semua muslim nggak ada yang baik?

Mau milih kok yang setengah-setengah??

Mau rumah mewah tapi pasti kena bencana apa rumah kayak kandang ayam tapi aman-aman saja? Hayooo...

Karena ada rumah bagus dan aman jadi saya nggak pilih dua pilihan diatas ya... oke sip.

Saya tahu, sebagaimanapun dia presiden atau raja, dia nggak akan bisa menjadi orang yang sempurna. Dia pasti ada cela dan kesalahan tapi ibarat perumpaman rumah diatas, meskipun rumah bagus dan aman tadi tetap saja bisa bocor dan sedikit kebanjiran, tapi dia jauh lebih mending daripada dua pilihan diatas lainnya. 

Dan saya nggak mau menuduh umat agama lain, atau 'merendahkan' mereka sehingga kaum mereka nggak bisa jadi pemimpin kami. 

Tapi maafkan... Kami adalah mayoritas, bukan secara arogansi saya mengungkap ini, tapi justru sebaliknya, pahamilah kami mayoritas yang ingin punya pemimpin yang mengatur dan membina kami sesuai dengan apa yang sebagian besar kami percayai. 

Yakinlah... Bukan hanya kami. 

Sekarang saya di Korea, mau kah orang Korea yang mayoritas Buddha atau Kristen dipimpin dengan orang Islam? Pasti sama nggak mau, karena akan mengeluarkan perintah-perintah baru sesuai dengan pemikiran pemimpin, otomatis rakyat harus menerima atau mengikuti. 

Lah buat kalian yang berbeda dengan kami, berat kami untuk mengikuti dengan pemikiran kalian yang tidak sesuai dengan apa yang kami percayai.  Kalau pemimpin dari kalangan non muslim Saya di Korea juga berusaha memahami apa yang mereka percayai, selama tidak merugikan saya, 

Pengertian untuk teman-teman non muslim sekalian...

Mungkin kalian menganggap kami ini apa ya... mmm, diskriminasi mungkin? Karena nggak mau dipimpin sama orang-orang golongan kalian.

Ya coba pahami satu hal kecil, pernikahan beda agama itu bukan hanya Islam saja kan yang melarang? Orang Kristen juga nggak mau kan anaknya nikah sama orang Islam?

Atau gimana kalau Amerika dipimpin sama orang muslim, nggak mau kan??

Ya gitulah rasanya...

Disini yang di tekankan, kita bukannya mau 'menentang habis-habisan' orang non muslim yang mau mengajukan diri sebagai pemimpin. Ya silahkan saja, itu hak anda sebagai warga negara. Tapi yang ditekankan adalah kami ingin memperingatkan saudara seagama kita bahwa kita harus ingat perintah Al-Qur'an dalam memilih pemimpin. Yang pertama, harus seiman, yang kedua dengan segala bobot bibitnya, harus dipilih yang paling kecil mudhorotnya.

Lah kalo gitu otomatis yang muslim yang menang dong? Jelas muslim mayoritas...

Itu diluar konteks, jika menurut perhitungan aljabar itu sudah jelas hasil mutlak, ya sudah hukum alam.

Jadi umat muslim yang ngaku punya iman tapi masih mau koar-koar begini begitu, tetap ngeyel milih non muslim ya monggo... dikoreksi lagi bacaan Al-Qur'an dan Haditsnya. Kalo nggak ya, dipertanggung jawabkan nanti .. Mempertanggung jawabkan apa yang dipilih. Hidup itu memang pilihan, tentang pilih dan dipilih. 






Sementara itu saja yaa... sebenarnya banyak bahasan lain ttentang ini, tapi mungkin akan saya bahas di potingan selanjutnya. Udah dulu ya...

Wassalam...







Jumat, 15 Juli 2016

Beberapa Kenyataan Syariat di Negara Mayoritas Muslim

Assalamualaikum...


Saya masih di negara jauh dari tanah air...
Tapi masih menyimak dari jauh mengenai berita dan kabar di Indonesia yang ternyata masih saja bahkan lebih membuat saya sedih, jadi ini mau curhat aja mengenai sedihnya hatiku (jiah).
Pembahasannya mungkin random, pokoknya mau curhat ajaa...

Hmm... Bicara lagi soal isu di negara mayoritas muslim... 
Yang populasinya sebagian besar adalah orang-orang dengan status muslim.
Tapi negaranya nggak boleh dibilang negara muslim..
Nggak boleh negakin syariat...
Agama mayoritas yang justru ditekan dan di zalimi di tempatnya sendiri. 

Eh masa sih?? Melebay kali...
Nggak kok, Insya Allah nggak...
Saya sebagai muslimah yang cinta agamanya, cuma bisa curhat sama Allah dan ingin menyadarkan saudara sekalian melalui tulisan yang tidak cantik ini. Halah...

Negara kita, Indonesia, punya wilayah luas, dari sabang sampai merauke...
Punya suku, bangsa dan bahasa yang ratusan bahkan ribuan ragamnya. 
Tapi simbolnya Bhinekka Tunggal Ika... Berbeda-beda namun satu jua.
Satu dalam nama Indonesia...
Tapi apakah benar kita benar-benar bersatu? Tidak ada hal yang membedakan kita?

Satu kita yang mana?
Kita masih berebeda-beda jua, meski nggak bawa-bawa agama juga. 
Kita masih beda antara yang kaya dan miskin. 
Yang PNS dan yang pekerja swasta.. 
Yang S1 dan yang lulus SMA
Yang pejabat dan yang wiraswasta.. 
Yang logat gaul dan logat jawa... 
Bahkan yang jomblo dan yang maksiat pacaran.
Pem-bullyan dimana-mana. 
Dalam segala aspek kita masih terlalu banyak membeda-bedakan.

