Second Menu

Pages

Sabtu, 05 Agustus 2017

Umat bagai buih lautan adalah Indonesia??

Assalamualaikum...


Apakah Hadits Nabi diatas ini tentang Indonesia??

Saya bukan berkonklusi sok tahu. Saya terlalu hina. Tapi saya hanya mengira-ngira dan bertanya. 

Negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Katanya mayoritas, Yah....Mayoritas tapi dianggap jadi teroris, dianggap Rasis, dianggap Intoleran. 

Orang yang katanya muslim pun banyak yang masa bodo, nggak peduli urusan agamanya, selama dia masih menikmati hidup nggak ada pentingnya ngurusin perkara agama yang dianggap masalah 'orang alim' saja. Padahal di alam kubur semua pertanyaan yang kita harus jawab sama, mau apapun profesi kita di dunia. 

KTPnya sih muslim tapi sering memojokkan saudara seimannya yang berusaha membela agamanya. Meremehkan bahkan menjatuhkan. 
Berkawan dan membela habis-habisan seseorang yang menistakan agamanya, yang membuat syariat Allah seakan sekedar wacana lama yang bisa diabaikan. 


Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah. (QS. An-nisa : 109)

 
Kuantitas kita memang banyak, tapi kualitas kita sangat remeh. Persis seperti yang dikatakan Nabi dalam haditsnya, seperti buih di lautan. 

Tahu kan buih seperti apa?? Tidak ada manfaat, tidak punya kekuatan apapun, hanya terombang-ambing kemudian mudah tersapu oleh ombak lirih. 

Agama di nista, penista di bela. 
Berdebat dengan saudara seiman demi orang non-muslim yang zalim. 
Disuruh jangan pilih pemimpin yang muslim, malah bilang lebih baik yang non muslim tapi baik tapi sebaliknya, seperti tak ada orang muslim yang baik, padahal gimana juga sudah jelas ada larangan itu di Al-Qur'an. 
Ulamanya di fitnah, ikut mencaci, nggak tabbayun. 
Bahkan menghina orang beriman dengan satu kekurangannya dan melupakan kebaikannya. 
DLL. 

Bahkan banyak muslim yang tidak mengindahkan status muslimnya dengan menjerumuskan diri ke dalam hal-hal yang jelas-jelas dilarang agama dan dilakukan secara terang-terangan. 

Ngaku muslim tapi merasa sah-sah saja pakai bikini, ngaku muslim tapi clubbing, tapi pacaran dan pose vulgar, kayak sudah hal yang biasa saja, ngaku muslim tapi ini itu, nggak puasa, nggak sholat dan sebagainya.

Muslim dari sisi mananya?

Kata ustadz felix siauw sih, muslim tapi tidak terinstall Islam pada dirinya. Hanya status yang melekat, jadi meskipun banyak jumlahnya, nggak ada dayanya, bagai buih di lautan.  Gak ada ghirah sama sekali.

Menyandang status muslim memang bukan berarti kita otomatis sempurna atau semua orang menunut anda sempurna. Setidaknya jagalah nama baikmu sendiri dan agamamu. 

Selain itu....

Mana ada selain di rezim ini pengajian tentang pergaulan anak muda di di cekal, dibubarkan.
Ulama di kriminalisasi, imam sholat Jum'at di mata-matai, imam sholat Ied di investigasi dulu.
Pembancokkan, Penyiraman air keras yang tak terungkap jelas sesuai akal sehat...
Ormas Islam yang bahkan nggak pernah bikin keributan dibubarkan, tapi bengus-bengus PKI yang sudah mulai memperlihatkan moncongnya dianggap sepele. 

Oh God, I hate them so much...

Takut apa sih kalau Islam menguat?

Takut banget mau di bom kah??

Indonesia dengan mayoritas muslim udah sejak saat sebelum kemerdekaan dan saat kemerdekaan di tangan, para pahlawan meneriakkan Takbir dan kau merasa terancam dengan keberadaan kita?

Bukankah kami yang hampir 87% di Indonesia bisa saja semudah itu menumpas kalian jika kita mau?

Umat-umat non-muslim punya tempat ibadahnya setiap kota, bahkan dengan hebohnya ketika menjelang perayaan umat agama lain hampir setiap fasilitas publik dihiasi dengan atribut perayaan tersebut.

Cukup tahu saja ya, di Korea, negara saya berada saat ini, yang notabene negara non-muslim, tidak ada hal seperti itu kecuali di tempat-tempat tertentu saja. Natal? Imlek? Bukankah orang Korea sebagian besar penganut agama Buddha dan Kristen? Tapi saat perayaan itu, tidak banyak hiasan natal atau imlek bertebaran disetiap mini market, mall, ucapan selamat di spanduk. Hingga teman saya yang Kristen dan Buddha merasa sedih karena tak merasakan atmosfer hari raya mereka disini.

