Second Menu

Pages

Jumat, 11 Desember 2015

Islam dan Amerika

Assalamualaikum...
Bismillah...


Mendengar dua hal di atas, sebagian orang bisa langsung berasumsi bahwa mereka berdua adalah musuh bebuyutan. Yang satu anti dengan satu yang lain.
Islam membenci Amerika, dan Amerika membenci Islam.

Apakah benar begitu? Darimana asalnya.. 


Pernah ada seorang teman non muslim yang ingin memberikan suatu barang, lalu ia kemudian mengurungkan diri dan bilang, “Oh jangan, barang itu ada gambar bendera Amerikanya. Kamu kan benci dengan mereka.” Ada pula dia berkata, “Kamu pasti nggak mau kan makan di A&W karena A&W itu asalnya dari Amerika.”

Awal mendengar kata-kata itu saya memutar otak, wah ternyata di mata orang-orang non muslim itu cukup dikenal kalau orang Islam itu antipati dengan Amerika ya? Sebenarnya saya tidak se anti itu dengan Amerika, kalau memang negara itu nggak ada masalah dengan kami. Saya juga tidak mengagumi maupun terkesan dengan negara adidaya itu dari sisi apapun karena saya kurang tertarik dengan negara barat. 

Meski saya juga memang lebih baik tidak memakai barang yang bergambar bendera Amerika agar tidak dikira nge-fans sama negara itu.  Meski kemudian setelah banyak cari tahu saya juga jadi agak geram dengan kelakuan Amerika yang ternyata memperlakukan muslim tidak baik, dan kesewenang-wenangan lainnya. 

Ketidaksukaan muslim atau untuk bicara sempitnya ketidaksukaan saya pada Amerika adalah para pemerintahannya maupun penguasanya yang bertindak sungguh tidak berperikemanusiaan, khususnya pada muslim maupun negara-negara muslim. Sampai-sampai kami berusaha menjauhi produknya bukanlah hanya dengan alasan benci, tapi keuntungan dari penjualan produk mereka yang digunakan untuk biaya perang dan menghancurkan negara-negara seperti Palestina, Suriah dll. 



Lihatlah postingan sejenis itu sering saya lihat.  Saya bahkan tidak pernah mendengar kaum muslim rakyat biasa merencanakan hal sekeji itu pada orang beda agama maupun negara lain. Mungkin sebagian besar orang Amerika kejam pada Islam, meski mereka berhasil mengalihkan pandangan orang menjadi sebaliknya.  Kita patut saja membencinya, kita kemudian menjadi marah, dan ujungnya akhirnya kitalah menjadi pihak yang dianggap salah dan jahat.

Tapi diluar itu saya tahu, tidak semua orang Amerika punya pikiran seperti itu. Ketika saya bertemu orang Amerika, pernah di sekolah maupun tempat wisata, saya tidak serta merta akan memandang mereka seperti bagaimana penguasa mereka berlaku pada muslim. Sebagaimana kami tidak mau dipandang sebagai teroris  karena sekelompok orang jahat yang tidak kami kenal dan tidak paham agama kami tapi melakukan tindakan terorisme mengatasnamakan Islam. Jika mereka tidak memandang kami dengan angkuh, kami dengan suka hati menyambut mereka meski hanya dengan bicara sedikit dan senyum lebar karena masih takut dengan kemampuan bahasa Inggris yang pas-pasan. Hehe.

Setiap pribadi akan berbeda dengan lainnya.. Banyak orang muslim di Amerika, maupun orang Amerika yang masuk Islam.  Jadi bagaimana mungkin kita membenci semuanya??



Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qur’an. 5:8)

Sudah ada di Qur’an ya... kita nggak boleh berlaku nggak adil dan membabi buta saat membenci  suatu kaum. Kita nggak bisa ‘gebyah uyah’ hanya karena dia sebangsa dengan yang agak tidak kita sukai. Karena sangat mungkin jika orang tersebut sama sekali tidak terlibat dan berpikiran sebaliknya. Itu suatu ketidak adilan.

Meskipun baru-baru ini ada berita heboh mengenai Donald Trump yang berencana membuat aturan agar orang Islam di ban, dilarang masuk ke Amerika. Alasannya karena orang Islam banyak yang tidak suka Amerika atau karena alasan lainnya, bahkan orang muslim yang di Amerika pun diminta untuk memakai penanda bahwa mereka adalah muslim, jelas ini bentuk diskriminatif. 


Jujur saja, bukan rahasia kalau sebenarnya semua kejahatan yang mengatas namakan Islam hanya buatan mereka supaya mereka bisa berbuat sewenangnya pada orang muslim. Mereka memperlakukan buruk orang muslim dengan dalih muslim membahayakan mereka, muslim membenci mereka. Padahal..

Saya bicara jujur ya... kalau kalian pernah bertemu dengan orang yang iman Islamnya sudah tingkat tinggi, jangankan ngebom, melukai orang dengan perkataan, mengambil hak orang lain meski sedikit saja, membicarakan orang tanpa sepengetahuannya (istilah jawanya ‘ngerasai’) saja benar-benar nggak berani. Beneran. Saya banyak melihat muslim yang seperti itu. Karena Islam benar-benar mengajarkan akhlak secara detail, bab tentang akhlak itu luas sekali. Akhlak terhadap sesama, keluarga, saudara seiman, tetangga, teman, maupun orang non muslim semua ada adabnya.