Apalagi untuk urusan penyamaan aturan? 

Kita sebagai umat muslim, nggak membedakan mana urusan pemerintahan, urusan rumah tangga, bahkan urusan kamar mandi semua ada aturan yang seragam berdasar ilmu agama. 

Ya udah sih, sama mengerti banyak umat muslim yang berharap berdirinya khilafah di negeri. 
Alias satu kepemimpinan, dibawah kepimimpinan dengan hukum Allah. 

Saya juga paham banyak non muslim bahkan orang yang 'statusnya' muslim ini benar benar menentang tentang organisasi yang mengajukan 'khilafah'

Karena kita sudah teralu banyak perbedaan, meski bukan tidak mungkin karena kita tidak tahu kehendak Allah, saya tahu. Karena saya tahu banyak orang apalagi non muslim yang tidak tahu hukum Islam itu seperti apa, yang jelas karena Islam bukan agamanya apalagi agama yang mereka benci, tentu saja mereka menolak. 

Baik, jangan ketinggian dulu ngomong khilafah karena ilmu saya juga belum tinggi untuk menjelaskan tentang ini... 

Tapi yang jelas, yang buat saya sedih adalah dimana hukum agama kita dilarang-larang, dihalang-halangi bahkan terang-terangan menjauhkan mayoritas orang dari agamanya. Benar-benar keterlaluan! 



Simak percakapan berikut :

SEDIKIT REALISTIS.
*Bu Guru : Murid-murid, taukah kalian bagaimana mereka menghancurkan umat Islam?* 
*Murid : Lewat perang bu...!!!* 
*Bu Guru : Selain lewat perang, lewat apalagi?* 
*Murid : Gak tau bu*..!! 
*Bu Guru : "Ibu kasih permainan yaa".. Ibu akan meletakkan Quran diatas meja di tengah karpet. Quran itu dijaga sekelilingnya oleh umat muslim yang dimisalkan dengan karpet. Sekarang kalian berdiri di luar karpet*.*Permainannya adalah.. bagaimana caranya mengambil Quran yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tapi syaratnya tanpa menginjak karpet? Hayoo.. siapa yang bisa?* 
*Murid-muridnya berpikir.*
Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, tali dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.* 
*Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar*, *digulungnya karpet, dan ia ambil Quran ditukarnya dengan buku lain. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet*. 
*Bu Guru : Murid-murid, begitulah umat Islam dan musuh-musuhnya*. Mereka tidak akan menginjak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar*.
*Murid : Contohnya gimana bu?*
*Bu Guru : "Contohnya sekarang ini banyak..boleh minum miras asal gak mabok, legalisasi miras, legalisasi prostitusi, kaum LGBT didukung, apartemen untuk pelacur, penggantian baju sekolah muslim, kaset ngaji disebut polusi suara, takbir keliling dilarang dengan alasan macet, tapi pesta tahun baru difasilitasi, dzikir akbar dilarang alasan ketertiban, tapi konser musik diijinkan, jualan hewan kurban dipersulit alasan kebersihan, tapi jualan daging anjing dipermudah, dan juga pengaturan pemotongan hewan Qurban yang dipersulit.
Sedikit demi sedikit umat muslim dijauhkan dari agamanya.. Ibu khawatir, lama kelamaan adzan pun gak boleh*.. 
*Murid : Trus kita harus gimana bu?*
*Bu Guru : 'Kita perkuat iman kita, carilah pemimpin yang bertakwa pada Allah SWT. Jika pemimpin kita bertakwa pada Allah SWT, tidak mungkin korupsi, tidak mungkin membuat kebijakan yang merugikan umat. 
"Hati-hati dengan pemberitaan MEDIA yang sering menyesatkan umat.. 'Kita gak tau siapa dibelakang mereka..
Bacalah Al-Quran, lalu taati, karena Firman Allah gak mungkin salah.*
*Murid : Insya Allah bu guru*..
@Ya Salam /milis tetangga
*** 
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka. (QS. Muhammad : 1)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. (QS. Al-Anfaal : 36)

Apakah percakapan diatas isinya hanya fiktif belaka?? Apakah anda semua tidak merasa bahwa itu tidak asing dengan sesuatu yang ada keseharian anda?? Ya!! Jawabannya adalah itu semua adalah cerita dari negeri kita tercinta, Indonesia Rayaaa....

Lihat.... kenyataan di negara kita bahwa jumlah muslim itu sangat besar! Lalu mereka menghalang-halangi dan ngotot mau melegalkan apa-apa yang dilarang oleh agama Islam. Saya juga nggak mau kok mengusik kepercayaan orang lain. Bukan juga memaksakan agama kita pada orang lain. Tapi kezaliman dan fitnah terhadap muslim itu sudah terlampau banyak, setidaknya hargai umat muslim yang ingin menjalankan dan mengajarkan sesuatu sesuai agamanya mulai dari lingkungan sekitar. Kita tidak menyuruh yang non muslim mengikuti, tapi tolong hargai!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kalau yang non muslim mau minum-minum alkohol ya hargai yang tidak minum alkohol dengan tidak berpesta-pesta alk ohol di lingkungan muslim, bahkan mau buat pabriknya. Menjerumuskan  dan mempengaruhi yang belum berilmu sehingga makin hancur generasi islam, Gitu kah maunya???? Mau alasan HAM lagi? Hak asasi donk minum-minuman keras dimana-mana, Hak asasi bikin pabriknya di indonesia, Hak asasi donk ada orang mabuk kecelakaan, hak asasi juga ada orang mabuk berzina... Ini kan bukan negara muslim. Tapi populasi mayoritasnya itu gimana donk paaaak ibuuuu??? Lama-lama hak asasi donk jadi orang jahat...!!

