Dari Nabi S.A.W., "Pada waktu malam saya diisrakkan sampai ke langit, Allah
S.W.T telah memberikan lima wasiat, antaranya :
· Janganlah engkau gantungkan hatimu kepada dunia kerana sesungguhnya
Aku tidak menjadikan dunia ini untuk engkau.
· Jadikan cintamu kepadaKu sebab tempat kembalimu adalah kepadaKu.
· Bersungguh-sungguhlah engkau mencari syurga.
· Putuskan harapan dari makhluk kerana sesungguhnya mereka itu sedikitpun tidak ada kuasa di tangan mereka.
· Rajinlah mengerjakan sembahyang tahajjud kerana sesungguhnya pertolongan itu berserta qiamullail.
Ibrahim bin Adham berkata, "Telah datang kepadaku beberapa orang tetamu, dan saya tahu mereka itu adalah wakil guru tariqat. Saya berkata kepada mereka, berikanlah nasihat yang berguna kepada saya, yang akan membuatsaya takut kepada Allah S.W.T."
Lalu mereka berkata, "Kami wasiatkan kepada kamu 7 perkara, iaitu :
· Orang yang banyak bicaranya janganlah kamu harapkan sangat kesadaran hatinya.
· Orang yang banyak makan janganlah kamu harapkan sangat kata-kata hikmat darinya.
· Orang yang banyak bergaul dengan manusia janganlah kamu harapkan sangat kemanisan ibadahnya.
· Orang yang cinta kepada dunia janganlah kamu harapkan sangat khusnul khatimahnya
Second Menu
▼
Pages
▼
Senin, 30 September 2013
Ternyata Alam Semesta ada Dalam Terompet Malaikat Isrofil
Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), enam tahun yang silam, Prof Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut ...alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet.
Di mana pada bagian ujung belakang terompet (baca alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable) (lihat gambar bentuk alam semesta diatas).
Bentuk Alam Semesta
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.
Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda :“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah". Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.
Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.
Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak kunang-kunang yang hidup di tengah – tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.
Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 : “Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.”
Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak.
Ada sebuah pertanyaan besar, jika terompetnya saja sebesar itu, bagaimana dengan peniupnya dan bagaimana pula Sang Pencipta keduanya?
Maha Besar Engkau Ya Allah, Allahu Akbar!
(Sumber :Globalmuslim)
Istimewanya Wanita
♥♫♥بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الر...َّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ ♥♫♥
Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini :
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.
9. Dll.*
Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk “MEMERDEKAKAN WANITA “. atau EMANSIPASI WANITA
Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?
Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan?
Itulah bandingannya dengan seorang wanita.
Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu / wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak?
Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya?
Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu : Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu : sembahyang 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita…. **kan **?*
Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut / tunduk kepada cara-cara / peraturan buatan mereka.
Yakinlah, bahwa sebagai Dzat Yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumnya/peraturann ya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan/hukum buatan manusia.
Wallahu a’lam bish-shawab...
semoga sedikit ilmu ini bermanfaat bagi sahabat fillah... Aamiin...
^_~
Ditulis dalam Agama dan Hikmah
BANGKRUT
Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya kepada sahabat-sahabatnya,
"Tahukah kalian siapa yang bangkrut itu?"
Lalu para sahabat berkata,"Bagi kami yang bangkrut itu ialah orang yang kehilangan hartanya dan seluruh miliknya"
"Tidak" kata Rasulullah.
"Yang bangkrut itu ialah orang yang datang pada hari Kiamat dengan membawa pahala dari puasanya, pahala zakatnya dan hajinya, tetapi ketika pahala2 itu ditimbang datanglah orang-orang mengadu, 'Ya Allah dahulu orang itu pernah menuduhku berbuat sesuatu padahal aku tidak pernah melakukannya.' Kemudian Allah menyuruh orang yang diadukan itu untuk membayar orang itu dengan sebagian pahalanya dan menyerahkannya kpd orang yang mengadu tsb.
Kemudian datang orang yang lain lagi mengadu,'Ya Allah hakku pernah diambil dengan sewenang-wenang.' Lalu Allah menyuruh lagi membayar dengan amal salehnya kepada orang yang mengadu itu.
Setelah itu datang lagi orang yang mengadu; sampai seluruh pahala shalat, haji dan puasanya itu habis dipakai untuk membayar orang yang pernah haknya dirampas, yang pernah disakiti hatinya, yang pernah dituduh tanpa alasan yang jelas. Semuanya dia bayarkan sampai tidak tersisa lagi pahala amal salehnya. Tetapi orang yang mengadu ternyata masih datang juga. Maka Allah memutuskan agar kejahatan orang yang mengadu dipindahkan kepada orang itu."