Bagaimana anda di Indonesia???


Jangan khawatir, agama kami sempurna. Kami diajarkan untuk melindungi para kaum kafir juga, kecuali kafir yang menyerang kita dahulu, kita diwajibkan untuk melindunginya.

Kami berteman dengan kafir, kita menghargai keberadaan mereka. Tapi kalau hukum Allah di otak atik, dan kita tersinggung bahkan marah, plis jangan di bilang radikal.

Dan sekali lagi, jangan tersinggung dengan kalimat kafir, kafir itu sebutan untuk orang non muslim. Kafir artinya orang yang tidak percaya Allah sebagai Tuhan yang mutlak cuma satu dan Nabi Muhammad sebagai utusanNya. Kalau anda bilang percaya, berarti anda muslim :) Karena syahadat kalimat deklarasi yang juga digunakan orang untuk masuk Islam punya arti 'Saya bersaksi bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah utusanNya.' :)
 
Apakah karena kita mayoritas maka kita boleh seenaknya diinjak-injak?

Saya tak berharap banyak pada non-muslim yang memang sudah beda aqidah, dan seharusnya beda pemikiran juga untuk mengerti. Tapi buat yang muslim, tolong di buka dulu Al-Qur'an dan Haditsnya, dibuka dulu mata hatinya, mau nurutin Tuhan atau nurutin manusia yang belum tentu benar?

Saya tahu kita harus menjaga NKRI, kita Bhinneka Tunggal Ika. Tapi dimana letak kesalahan muslim yang ingin kuat dalam beragama, yang ingin menjalankan. Dengan kita ingin menjalankan syariat Islam, bukan berarti agama lain di usir, tempat ibadah di bongkar, atau bukan berarti mereka tak dapat kebebasan beragama sesuai kepercayaan masing-masing, berhari raya... Bukan begitu!! You still have right... Karena bagiku agamaku dan bagimu agamamu. Kita jalan sendiri-sendiri. Sekalipun kalian dibawah hukum yang berbasis Islam, saya yakin tidak ada yang di rugikan. 

Karena hukumnya bukan dibuat oleh manusia, tapi Tuhan.

Ataupun hukum Islam mustahil dijalankan di Indonesia, setidaknya biarkan umat Islam menjalankan segala sesuatu dan juga MENGAJARKAN apa tindakan yang harus diambil sesuai ajaran agama. Jangan dianggap tidak nasionalis, tidak NKRI... That's ridiculous

Karena bagi umat Islam, Agama bukan hanya status melekat yang bisa di pasang-copot, saat sholat di pasang, saat kerja di lepas, ketika ngaji di pasang, ketika membicarakan politik maupun bisnis, di copot lagi. THAT's NOT LIKE THAT...

Islam itu mengatur SEMUA aspek hidup kita, dari bangun tidur, masuk kamar mandi, memakai sandal, sampai urusan besar macam politik, ekonomi dll. 

Serangan memang datang dari berbagai macam arah. Dari asing, dari dalam negeri sendiri, pemerintah sendiri, media sendiri, bahkan orang yang mengaku-ngaku ustadz. (tidak semua)

Di tuduh makar, di tuduh tidak nasionalis, di tuduh ini itu... bla bla bla...

Tapi memang mungkin sudah sunatullah, ini sakit dan mengecewakan. Tapi ini merupakan ujian bagi Islam sebelum kebangkitan Insya Allah.

Meski begitu nilai positif dari rezim ini adalah, banyak membangkitkan perasaan ghirah muslim yang awalnya diam dan banyak yang mulai belajar dan membela agamanya dg ilmu.
Yah semua ada hikmahnya, mungkin ini cara Allah untuk menguji iman umatNya.

Berhentilah mendzalimi para muslim, dan pakailah kacamata yang lebih jelas lagi. It's okay, muslim tidak semua benar, saya tahu jika memang ada beberapa muslim yang kurang baik mengungkap hal yang membuat dia kecewa (mungkin termasuk saya sekarang). Tapi jangan pernah menghalangi orang untuk menjalankan agamanya secara Islam. Itu saja. 

Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu. (QS. At-Tauba:9)

Kalau ada kata-kata yang kurang mengenakkan menurut anda. Maafkanlah, kesempurnaan milik Allah, dan kekurangan milik saya. Meski agama Islam menyuruh kami untuk menjaga bicara, dan mengingatkan kita untuk tidak gampang marah, mungkin kami masih lalai.

Tapi bagaimana? Sebagai umat yang mencintai agamanya, saya sudah terlalu sakit hati dan kecewa melihat semua yang terjadi.

*ghirah : ketersinggungan karena agamanya di durhakai.



Sekian.
Wassalam.