Mau minum alkohol silahkan minum alkohol di markas sendiri... Jangan menyontohkan hal yang nggak-nggak sama sekitarnya. Ibaratnya kayaknya yang ngerokok jangan menyebarkan asap gitu... Jangan ngerokok di tempat umum, dan saat minum alkohol jangan berkeliaran ya... ntar merugikan yang lain, kalau lagi nggak ada kesadaran bisa mukul orang, nabrak orang, gimana hayoo...?
(Jangan bilang : "yang gak mabuk juga bisa kok mukul orang", kayak kata-katanya perokok, "Yang gak ngerokok juga bakal mati kok."

Hanya demi kaum yang sedikit apakah kalian akan merusak kaum yang banyak?

Saya nggak habis pikir dengan pemimpin jaman sekarang, termasuk yang memilih dan membela setiap tindakan-tindakan anehnya. Saya ingin huznudzon, semoga suatu saat para pemimpin dalam negeri bisa berubah, dianugerahi Allah ilmu dan hati nurani.

Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia, apakah muslim merdeka dan bisa semena-mena disana? Tidak juga. Kami juga jadi korban pemberlakukan 'double standar' dunia di negara sendiri...

youtube : budak banten

Oke, kita tabayyun saja dulu, kita tak menuduh bahwa semua berita semua benar adanya. Tapi karena ada eksistensi berita seperti itu, saya berharap banyak pihak yang bisa mengkoreksi, memperjuangkan dan membela apa yang patut dan mengingatkan apa yang tidak seharusnya.

Tidak hanya di Indonesia. Uzbekitan, negara dengan prosentase muslim cukup besar (sekitar 96% penduduk Uzbekistan adalah muslim, tapi apa yang terjadi.... Berita semacam ini bahkan ulasan tentang kenyataan muslim di Uzbekistan pun dituliskan di beberapa situs. Sedih lihatnya...

Saya mengetahui keadaan Uzbekistan seperti ini karena mengetahui langsung bagaimana orang Uzbekistan menjalankan agama. Saya yang sedang tinggal di Korea, punya beberapa teman Uzbek dan karena itu saya juga ikut prihatin bahwa di negara itupun banyak pencekalan dan pelarangan bahkan sangat minim ilmu mengenai melaksanakan ibadah dan agama.

DUNIA YANG DOBEL STANDAR

Masih ingat kan kasus terakhir tentang bu Saeni yang sempet menghebohkan banyak orang bahkan jadi viral dimana-mana. Saya nggak benar-benar mengetahui karena saya sedang berada di luar negeri, dan saya rasa pembahasannya lumayan pelik.

Saya sempat berpikir, apakah hanya muslim yang menjalankan peraturan semacam ini berkaitan dengan hari keagamaannya? Ternyata tidak, dan mana... apa ada yang bersuara berteriak-teriak meminta keadilan untuk orang lain yang tidak menjalankan hari keagamaan yang sama? TIDAK!!

DUNIA...
Bukan hanya dunia tapi...
INDONESIA MEMANG DOUBLE STANDAR






Agak Speechless...
Miris dan sedih...
Pada bersimpati pada orang yang seolah mereka adalah korban perda Islam.
Sebegitu keras mereka memusuhi Islam, bahkan orang-orang yang berstatus 'Islam' di KTPnya.
Maka benar dan saya sangat setuju dengan kata-kata dibawah ini.
Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat, (QS. Al-Hajj:53)
Sampai ada guyonan macam begini... Saking sedihnya...

youtube : budak banten
Saya tidak berkata begini karena saya muslim yang mayoritas dan tinggal di Indonesia.
Tapi saya juga sekarang merasakan jadi minoritas saat hidup di Korea, jadi saya rasa dalam posisi yang manapun perkataan bapak Taufiqurrahman Ruki ini perlu di tanamkan pada orang-orang jaman sekarang.


Jika anda berada di negara mayoritas muslim, maka hormatilah ajaran agama kami dengan tidak menyebarluaskan apa yang haram bagi kami. 
Begitu pula saya yang sebagai minoritas disini, saya harus ikuti norma-norma orang Korea yang agak nggak biasa buat saya, misal makan nggak boleh angkat mangkok, ketemu harus menganggukkan kepala dan tidak makan minum di angkot umum, dll. 

Meski itu hal yang tidak biasa bagi kita tapi karena saya minoritas maka saya harus tahu diri untuk menjalankan norma yang ada (norma umum). Sementara perkara agama, karena mereka sebagian besar tak menonjolkan agama dan tidak menjalankan agama, jadi ya begitulah... haha

Jadi kagum dengan pemimpin negara dan daerah yang menjalankan syariat... semoga diijinkan Allah tinggal di tempat-tempat seperti ini di kemudian hari. Aamiin...



Wassalam.

Jumat, 24 Juni 2016

Kurangnya Pemahaman Agama Islam di kalangan Mayoritas Muslim

Assalamualaikum...


Judul postingan saya kali ini bukan mau menjabarkan secara konkrit tapi lebih mengajak yang membaca ikut memikirkan, merenungkan dan juga menambahkan apa yang di ketahui. Meskipun blog saya yang ini nggak bisa di komentari karena saya malas tema tentang agama selalu dibuat topik berdebat, tapi setidaknya jika ada yang membaca postingan ini. Ada tindak lanjut meskipun itu secara pribadi, dalam keluarga, Alhamdulillah juga jika bisa dibicarakan lebih luas. 