Kata Rasulullah selanjutnya, "Itulah orang yang bangkrut di hari Kiamat, yaitu orang yang rajin beribadah tetapi dia tidak memiliki ahlak yang baik. Dia merampas hak orang lain dan menyakiti hati mereka."
"Tahukah kalian siapa yang bangkrut itu?"
Lalu para sahabat berkata,"Bagi kami yang bangkrut itu ialah orang yang kehilangan hartanya dan seluruh miliknya"
"Tidak" kata Rasulullah.
"Yang bangkrut itu ialah orang yang datang pada hari Kiamat dengan membawa pahala dari puasanya, pahala zakatnya dan hajinya, tetapi ketika pahala2 itu ditimbang datanglah orang-orang mengadu, 'Ya Allah dahulu orang itu pernah menuduhku berbuat sesuatu padahal aku tidak pernah melakukannya.' Kemudian Allah menyuruh orang yang diadukan itu untuk membayar orang itu dengan sebagian pahalanya dan menyerahkannya kpd orang yang mengadu tsb.
Kemudian datang orang yang lain lagi mengadu,'Ya Allah hakku pernah diambil dengan sewenang-wenang.' Lalu Allah menyuruh lagi membayar dengan amal salehnya kepada orang yang mengadu itu.
Setelah itu datang lagi orang yang mengadu; sampai seluruh pahala shalat, haji dan puasanya itu habis dipakai untuk membayar orang yang pernah haknya dirampas, yang pernah disakiti hatinya, yang pernah dituduh tanpa alasan yang jelas. Semuanya dia bayarkan sampai tidak tersisa lagi pahala amal salehnya. Tetapi orang yang mengadu ternyata masih datang juga. Maka Allah memutuskan agar kejahatan orang yang mengadu dipindahkan kepada orang itu."
Kata Rasulullah selanjutnya, "Itulah orang yang bangkrut di hari Kiamat, yaitu orang yang rajin beribadah tetapi dia tidak memiliki ahlak yang baik. Dia merampas hak orang lain dan menyakiti hati mereka."
Pembahasan Islam & Tauhid - 1
Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.(QS. 21:92)
Agama Islam adalah agama TAUHID ~ agama yang menyembah SATU Tuhan.
Bukan agama SYIRIK yang menyembah BANYAK Tuhan maupun yang membenarkan Tuhan selainNya. Jadi keislaman seseorang
itu BERIMPIT dengan tauhid-tidaknya dia dalam menyembah Allah.
Orang-orang yang menjadikan Allah sebagai TUJUAN satu-satunya seluruh
aktivitas hidupnya, itulah yang disebut sebagai orang yang sudah ISLAM.
Karena sudah bertauhid. Sedangkan, yang menjadikan hal-hal lain sebagai
tujuan hidupnya, mereka belum bisa disebut ‘Islam’.
Ada
orang yang baru Islam NAMA-nya. Ada yang baru Islam keturunannya. Ada
yang baru Islam KTP-nya. Ada yang baru aksesori-aksesori yang menempel
di badannya. Atau baru Islam pendidikannya. Islam ’materi hafalannya’.
Pun, ’kalimat-kalimat’ yang diucapkannya. Tetapi, dia belum BERSERAH
DIRI kepada Allah ~ menjadikan Allah sebagai TUJUAN satu-satunya
hidupnya. Maka, ia SEJATINYA belum muslim.
Makna MUSLIM adalah: Orang yang berserah diri kepada Allah saja ...
Apanya yang diserahkan kepada Allah? Ya, segala-galanya.
Maka,
perhatikanlah beberapa perbedaan di bawah ini yang mengambarkan cara
beragamanya orang yang bertauhid kepada Allah, dengan yang syirik.
- Orang yang bertauhid adalah orang yang MENIATKAN seluruh aktifitas ibadahnya hanya untuk Allah. Sedangkan orang yang syirik, meniatkan aktifitas ibadanya untuk selain Allah, termasuk untuk DIRI SENDIRI.
- Orang yang bertauhid, menjadikan Allah sebagai TUHAN dalam hidupnya. Dia menyembah, memuja dan memuji, mengagungkan Allah, mengagumi-Nya, mendekatkan diri dan merasa bahagia karenanya. Ia menjadikan Allah sebagai SUBYEK dalam proses beragamanya. Sedangkan orang yang syirik, menjadikan Allah sebagai OBYEK dalam hidupnya. Allah tidak dijadikan sebagai SESUATU yang menguasai segala-gala yang ada pada dirinya dan alam semesta, melainkan Allah DIPERALAT untuk menyenangkan dirinya. Bahkan, tak jarang Allah diajak berdagang, diperintah dan disuruh-suruh untuk memenuhi segala keinginannya. Orang yang begini pada dasarnya tidak bertuhan kepada Allah, melainkan bertuhan kepada DIRINYA sendiri. Sedangkan Allah hanya dijadikannya sebagai PELENGKAP PENDERITA. Pemuas segala keinginannya.