Meskipun memang banyak yang mendukung rencana Donald Trump tersebut, banyak pula yang menentang saat saya melihat beberapa ocehan twitter beberapa orang Amerika.  Mereka menyayangkan dan merasa malu jika memang akan ada peraturan yang sangat diskrimatif terhadap agama seperti itu.

Kalau saya sih nggak ada kepentingan dan keinginan ke Amerika jadi nggak masalah. Hehe. Tapi bagaimana dengan orang yang sudah berkependudukan Amerika bahkan lahir disana. Tidakkah dia sakit hati karena ada peraturan seperti itu di negara dimana dia dibesarkan? Sekalipun Amerika tak bisa mengusir yang sudah disana, tidakkah dia merasa keberadaannya tidak diinginkan.

Salah satu muslim Amerika pun angkat bicara di akunnya : 



Terjemahan :
Dear Donald trump, Nama saya Marwa dan saya seorang Muslim. Saya dengar bahwa anda ingin kami untuk mulai memakai tanda pengenal, jadi saya putuskan untuk memilih satu untuk diri saya sendiri. Saya tidak mudah dikenal sebagai seorang Muslim jika hanya melihat dari penampilan saya, jadi tanpa pengenal baru saya akan membuat saya terlihat secara bangga tentang siapa saya.. Saya memilih tanda damai karena ini mewakilkan Islam yang mengajarkan kami untuk menentang ketidak adilan dan menginginkan persatuan. Satu-satunya yang mengajarkanku bahwa membunuh satu orang tak bersalah setara dengan membunuh seluruh manusia. Aku mendengar anda ingin melacak kami dengan mudah. Hebat! Anda bisa datang denganku di kegiatan Sadar Kanker di sekolah menengah lokal, atau anda bisa mengikutiku untuk bekerja dimana pekerjaan ini adalah untuk menciptakan kebahagiaan. Anda juga bisa melihat bagaimana Masjid di tempatku membuat sandwich untuk orang-orang tunawisma dan makan malam pemimpin antar agama dimana semua orang dipersilahkan hadir. Mungkin anda akan melihat bawa aku sebagai muslim tidak membuatku kurang sebagai warga Amerika seperti anda. Mungkin jika anda berjalan di langkah kakiku, anda bisa melihat bahwa saya bukan manusia yang kekurangan sesuatu apapun dibanding anda. Salamualaikum.

***

Opini singkat oleh beberapa orang muslim yang warga negara Amerika inipun juga sangat menjelaskan bahwa kita adalah pihak yang sebenarnya tersakiti. Kita dihantui ketakutan akan orang lain yang mensumpah serapahi kita tanpa kita berbuat apapun pada mereka. Jika memang muslim benar-benar mengajarkan kekerasan seperti yang mereka opinikan, saya yakin tidak seperti ini ekspresi mereka.




Dan yang terakhir, berikut adalah opini dari Muhammad Ali, seorang mantan petinju Amerika terkenal yang memutuskan masuk Islam sejak tahun 1975.

"Saya adalah muslim, dan tidak ada dalam Islam tentang pembunuhan orang tak bersalah seperti di Paris, San Bernardino atau di tempat lain manapun di dunia. Muslim yang sesungguhnya tahu bahwa kekerasan yang keji yang mereka sebut sebagai Jihad Islam adalah berlawanan dengan ajaran yang sebenarnya dalam agama kami. 

Kami sebagai muslim harus tegas pada siapa yang menggunakan Islam untuk melanjutkan agenda pribadi mereka. Mereka menyelentang jauh dari ajaran Islam. Muslim yang sebenarnya tahu atau harus tahu bahwa ini berlawanan dengan agama kami untuk mencoba dan memaksakan Islam pada siapapun. 

Berbicara sebagai seseorang yang tidak pernah tergugat pada kebenaran politik. Aku percaya bahwa pemimpin politik kita harus menggunakan posisi mereka untuk membawa pada pengertian tentang Islam dan mengklarifikasi bahwa pembunuh yang salah ini telah menyesatkan pandang orang tentang Islam yang sebenarnya."

Sesuai dengan perkataan Nabi, bahwa akan ada jaman dimana Islam harus menerima fitnah yang sangat besar, sangat tidak diragukan bahwa saat ini adalah jaman itu. Mungkin akan saya bahas selanjutnya mengenai jaman fitnah :)

Saya berandai, jika saja orang muslim yang melakukan itu. Melarang orang Amerika atau orang Kristen (mungkin agama Donald) untuk masuk Indonesia, dengan alasan agar orang muslim tidak terpengaruh propaganda mereka. Apa yang akan terjadi? Pasti semua akan mengecam Islam mati-matian. 

Sebenarnya yang diteror adalah kita. Sebenarnya yang takut pergi kemana-mana adalah kita. Sungguh pintar taktik mereka membuat sedemikian rupa agar Islam lah yang terlihat jahat, padahal sebenarnya muslim lah yang paling sedih dan sakit hati saat ini. 

Dunia ini sudah punya double standart yang nggak asing lagi. Yang jelas umat Islam jangan sampai membalas perlakuan mereka sama seperti yang mereka lakukan pada kita. Karena kita nggak akan ada bedanya. Kita tahu pelaku teroris bukanlah orang yang berkelakuan sesuai ajaran agama kita. Kita yang tahu benar seperti apa agama kita.  Bahkan jika semua dunia mengeroyok kita, satu hal yang tetap harus kita pertahankan adalah..

Iman..

Itu saja yang ingin saya bahas, maaf jika ada yang kurang berkenan. 

Wassalam.