Bukan hal yang benar-benar baru, mungkin hal yang umum tapi kita hanya menganggapnya hal yang sudah 'daily' dan bukan permasalahan besar. Tapi kalau kita meihat secara akhlak, moral, akidah agama kita, dan hal yang dibawa mati dan dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan, maka bagi saya ini hal yang lumayan harus diambil tindakan lanjut. 

Saya merasa negara mayoritas muslim, entah itu Indonesia, Turki, dan baru-baru ini saya sedikit mengenal Uzbekistan dan semacamnya meski bisa dibilang banyak orang Islam disana, tapi coba lihat saja.... Saya bukan mau menjudge Islam mereka kacau, dan mengklaim saya sudah sangat benar. Tapi banyak hal sumbang yang membuat status muslim itu benar-benar pincang karena tak paham dan tak menjalankan pilar-pilar agama yang paling penting.

voaindonesia.com
Dan ini semua saya tulis sembari untuk menyentil dan mengingatkan diri saya sendiri, menuliskan hal-hal seperti ini adalah salah satu nasehat penting untuk diri saya sendiri dari diri saya sendiri melalui apa yang saya lihat dan saya rasakan. 

Sebagai muslim yang tinggal (sementara) di negara non-muslim. Kita harus bersiap dengan berbagai judge dan kekepoan orang non muslim di sekitar. Tapi bukan hanya sekedar bisa menjawab, tapi ketika kita 'di desak' pertanyaan yang lebih dalam, kita seharusnya bisa menjelaskan lebih dalam dan mengena, sesuai dengan apa yang diajarkan dan dalam ilmu agama Islam.. Tapi sayangnya tidak banyak yang bisa menjawab secara 'gagah' karena banyak muslim muslimah yang tidak percaya diri dengan ilmu agama yang dia punya dan mengaku memang tidak benar-benar mengetahui banyak alasan-alasan lainnya. 

Ada kata, "Berilmu lah sebelum beramal."
Maksudnya berilmu dulu sebelum menerapkan. Kita tahu ilmu itu ada kita tahu ke eksisan ilmu itu tapi kadang minusnya kita hanya mengetahui permukaannya saja, sudah tidak peduli dengan ilmunya lebih dalam dan menunda-nunda untuk belajar. 



"Okay saya akan menjadi muslim yang baik, kata orang jadi muslim yang baik harus sholat, tidak makan babi, tidak minum alkohol, puasa dan berhijab" dengan hatinya yang baik dia melakukan hal-hal itu, dia percaya akan kuasa dan kehendak Tuhan, tapi sayangnya sembari melakukan ini dia tidak menyentuh ilmu di balik semua larangan dan perintah yang Allah beri. Tidak benar-benar memahami hikmah larangan dan perintah Allah.

Bukan berarti sebelum banyak Ilmu kita tidak menjalankan amalan tersebut. Ketika kita tahu suatu amalan itu baik untuk kita dan harus kita jalankan, maka jalankan segera lalu sembari belajar dan mengenalnya lebih dalam. Sehingga makin nikmat kita menjalaninya, bukan hanya sebatas terpaut kalimat 'aturan' tapi juga karena 'manfaat' dan 'taat'.

Maka dari itulah kenapa kaum muslim dalam hadits disebutkan 'WAJIB MENCARI ILMU' karena tanpa ilmu amalan itu meski tidak bisa di katakan salah tapi bisa terlihat agak pincang, akan ada kekosongan di dalamnya. Kita melakukan ini itu ketika ditanya mengapa, ilmu kita melompong...

Seharusnya sebagai 'Ambassador Islam' kita bisa menjelaskan ilmu-ilmu yang terkandung dalam Islam sehingga orang tahu bahwa ini bukan hanya sekedar aturan, karena orang awam membenci aturan sehingga kita lebih menjelaskan bahwa ini semua adalah demi kebaikan dan bermanfaat banyak bagi diri kita. Secara lebih dalam lagi sehingga menyentuh nuraninya, bukan bermaksud mendoktrin mereka atau memaksakan apapun. Tapi lebih ke memahami dan menghargai Islam. Itu saja. 

Ini saya tulis juga berdasarkan satu percakapan saya dengan teman-teman muslimah Indonesia di Korea ini. Ya nasib, dengan penampilan dan iman yang berbeda dari kebanyakan. Kita akan di kepoin habis-habisan dan ujung-ujungnya bisa jadi debat dan penghinaan buat agama kita, mereka akan meremehkan nilai-nilai akidah kita, dan lebih parahnya ada arah mereka untuk membujuk kita untuk tidak menjalani itu semua karena bagi mereka itu tidak masuk akal. 

Nggak sedikit teman muslim yang gerah dan 'sumpek' kalau menghadapi hal ini. Karena ya memang berdebat itu nggak enak dan alasan lainnya yang disayangkan adalah ketika akal si pendebat ini tidak bisa menerima dan mental terus, maka si muslim yang mengaku kurang ilmu sudah bingung untuk menjelaskan lagi secara konkrit. Nah yang ini takutnya akan membawa fitnah, prasangka dan hujatan yang makin-makin jadi. Seperti hadits yang sudah sering saya tuliskan.... 
Jika kamu berbicara (menyampaikan ucapan) tentang sesuatu perkara kepada suatu kaum padahal perkara itu tidak terjangkau (tidak dipahami) oleh akal pikiran mereka, niscaya akan membawa fitnah di kalangan mereka. (HR. Muslim)
Nah kalau sudah kayak gini maka kita sudah harus punya 'formula',  bukan untuk membuat orang skak mat, tapi lebih agar orang paham. Tapi utamanya agar kita tahu manfaat dari amalan yang kita jalankan.  