- Orang-orang yang bertauhid, mengorientasikan pembelajaran dalam hidupnya untuk lebih MENGENAL Allah, dan kemudian terus berusaha MENDEKATKAN DIRI. Sedangkan yang syirik, terus mencari dan berusaha mendapatkan FASILITAS-FASILITAS yang disediakan oleh Allah untuk kesenangannya. Dia lebih INGAT fasilitas daripada ingat Allah.
- Orang-orang yang bertauhid akan ’memosisikan’ Allah sebagai ’Sesuatu’ yang TIDAK ADA BANDINGNYA. Sedangkan yang syirik, akan menempatkan hal-hal selain Allah SEBANDING dengan-Nya. Misalnya, mengatakan makhluk itu KEKAL. Padahal sifat kekal itu hanya MILIK Allah saja. Tidak ada di alam semesta ini yang kekal. Apalagi cuma ENERGI. Sejumlah Ilmuwan Fisika Klasik memang berpendapat bahwa energi tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan, sehingga disebut sebagai ’hukum kekekalan energi’, itu semata-mata karena mereka belum memahami ilmu Fisika Modern. Bagi ilmuwan modern yang JUJUR dalam memahami alam semesta ini, maka dengan sangat yakinnya dia akan mengatakan bahwa energi itu TIDAK KEKAL. Ia pernah tidak ada, dan satu ketika akan tidak ada lagi. Yaitu, saat alam semesta ini belum diciptakan, dan ketika kelak dilenyapkan oleh Sang Pencipta. Karena, teori KOSMOLOGI yang paling bisa diterima saat ini adalah yang berkesimpulan bahwa semua yang ADA ini ternyata muncul dari KETIADAAN. Dan kelak akan kembali kepada ketiadaan.
- Bagi orang-orang yang bertauhid, mereka memosisikan Allah sebagai Zat yang meliputi segala sesuatu, termasuk alam semesta. Sehingga segala yang ada ini sebenarnya adalah TUNGGAL, yaitu eksistensi DIRI-Nya belaka. Sedangkan bagi yang syirik, mereka menganggap Allah berada di DALAM alam semesta, ataupun bagian dari eksistensi alam semesta. Atau berada di dalam akhirat. Atau malah ada yang berpendapat Allah di dalam surga. Sehingga mereka mempersepsi segala sesuatu ini tidak tunggal. Padahal segala KEANEKA RAGAMAN ini hanyalah PENAMPAKAN dari Sesuatu yang Tunggal belaka, yaitu Allah. Laa ilaha illallah ~ tidak ada eksistensi selain Diri-Nya.
Maka,
sungguh layak diprihatinkan jika kita memberikan label SIFAT ALLAH
kepada makhluk. Siapa pun makhluk itu: termasuk akhirat, surga dan
neraka. Karena, sesungguhnya TIDAK ADA satu ayat pun di dalam al Qur’an
yang mengatakan AKHIRAT itu KEKAL. Yang ada, ialah: khalidina fiha, hum fiha khalidun, dsb.
Itu bukan bercerita tentang kekalnya TEMPAT ~ surga dan neraka ~
melainkan cerita tentang ORANG yang masuk surga/ neraka, mereka TIDAK
bisa KELUAR dari dalamnya sampai lenyapnya langit dan bumi, QS. 11:
106-108. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai ’kekal’ di dalamnya,
selama-lamanya. Dan kemudian dipersepsi secara distortif, bahwa akhirat
itu kekal.
Justru, yang dijelaskan Allah secara
eksplisit itu bukanlah kekalnya segala makhluk selain Diri-Nya. Malah
sebaliknya, berbagai ayat di dalam al Qur’an mengatakan yang SELAIN
Allah bakal BINASA.
Maka, kawan-kawan, jika kita ingin
berislam secara baik, yang nomer satu harus dibenahi adalah TAUHID.
Jangan MENDUAKAN Allah dalam seluruh tataran kehidupan kita. Mulai dari
niat, praktek, sampai kepada harapan-harapan atas kebahagiaan. DIA
Maha Tahu tanpa harus kita suruh-suruh. Dan Maha Pemurah tanpa harus
didikte-dikte.
Siapa saja yang baik akan memperoleh
kebaikan. Siapa saja yang ikhlas akan disayang Allah. Siapa yang sabar,
akan selalu didampingi-Nya. Siapa yang bertakwa kepada-Nya akan selalu
diberi solusi dalam hidupnya. Siapa saja yang menjadikan Allah sebagai
tujuan, maka ia akan sampai di TUJUAN itu, sebagai SUMBER segala
kebahagiaan yang tiada putus-putusnya.