Jangankan berbicara dengan yang non-muslim, sama yang berstatus 'muslim' aja sering kita adu bicara. Karena salah satu kubu menekankan pentingnya kedalaman iman yang satunya kekeuh... "Ya elah gitu banget hidup looo..."

Iman seseorang siapapun bahkan yang bergelar ustadz dan ustadzah tidak akan ada yang sempurna. Seseorang pasti punya titik lemah dan khilaf, semua orang pasti setuju dengan ini.  Tapi bagaimana mainset di kepalanya mengenai 'konsep kehidupan' dalam agama, keTuhanan dan utamanya Tauhidnya itu kalau dia lemah dia akan menjadi kelemahan juga dari agamanya.

"Widiiiih alim banget. Gak banget."

Sama-sama orang muslim, tapi karena yang satu apa-apa ngomong agama dan nggak bisa hidup se enjoy dia maka dia bisa seperti kaum barat melihat orang-orang itu seperti teroris, gak ada beda. Dia nggak bisa melihat seberapa besar kebaikan dari orang alim itu, yang dia lihat, itu asing dan nggak banget. Sudah ada juga di hadits yang menyatakan kalau umat muslim akan kembali asing bahkan dikalangannya sendiri..

Dari ‘Abdurrahman bin Sannah. Ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabad, “Islam itu akan datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing seperti awalnya. Beruntunglah orang-orang yang asing.” Lalu ada yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai ghuroba’, lalu beliau menjawab, “(Ghuroba atau orang yang terasing adalah) mereka yang memperbaiki manusia ketika rusak.” (HR. Ahmad 4: 74. 

Salah satu teman saya mengeluh, "Aku merasa aku ini orang awam aku nggak bisa menjelaskan serangkaian pertanyaan mereka. Aku baru berjilbab satu tahun, dan nggak tahu banyak jadi aku cukup bilang kalau hijab ini adalah budaya, maka titik, mereka tak akan meneruskan pertanyaan. Tapi kalau aku menjelaskan kalau hijab ini aturan agama... Maka pertanyaan akan semakin panjang dan aku takut salah menjelaskan."

Iya saya paham perasaan dia, saya exactly juga sering menghadapi perkara serupa dan itu rasanya gregetan banget, karena kadang juga sejauh apapun kita menjelaskan, tapi otak orang itu sudah bebal, maka konklusinya ya dia akan tetap membantah. Kalau sudah begitu, sudah ke ranah debat, maka baiknya kita menjauh saja. Allah menjanjikan rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun dia benar.  Kecuali jika masih di ranah diskusi, dan pihak lawan open minded, meski dia tidak sepenuhnya memahami dengan akal.

Belum lagi kalau muslim yang satu bilang yang satu begini, yang satu bilang begitu..
Yang satu ingin menaati peraturan, yang satu menganggap itu bukan dosa yang besar, mencari dalih untuk menerjang, dll.. 

APA PENYEBAB INI SEMUA??

Kenapa masih ada kaum muslim yang tidak tahu aturan dan akidah Islam?
Kenapa masih banyak muslim yang tidak bisa menjelaskan alasan dia melaksanakan ibadahnya?
Kenapa banyak kaum muslim yang enggan, tidak tahu dan bingung tentang sesuatu hal berkaitan tentang iman dan Islam yang kaffah?
Kenapa banyak muslim yang masih menyelisihi aturan agamanya sendiri?

Pasti akan banyak alasan muncul.
Tapi menurut saya ya kurangnya pendidikan dan edukasi dari kecil. Anak kecil akan Kita umat muslim yang 'pasif' jelas kalah dengan mualaf yang berIslam karena ilmu kita hanya seadanya dan terima apa adanya. Yang diajak di sekolah cuma begini ya udah ditelan itu doank. Begitupula peran serta orang tua yang sangat penting, pemahaman agama yang dalam seharusnya sudah di tanamkan sejak kecil.

Jaman dulu mungkin cukup dengan mendidik anak dengan ayo sholat, ayo ngaji, tapi di jaman yang udah agak edan ini, perintah seperti itu bisa tergerus dan dikalahkan sama pergaulan dan serangan dari media manapun dengan mudah. Anak-anak jaman sekarang apa-apa yang masuk dalam pemikiran mereka nggak bisa terkendali dan tanpa diketahui, jadi lebih baik kasih benteng sejak awal sehingga meskipun dia mendapat 'serangan' dari beberapa arah dia sudah mampu menepis dengan iman yang sudah lengket di kepala.

Apalagi di sekolah, agama itu hanya diajarkan seminggu sekali itupun paling-paling cuma dua jam-an. Latihan matematika lebih di gempur terus sampe les-les malam, sementara ilmu agama hanya dianggap 'pelengkap saja' padahal kalau semakin kesini saya yakin bahwa itulah ilmu yang paling urgent, barulah ilmu-ilmu yang lain.

Siapa Allah?
Kenapa kita harus beribadah pada Allah?
Kenapa kita harus menaati perintah dan larangannya?

Bukan hanya 'karena'....
Tapi juga 'agar'....

Bukan hanya masalah masuk surga dan nerakanya, tapi masalah apa manfaat untuk dirinya sendiri.
Jadi kita tahu bahwa perintah dan larangan Allah tak lain adalah untuk KEBAIKAN DIRI kita sendiri dan bukan hanya semata-mata Allah menyuruh saja.

Tidaklah Kami turunkan Alquran kepadamu untuk memberatkanmu. Melainkan sebagai pengingat bagi siapa saja yang takut (kepada Allah).” 
(QS. Thaha: 1–3) 

Ingatlah Tuhanmu, takutlah bahwa kamu kembali padaNya dengan keadaan masih penuh dengan salah dan dosa karena sudah merugikan dirimu sendiri dengan membiarkannya dalam kesia-siaan saja selama hidup di dunia. Kita hanya manusia biasa yang lahir bukan kehendak sendiri, dan tak bisa menolak dan menentukan kematian. Jadi ketahuilah tentang hakikat kehidupan yang bukan hanya untuk main-main. Ini bukan playground, tapi dunia ini hanya tempat ujianmu. Sebelum kita semua akhirnya menemukan game over tanpa kita sangka-sangka, tanpa bisa kita tolak.
Jadi satu hal penting perlu ditekankan adalah... Kita ini di dunia hanya mampir! Kita semua akan mati dan tidakkah kamu takut bahwa kamu mati dalam keadaan tidak mengetahui apapun karena tidak mau tahu dan tidak mau mencari? 
Hidup hanya sementara, YOLO (You Only Live Once) masa mau coba-coba? Iya kalau bisa remidi setelah mati, nyatanya kita sudah diberi kesempatan remidi berkali-kali di dunia, udah di kasih clue, di kasih hint, dikasih kisi-kisi tapi cuek ajaaa... entah waktu eksekusi mau bagaimana?
Jadi kalau ketemu orang alim dan menguasai ilmu agama tingkat tinggi bukan soal... "Yaudah lah ya... aku imannya gini aja ya gapapa, kita kan punya talenta masing-masing." Wah, iman itu bukan talenta tapi sudah fitrah. Sudah beda ranaaah...

"Aku takut dimana hari orang-orang tak beriman bangga dengan kesalahannya dan Muslim malu dengan imannya." (Umar ibn Khattab RA)

Bener kan tuh?? Lihat aja...Banyak orang yang berstatus muslim tapi sinis sama yang kelihatan alim. Kayaknya mereka itu ngelihat orang beriman seakan bilang, "Why so serious?" 
Dia bangga masih bisa hidup 'asik' dan memandang sebelah mata orang yang banyak menahan diri, menghindari hal-hal yang dilarang agama dianggap ekstrim dan dipandang dengan tatapan yang 'idih...' banget. Ada loh, ada...


Meskipun kita punya pemikiran yang berbeda-beda, pendapat yang berbeda-beda pun begitu dengan keinginan dengan kemampuan pengendalian hawa nafsu yang berbeda-beda. Tapi ingatlah... Kalau kita tujuannya sama... Sama-sama ke akhirat. Itu yang harus kita tancapkan dalam otak.

Sekarang profesi boleh beda, cita-cita boleh beda, tapi soal iman... Meskipun kemampuan mempertahankan iman memang nyatanya beda-beda, tapi setidaknya mainsetnya harus disamakan, keTauhid-annya...

Setidaknya meskipun kita sekarang tidak bisa sekuat iman itu dengan mereka, tapi jangan rendahkan mereka dan 'asingkan' mereka. Sebagai pengingat anggap selalu mereka lebih baik dari kita, sehingga yang ada kita malu saat bertemu dengan orang seperti mereka, jangan malah memandangnya sinis.

Begitupula orang yang dianggap alim adalah orang yang tidak memandang sinis orang yang imannya ' masih terlihat' dibawahnya. Karena Allah yang menilai diri kita, sehingga jika kita menemui seorang teman dimana ilmu masih belum sampai padanya maka cukup sampaikan dengan cara yang makruf, tidak dengan membenci pelakunya tapi membenci kelakuannya. Saya rasa orang yang lebih beriman tentu lebih tahu teori menasehati orang daripada saya yang ya begitulaaah... belum ada apa-apanya. hehe

Jadi hati-hati kawan dalam bersikap, lihat gambar diatas dengan karakter line. Itu cukup memperlihatkan bagaimana banyak orang yang menjudge orang yang beriman, bukan lagi sebaliknya dan dalam Al-Qur'an sudah dituliskan bahwa orang-orang yang berdosa adalah yang menertawakan orang beriman. Kalau kita tidak beriman bukannya kita yang patut ditertawakan? Hidup sekali kok disia-siakan, kasihan sekali... iblispun tertawa senang karena nambah teman lagi. Hiiiii...

Meskipun saya disini ngomong ngalur ngidul karena yang dibahas sudah meluber dari judul, yang penting moga ada hikmahnya lah... dan membuat kita sebagai insan muslim lebih berpikir untuk menjalani hidup di jalan Allah dan mempertahankan generasi dengan ajaran agama. Jadi bagi yang sudah jadi orang tua kita persiapkan pengajaran dari dasar, karena sekolah sekarang tidak benar-benar bisa dipercaya.
Wassalam..



Minggu, 12 Juni 2016

Bersyukur dengan 'Standar' Kecantikan Muslimah

Assalamualaikum...


Apakah ada standar kecantikan untuk muslimah??
Apakah muslimah yang paling cantik itu yang memakai hijab gayanya paling keren, yang warna paling meriah atau yang pakai busana muslim yang paling branded?
Atau yang alisnya paling cetar, dan bibirnya merah merona?