Jangan menjadikan
yang ’selain Allah’ sebagai tujuan. Seperti seorang karyawan yang
kualitas bekerjanya hanya SEBATAS ingin memperoleh gaji. Karyawan yang
demikian ini pasti karyawan bawahan. Apakah tidak boleh? Oh boleh saja,
siapa yang melarang. Itu memang hak setiap individu dan dijamin secara
alamiah.
Tetapi, kalau ingin yang berkualitas tinggi,
tirulah para EKSEKUTIF, yang bekerjanya bukan dikarenakan gaji lagi,
melainkan sudah ingin MENGAKTUALISASIKAN dirinya. Kemampuannya.
Kualitasnya. Maka, ia akan BEKERJA sebaik-baiknya. Dia senang melakukan
semua pekerjaannya tanpa terpaksa, karena ia paham dan bahkan 'hobi'
melakukannya, sehingga ia bisa menjalaninya dengan penuh keikhlasan.
Hasilnya: pekerjaannya sangat BERKUALITAS. Sedangkan bayaran atas
pekerjaannya, DENGAN SENDIRINYA akan mengalir kepadanya, seiring
kualitas yang dihasilkannya. Tidak seperti karyawan yang orientasi
hidupnya hanya mengejar gaji. Bekerjanya berat, tertekan, terpaksa,
sering protes, mencak-mencak kalau tidak sesuai dengan keinginannya,
dlsb. Mereka itu sulit untuk berprestasi, dan gajinya pun sulit untuk
naik, dikarenakan kualitasnya yang memang rendah.
Saya, sebagai owner
dari sebuah perusahaan justru tidak respek kepada karyawan-karyawan
yang tuntutannya hanya gaji dan fasilitas yang ingin dinikmatinya. Saya
tidak akan pernah memberikan kepercayaan lebih besar kepadanya, karena
orang yang seperti ini pasti SEMPIT cara berpikirnya, dan hanya
memikirkan diri sendiri. Sebaliknya, saya akan memberikan promosi kepada
mereka yang bekerja dengan ikhlas demi kemajuan bersama, karena
karyawan yang seperti itu TIDAK PANTAS menerima GAJI KECIL. Ia pantasnya
menjadi eksekutif yang BERGAJI BESAR..!
QS. Luqman (31): 22
Dan
barangsiapa BERSERAH DIRI kepada Allah, sedang dia adalah orang yang
BERBUAT kebajikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah KESUDAHAN segala URUSAN.
QS. Ar Rahman (55): 60
Tidak ada balasan KEBAIKAN kecuali kebaikan (pula).
QS. Al Muzzammil (73): 20
...
Dan kebajikan apa saja yang kamu perbuat PASTI kamu memperoleh
(balasan) nya di sisi Allah sebagai BALASAN yang paling baik dan yang
paling besar...
QS. Al Qashash (28): 88
Janganlah
kamu SEMBAH di samping Allah, tuhan APA PUN yang lain. Tidak ada Tuhan
melainkan Dia. Segala SESUATU bakal BINASA, kecuali ALLAH (saja).
Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu
dikembalikan.
Wallahu a’lam bishshawab
Sumber : https://www.facebook.com/notes/cinta-nabi-muhammad-saw oleh Agus Mustofa
Minggu, 29 September 2013
Setiap Penyakit Ada Obatnya
Sampai saat ini, banyak jenis penyakit yang menurut kajian medis
modern tidak ada obatnya atau tidak bisa disembuhkan. Penyakit seperti
HIV atau AIDS, diabetes, demam berdarah, hepatitis, gagal ginjal,
jantung, alergi, influensa, kista, kanker, tumor, dan lainnya. Bahkan,
tidak sedikit dokter yang memberikan obat kepada pasiennya dengan pesan
bahwa obat yang diberikan tidak menjamin kesembuhan, melainkan hanya
mengurangi (menghilangkan) rasa sakit. Sesungguhnya
kenyataan ataupun teori adanya penyakit yang tidak ada obatnya atau
tidak bisa disembuhkan bertentangan dengan aqidah Islam. Karena, sejak
lima belas abad silam, Rasulullah Muhammad saw menegaskan, bahwa setiap
penyakit ada obatnya dan bisa disembuhkan atas izin Allah swt, kecuali
penuaan dan kematian. Sedangkan ragam obatnya sendiri sudah disediakan
(diciptakan) oleh Sang Maha Penyembuh Allah swt, begitu pula teori dan
praktik pengobatannya secara garis besar maupun detail telah
disejajarkan Rasulullah saw selaku teladan utama dalam dunia kedokteran.
Imam Muslim meriwayatkan sabda Rasulullah saw yang mengatakan: “Masing-masing penyakit pasti ada obatnya. Kalau obat sudah mengenai penyakit, penyakit itu, pasti akan sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla.