Perempuan pada kodratnya memang cantik, menyukai keindahan dan dia sendiripun indah.
Siapa sih perempuan yang nggak suka dibilang 'Aduuuh... cantiknya...'
Kayaknya sebagian besar sih sangat menyukai jika dia dipandang cantik dan terlihat cantik. Itulah mengapa jaman sekarang make up bisa jadi kebutuhan premier, Gak pake make up ngumpet, nggak mau keluar kayak punya aib aja...

Nggak hanya make up, kini kecanggihan duniapun semakin membantu dengan adanya aplikasi kamera smartphone maupun photoshop. Yang merasa beli make up... tinggal, klik klik... edit edit... efek efek... jadilah cantik mulus bak habis perawatan di skin care terkenal...

Apakah saya tidak begitu??
Saya pernah kok, saya pernah abg, saya pernah labil...
Sampai sekarangpun saya rasa, saya belum cukup benar-benar menjadi muslimah yang baik tapi... melihat kenyataan di sekitar, saya sangat bersyukur bahwa saya adalah muslimah.
Wanita yang diajarkan sedemikian ilmu meski belum melaksanakan secara sempurna, tapi saya tahu kita sebagai muslimah, kita berbeda dan istimewa...



Wanita muslimah itu beruntung...
Allah menjaganya dengan memerintahkannya menutup aurat dan wajib menimba ilmu.
Wanita muslimah harus berakhak baik, wanita muslimah harus beribadah... Maka itu saja yang dibutuhkan dan dikejar, hidupnya tak butuh penilaian berdasar standar kecantikan manapun. Tak perlu ikut pengakuan dengan kontes kencantikan manapun...

Apa sih yang membuat saya menuliskan ini....
Memang bukan hal yang benar-benar baru, tapi dengan tinggal di Korea seperti sekarang, semakin bikin saya menyadari beberapa hal, betapa 'kejam'nya patok kecantikan dunia dan pandangan tentang kecantikan itu sendiri. Semakin-semakin saja saya bersyukur menjadi orang muslimah.

Melihat pula realita bagaimana perempuan disekitar harus menghabiskan berjam-jam untuk dandan.
Ngelihatnya saya sampe kepo... Itu pake apa aja sih? Habis oles ini, itu, ini, itu sampai akhirnya warna dan tekstur wajahnya bisa beda banget sama aslinya.
Luntur dikit langsung pake lagi, pokoknya nggak bisa tenang kalau make up nggak lengkap menempel di wajahnya. Kenapa sih segitu banget? *serius nanya.

Belum lagi pakaiannya...
Sebentar-sebentar intruksi, saya bukan bermaksud nyinyir loh ya...
Mentang -mentang saya berhijab... Iri yaa sama yang bisa dandan cantik?
Mungkin ada yang bilang kayak gitu.
Sama sekali tidak, dari lubuk hati yang paling dalam, saya sangat bahagia karena saya sekarang berhijab, dan saya ngerasa 'sayang' atau eman dalam bahasa jawanya, kasihan sama perempuan yang bisa sampai repot sendiri, bahkan bisa sampai stress karena penampilannya tidak bisa sesuai dengan keinginannya. Merasa tidak mendapat respon yang dia ekspektasikan... Ini kenyataan...
Satu lagi, sayang sekali kecantikan mereka diumbar, bahkan orang preman, orang-orang jalanan semua bisa menikmati pemandangan dengan gratis.

"Islam sees woman as a jewel that must be kept away from the eyes of strangers."

Padahal sudah tahu juga kalau kejahatan seksual sekarang sedang marak, Tapi masih saja banyak yang pakai pakaian serba minim, bahkan mengupload foto di sosmed... Apa mungkin untuk mengundang banyak perhatian, berharap dercak kagum kaum adam... Apakah benar itu tujuannya? Atau hanya karena alasan kepercayaan diri?

Banyak yang berdalih, 'Allah tidak memandang penampilan, tapi memandang hatimu.'
Ya memang benar, Allah tidak memandang penampilan sehingga kita tidak perlu mati-matian dandan heboh, cantik sebagaimana manusia biasa menilai. Allah tidak pandang itu karena Allah lah yang menciptakan begini. Tapi yang perlu diingat dan digaris bawahi adalah, Allah perintahkan tutup aurat. Bukankah mudah menelaah artinya??

Allah sudah terangkan di ayat dibawah bahwa pakaian untuk menutup aurat, dan pakaian takwa adalah yang terbaik. Mana yang Allah suka?? Dan sudah dikenal dimana-mana di surat Al-Ahzaab dan An-Nuur tentang perintah berhijab, apakah itu tidak cukup untukmu meyakinkan bahwa hijab memang wajib dan diperintahkan oleh Allah?

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat (QS. Al.Araaf : 26)


Oke... Pindah ke topik awal...
Terlepas dari muslim atau bukan...
Banyak perempuan yang 'ngoyo' untuk jadi cantik. Modalnya nggak tanggung-tanggung. 
Saya aja yang nggak begitu familiar baru tahu kalau ada lisptik yang harganya 250ribu rupiah, dan bagi saya itu udah fantastik banget... Sayang banget duit segitu hanya dibuat beli batang kecil berwarna T_T
Belum lagi sebelum bedak ada banyak banget dempulan lainnya yang sejenis krim, sejenis lipstik tapi buat 

Pindah ke Korea...

Saya sempat shock sih melihat orang-orang Korea disekitar. Meski memang sebelumnya udah cukup tahu juga dengan melihat artis-artis Korea di TV. Tapi melihat kenyataannya, ternyata kaum hawa disini itu begitu sangat menggandrungi make up... dan fashion itu seperti kiblat kehidupan mereka. Banyak fakta tentang ini di Korea yang membuat saya sedikit mirip dan cukup iba sama perempuan Korea, meski nggak semua juga menurutinya, tapi sebagian besar orang Korea :

1. 90% melakukan operasi plastik, karena mereka seperti punya standar kecantikan sendiri. Jika tidak mempunyai kecantikan seperti itu maka tidak di kategorikan cantik. Dampaknya bisa jadi opini sekitar dan ketidak percayaan diri. Sampai ada cewek Korea yang marah sama ibunya karena melahirkan dia dengan wajah yang lebar dan dianggapnya tidak proporsional (Emangnya ibunya yang nyetak wajah sendiri?)
Adapula sebaliknya, orang tua yang mempunyai anak dengan wajah yang jauh dari cantik malah seakan memusuhi anaknya. Ini kisah teman saya sendiri di facebook, dia menceritakan pada saya bagaimana perlakuan orang tuanya padanya. Dia memang di beri makan dan di biayai sekolah sebagaimana kewajiban orang tua pada anaknya, tapi orang tuanya tidak mengajaknya berbicara bahkan mendapat perlakuan keras karena anaknya jelek. Astagfirullah...emangnya salah dia mengandung?

Jadi itulah mengapa operasi plastik sangat rame dan laris manis semua. Semua ingin punya penampilan sesuai bagaimana lingkungannya punya standar bagaimana cantik itu. Sehingga mereka rela merubah bentuk mata, hidung, wajah, bibir, dan mendapat kepuasan setelah mendapat pujian dan pengakuan dari orang lain bahwa dia 'CANTIK'

2. Semua yang mampu menyulap jadi cantik menjadi favorit disini, selian operasi plastik tak lain adalah make up. Yups... tanpa make up mungkin mereka kayak orang yang lupa pake celana. Malu...
Bahkan kata orang Korea sendiri menjelaskan watak dan karakteristik orang Korea mengenai make up. Mereka mengatakan bahwa bagaimana bagusnya make up juga agar orang bisa menilai status kekayaan keluarga. Ya Allah... gitu banget.

Tahu sendiri brand Korea di make up juga terkenal dan laris manis, bahkan sudah masuk pasaran di Indonesia. Bukan sesuatu yang buruk untuk merawat kulit dan sedikit membuat wajah terlihat segar. Tapi alangkah baiknya agar tidak berlebihan, hingga orang bisa saja tidak bisa mengenali dimana kita tidak pake make up dan saat pake. 

Jujur saja... Begini wajahku. Tidak perlu aku membuat mataku berubah drastis lebih besar atau warna bola mata yang berbeda, atau dengan mencukur alis lalu digambar lagi yang baru yang lebih cetar, memerah meronakan bibirku supaya seksi, atau menumpuk-numpuk bedakku supaya menyilaukan...


Ini semua contoh bukan hanya di Korea, bukan hanya di Indonesia, bukan juga hanya orang non muslim tapi diseluruh belah dunia yang mungkin punya garis penilaian yang hampir sama soal kecantikan. Orang muslim pun masih banyak yang menggilai soal penampilan fisik...

Kasian yang nggak dilahirkan cantik, masa iya dia merasa nggak diterima dengan sesuatu yang nggak bisa dipilihnya dari awal dan sudah bawaan lahir kayak wajah? Ya nggak donk...


Tapi sesuai dengan ajaran agama kita, sebenarnya kita nggak usah repot-repot kayak gitu. Nggak ada pahalanya kita dapat pengakuan 'cantik' dari orang lain. Juga nggak ada nilai plus dari Allah saat kita dikagumi banyak orang karena penampilan luar dan fisik semata. 

Kita jadi muslimah yang baik akhlak dan imannya saja itu sudah buat Allah makin sayang kita dan apa yang kita jalani didunia bisa lebih tenang dan nikmat.

Kalau bisa jangan terlalu mengikuti tren make up tebel dan bertumpuk-tumpuk seperti sekarang karena ingat lah ayat dibawah ini...


Diceritakan oleh seorang guru bahwa orang jahiliyah itu dulu juga suka dandan dan dandannya itu menor banget. Waduh,nggak mau bangetkan gaya kita kayak orang jahiliyah??

Bersyukurlah jadi perempuan muslimah yang nggak usah rempong dan sedih karena nggak terlahir cantik-cantik amat, nggak usah sedih karena nggak usah keluar duit-duit terlalu banyak untuk make up. Cukup perawatan dan make up dasar saja cukup. Nggak perlu pernak-pernik lain yang mahal untuk dandan sedemikian rupa bak barbie...

Allah sudah perintahkan laki-laki untuk melihat perempuan dari agamanya, dari akhlaknya. Kamu tak perlu hiraukan laki-laki yang mengejar fisik, karena yang begitupun nggak akan bertahan lama mencintaimu, dan tak akan bisa terus menghargaimu ketika mungkin kecantikan itu lambat laun memudar. Jadi biar Allah kirimkan laki-laki yang mengerti 'nilai' perempuan sesungguhnya untukmu nanti... Nanti kita dandan cantik di depan suami aja, biar suami kita saja yang tahu betapa cantiknya kita. huehehee

MasyaAllah, enakkan jadi muslimah? Udah auratnya bukan untuk diobral dan dilihat sembarang mata, fisiknyapun bukan sebagai patokan nilai dirinya.

Jadi...

Keep modest... dan keep beriman
Semoga bermanfaat.

Wassalam...