Mengenai obat, ada satu obat yang berguna bagi segala penyakit, yakni HABBATUSSAUDA. Obat sekaligus suplemen ini insya Allah dapat menyembuhkan segala penyakit, kecuali kematian. Hadits Rasulullah: “Gunakanlah Habbatussauda sebagai obat, karena ia dapat menyembuhkan segala penyakit, kecuali kematian.” (HR. Bukhari)
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad saw bersabda: “Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan obatnya.” Sementara Allah swt sendiri yang Mahakuasa atas kesembuhan seseorang dari penyakit berfirman dalam Surat Asy-Su’ara ayat 80: “Dan manakala aku (Muhammad) sakit, Dia (Allah)-lah yang menyembuhkanku.”
Pakar kedokteran Islam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya “ATH-THIBUN AN-NABAWI” mengatakan, bahwa ungkapan Nabi “Setiap penyakit ada obatnya”, memberikan semangat kepada orang yang sakit dan juga dokter (thabib) yang mengobatinya, selain juga mengandung anjuran untuk mencari obat dan menyelidikinya. Karena, jelas Ibnu Qayyim, kalau orang sakit sudah merasakan pada dirinya satu keyakinan bahwa ada obat yang akan dapat menghilangkan rasa sakitnya, ia akan bergantung pada ruh harapan. Rasa panas dari keputusasaan akan berhasil ia dinginkan sehingga pintu harapan terbuka lebar.
Kalau jiwanya sudah kuat, paparnya, suhu panas insting seseorang akan meningkat. Kalau semangat seperti itu sudah meningkat, maka stamina yang mendukung tubuhnya juga meningkat sehingga mampu mengatasi, bahkan mengusir penyakit.
Demikian juga bagi dokter itu sendiri, kalau ia sudah meyakini bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, ia juga bisa terus mencari obat dari suatu penyakit dan terus melakukan penelitian.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim Khalilullah pernah bertanya, “Ya Rabbii, dari manakah penyakit itu berasal?” Allah menjawab, “Dari-Ku.” Ibrahim kembali bertanya, “Lalu, dari mana asal obatnya?” Alla menjawab, “Dari-Ku juga.” Kembali Ibrahim bertanya, “Kalau begitu, apa gunanya dokter?” Allah menjawab, “Ia adalah mankhluk yang diutus oleh-Ku untuk membawa obat dari-Ku.”
Dokter yang dimaksud tersebut adalah ahli medis yang mendasarkan ilmu dan metode pengobatannya pada Alquran dan Alhadits, bukannya mereka (ahli medis) yang mendasarkan ilmu dan pengobatannya pada teori Barat semata tanpa mau menengok metode pengobatan Islami.
Bagi ahli medis atau ahli pengobatan yang berani mengatakan adanya penyakit yang tidak ada obatnya atau tidak bisa disembuhkan – meski dia Muslim – hal itu telah melanggar kode etik pengobatan Islami yang meyakini bahwa setiap penyakit ada obatnya dan bisa disembuhkan atas izin Allah swt. Ahli medis yang meyakini adanya penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau tiada obatnya membuktikan bahwa yang bersangkutan dalam kinerjanya sama sekali tidak menggunakan media pengobatan yang dianjurkan Allah swt dan Rasul-Nya. Ahli pengobatan yang meyakini adanya penyakit yang tidak ada obatnya atau tidak bisa disembuhkan pada umumnya kerap membuat pasiennya pesimis, stres, dan berperan aktif dalam merusak aqidah pasiennya atas kekuasaan Allah swt sebagai Maha Penyembuh.
Padahal Rasulullah saw telah mengingatkan dalam sebuah sabdanya: “Salah satu diantara sunnahku adalah pengobatan.” Dengan demikian, jelaslah bahwa perhatian Islam terhadap dunia medis tiada yang mengungguli. Dan bila saat ini banyak diantara kaum Muslim bergantung pada metode pengobatan Barat, hal itu akibat kelalaian kaum Muslimin sendiri yang enggan mengakali, mengamalkan, serta mengembangkan pengobatan yang Islami.
Ahli medis yang merujuk pada pengobatan Islami, tentunya selalu memberikan solusi terapi yang efektif dan absolut serta senantiasa membangkitkan optimisme pada pasiennya untuk mencapai kesembuhan. Sebab, hal utama yang akan ditanamkan pada pasiennya, bahwa setiap penyakit ada obatnya dan bisa disembuhkan atas izin Allah swt. Lantas dalam praktik pengobatannya selalu membangun komunikasi yang dialogis dan penuh kasih sayang, sekaligus berupaya membangkitkan keyakinan akan kesembuhan.
Pada dasarnya, metode pengobatan Islami terhindar dari unsur-unsur kezhaliman dan pemikiran komersialisasi belaka, sebab Islam menganjurkan umatnya untuk saling tolong-menolong dalam kebajikan dan melarang umatnya tolong-menolong dalam kemungkaran. Pada gilirannya panduan tentang kiat-kiat menjaga kesehatan, pemeliharaan kesehatan serta pencegahan (pengobatan) terhadap berbagai penyakit merupakan bagian penting dari ajaran Islam yang seharusnya diamalkan oleh umat dalam rangka menjadi Muslim yang kaaffah.
Untuk itu, metode pengobatan dan obat-obatan yang telah diresepkan oleh Allah swt melalui Rasul-Nya tidak boleh sedikitpun diragukan, apakah itu hijamah (bekam), ruqyah, madu, habbatussauda, dan lainnya selama diamalkan sesuai syariat.
Melalui pendekatan tersebut, ‘dokter’ dan pasien selalu melakukan praktik pengobatan yang akan semakin meningkatkan kecintaan kedua belah pihak pada Allah swt dan Rasul-Nya. Bukan sebaliknya, pengobatan yang dijalankan merujuk pada konsep yang bertentangan dengan Alquran dan Assunnah.
Sebab, pengobatan yang tidak Islami biasanya hanya membuat hubungan yang semu antara ‘dokter’ dan pasien serta tidak memberikan kesembuhan yang sesungguhnya.
Perlu disadari, bahwa hakikat kesembuhan bukanlah milik dokter atau thabib, lembaga pengobatan atau obat, melainkan hak mutlak Allah swt. Untuk itu, berbahagialah mereka yang tengah dirundung sakit tetapi tidak sedikitpun mengeluh dan senantiasa berupaya mendasarkan pengobatan atau penyembuhan melalui metode pengobatan yang diridhai Allah swt. seperti contoh , saat ini pengobatan dengan madu dan PROPOLIS juga dimi nati krn memang terbukti telah memberi bnyk kesembuhan pada BERBAGAI MACAM penyakit, sesuai yang tertera dalam QS AN NAHL:
Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.
(QS. An-Nahl, 16:68)
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16: 69)
SEMOGA BERMANFAAT,,
Sumber :http://herbaltalks.multiply.com
Imam Muslim meriwayatkan sabda Rasulullah saw yang mengatakan: “Masing-masing penyakit pasti ada obatnya. Kalau obat sudah mengenai penyakit, penyakit itu, pasti akan sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla.
Mengenai obat, ada satu obat yang berguna bagi segala penyakit, yakni HABBATUSSAUDA. Obat sekaligus suplemen ini insya Allah dapat menyembuhkan segala penyakit, kecuali kematian. Hadits Rasulullah: “Gunakanlah Habbatussauda sebagai obat, karena ia dapat menyembuhkan segala penyakit, kecuali kematian.” (HR. Bukhari)
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad saw bersabda: “Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan obatnya.” Sementara Allah swt sendiri yang Mahakuasa atas kesembuhan seseorang dari penyakit berfirman dalam Surat Asy-Su’ara ayat 80: “Dan manakala aku (Muhammad) sakit, Dia (Allah)-lah yang menyembuhkanku.”
Pakar kedokteran Islam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya “ATH-THIBUN AN-NABAWI” mengatakan, bahwa ungkapan Nabi “Setiap penyakit ada obatnya”, memberikan semangat kepada orang yang sakit dan juga dokter (thabib) yang mengobatinya, selain juga mengandung anjuran untuk mencari obat dan menyelidikinya. Karena, jelas Ibnu Qayyim, kalau orang sakit sudah merasakan pada dirinya satu keyakinan bahwa ada obat yang akan dapat menghilangkan rasa sakitnya, ia akan bergantung pada ruh harapan. Rasa panas dari keputusasaan akan berhasil ia dinginkan sehingga pintu harapan terbuka lebar.
Kalau jiwanya sudah kuat, paparnya, suhu panas insting seseorang akan meningkat. Kalau semangat seperti itu sudah meningkat, maka stamina yang mendukung tubuhnya juga meningkat sehingga mampu mengatasi, bahkan mengusir penyakit.
Demikian juga bagi dokter itu sendiri, kalau ia sudah meyakini bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, ia juga bisa terus mencari obat dari suatu penyakit dan terus melakukan penelitian.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim Khalilullah pernah bertanya, “Ya Rabbii, dari manakah penyakit itu berasal?” Allah menjawab, “Dari-Ku.” Ibrahim kembali bertanya, “Lalu, dari mana asal obatnya?” Alla menjawab, “Dari-Ku juga.” Kembali Ibrahim bertanya, “Kalau begitu, apa gunanya dokter?” Allah menjawab, “Ia adalah mankhluk yang diutus oleh-Ku untuk membawa obat dari-Ku.”
Dokter yang dimaksud tersebut adalah ahli medis yang mendasarkan ilmu dan metode pengobatannya pada Alquran dan Alhadits, bukannya mereka (ahli medis) yang mendasarkan ilmu dan pengobatannya pada teori Barat semata tanpa mau menengok metode pengobatan Islami.
Bagi ahli medis atau ahli pengobatan yang berani mengatakan adanya penyakit yang tidak ada obatnya atau tidak bisa disembuhkan – meski dia Muslim – hal itu telah melanggar kode etik pengobatan Islami yang meyakini bahwa setiap penyakit ada obatnya dan bisa disembuhkan atas izin Allah swt. Ahli medis yang meyakini adanya penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau tiada obatnya membuktikan bahwa yang bersangkutan dalam kinerjanya sama sekali tidak menggunakan media pengobatan yang dianjurkan Allah swt dan Rasul-Nya. Ahli pengobatan yang meyakini adanya penyakit yang tidak ada obatnya atau tidak bisa disembuhkan pada umumnya kerap membuat pasiennya pesimis, stres, dan berperan aktif dalam merusak aqidah pasiennya atas kekuasaan Allah swt sebagai Maha Penyembuh.
Padahal Rasulullah saw telah mengingatkan dalam sebuah sabdanya: “Salah satu diantara sunnahku adalah pengobatan.” Dengan demikian, jelaslah bahwa perhatian Islam terhadap dunia medis tiada yang mengungguli. Dan bila saat ini banyak diantara kaum Muslim bergantung pada metode pengobatan Barat, hal itu akibat kelalaian kaum Muslimin sendiri yang enggan mengakali, mengamalkan, serta mengembangkan pengobatan yang Islami.
Ahli medis yang merujuk pada pengobatan Islami, tentunya selalu memberikan solusi terapi yang efektif dan absolut serta senantiasa membangkitkan optimisme pada pasiennya untuk mencapai kesembuhan. Sebab, hal utama yang akan ditanamkan pada pasiennya, bahwa setiap penyakit ada obatnya dan bisa disembuhkan atas izin Allah swt. Lantas dalam praktik pengobatannya selalu membangun komunikasi yang dialogis dan penuh kasih sayang, sekaligus berupaya membangkitkan keyakinan akan kesembuhan.
Pada dasarnya, metode pengobatan Islami terhindar dari unsur-unsur kezhaliman dan pemikiran komersialisasi belaka, sebab Islam menganjurkan umatnya untuk saling tolong-menolong dalam kebajikan dan melarang umatnya tolong-menolong dalam kemungkaran. Pada gilirannya panduan tentang kiat-kiat menjaga kesehatan, pemeliharaan kesehatan serta pencegahan (pengobatan) terhadap berbagai penyakit merupakan bagian penting dari ajaran Islam yang seharusnya diamalkan oleh umat dalam rangka menjadi Muslim yang kaaffah.
Untuk itu, metode pengobatan dan obat-obatan yang telah diresepkan oleh Allah swt melalui Rasul-Nya tidak boleh sedikitpun diragukan, apakah itu hijamah (bekam), ruqyah, madu, habbatussauda, dan lainnya selama diamalkan sesuai syariat.
Melalui pendekatan tersebut, ‘dokter’ dan pasien selalu melakukan praktik pengobatan yang akan semakin meningkatkan kecintaan kedua belah pihak pada Allah swt dan Rasul-Nya. Bukan sebaliknya, pengobatan yang dijalankan merujuk pada konsep yang bertentangan dengan Alquran dan Assunnah.
Sebab, pengobatan yang tidak Islami biasanya hanya membuat hubungan yang semu antara ‘dokter’ dan pasien serta tidak memberikan kesembuhan yang sesungguhnya.
Perlu disadari, bahwa hakikat kesembuhan bukanlah milik dokter atau thabib, lembaga pengobatan atau obat, melainkan hak mutlak Allah swt. Untuk itu, berbahagialah mereka yang tengah dirundung sakit tetapi tidak sedikitpun mengeluh dan senantiasa berupaya mendasarkan pengobatan atau penyembuhan melalui metode pengobatan yang diridhai Allah swt. seperti contoh , saat ini pengobatan dengan madu dan PROPOLIS juga dimi nati krn memang terbukti telah memberi bnyk kesembuhan pada BERBAGAI MACAM penyakit, sesuai yang tertera dalam QS AN NAHL:
Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.
(QS. An-Nahl, 16:68)
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl, 16: 69)
SEMOGA BERMANFAAT,,
Sumber :http://herbaltalks.multiply.com
Sakit Dan Musibah Dapat Menjadi Penghapus Dosa Bagi Seorang Muslim
BERIKHITAR,BERSABAR,DAB BERTAWAKAL..
Nuansa keimanan, renungkan rasakan, Bahwa adalah sebuah cobaan yang berujung rahmat. Akankah kita mampu bersabar. Sabar mengandung makna kenikmatan. Perasaan akan memperoleh pahala memberikan kenikmatan yang jauh lebih besar. Penyakit memang menyiksa tapi ingat di belakangnya terdapat kenikmatan, dan berbuah pahala pengampunan dosa.
Ketahuilah wahai saudaraku -semoga Allah merahmati kita semua- telah menjadi ketetapan dari Allah Azza wa Jalla bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami sakit dan musibah selama hidupnya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157).
Sakit dan musibah yang menimpa seorang mukmin mengandung hikmah yang merupakan rahmat dari Allah Ta’ala. Imam Ibnul Qayyim berkata : “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia dibawah sinar matahari. Dan inipun hanya kira-kira, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini”. (Syifa-ul Alil fi Masail Qadha wal Qadar wa Hikmah wa Ta’lil hal 452).
"BERSABAR PADA COBAAN DIDUNIA UTK MNDPTKAN KEBAHAGIAAN ABADI DIAKHIRAT"
Nabi SAW bersabda,“Jika Allah m'hendaki kebaikan untuk seorang hamba-Nya maka Allah akan menyegerakan hukuman untuknya didunia.Sebaliknya jika Allah menghendaki keburukan utk seorang hamba maka Allah akan biarkan orang tersebut dgn dosa2nya sehingga Allah akan memberikan balasan untuk dosa tersebut pd hari Kiamat nanti”(HR Tirmidzi, hasan)
Dalam menyikapi sakit dan musibah tersebut, berikut ini ada beberapa prinsip yang harus menjadi pegangan seorang muslim :
1. Sakit dan Musibah adalah Takdir Allah Azza wa Jalla
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hadid : 22).
“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang melainkan dengan izin Allah” (QS. At-Taghaabun : 11).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no. 2653).
2. Sakit dan Musibah Adalah Penghapus Dosa
Ini adalah hikmah terpenting sebab diturunkannya sakit dan musibah. Dan hikmah ini sayangnya tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Acapkali kita mendengar manusia ketika ditimpa sakit dan musibah malah mencaci maki, berkeluh kesah, bahkan yang lebih parah meratapi nasib dan berburuk sangka dengan takdir Allah. Nauzubillah, kita berlindung kepada Allah dari perbuatan semacam itu. Padahal apabila mereka mengetahui hikmah dibalik semua itu, maka -insya Allah- sakit dan musibah terasa ringan disebabkan banyaknya rahmat dan kasih sayang dari Allah Ta’ala.
Hikmah dibalik sakit dan musibah diterangkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.
(HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641).
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya”. (HR. Muslim no. 2573).
“Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya”.
(HR. Tirmidzi no. 2399, Ahmad II/450, Al-Hakim I/346 dan IV/314, Ibnu Hibban no. 697, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 576).
“Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinya”.
(HR. Al-Hakim I/348, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Shohih Jami’is Shoghirno.1870).
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya”. (HR. Muslim no. 2572).
“Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api neraka”. (HR. Al-Bazzar, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash Shohihah no. 1821).
“Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”. (HR. Muslim no. 2575).
Walaupun demikian, apabila seorang mukmin ditimpa suatu penyakit tidaklah meniadakan usaha (ikhtiar) untuk berobat. Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah tidak menurunkan penyakit melainkan pasti menurunkan obatnya”. (HR. Bukhari no. 5678). Dan yang perlu diperhatikan dalam berobat ini adalah menghindarkan dari cara-cara yang dilarang agama seperti mendatangi dukun, paranormal, ‘orang pintar’, dan sebangsanya yang acapkali dikemas dengan label ‘pengobatan alternatif’. Selain itu dalam berobat juga tidak diperbolehkan memakai benda-benda yang haram seperti darah, khamr, bangkai dan sebagainya karena telah ada larangannya dari Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallamyang bersabda :
“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram”. (HR. Ad Daulabi dalam al-Kuna, dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash- Shohihah no. 1633).
“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada apa-apa yang haram”.
(HR. Abu Ya’la dan Ibnu Hibban no. 1397. Dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitabMawaaridizh Zham-aan no. 1172).
“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan penyakit kalian pada apa-apa yang diharamkan atas kalian”. (HR. Bukhari, di-maushulkan ath-Thabrani dalam Mu’jam al Kabiir, berkata Ibnu Hajar : ‘sanadnya shohih’, Fathul Baari : X/78-79).
3. Wajib Bersabar dan Ridho Apabila Ditimpa Sakit dan Musibah
Apabila sakit dan musibah telah menimpa, maka seorang mukmin haruslah sabar dan ridho terhadap takdir Allah Azza wa Jalla, dan harapkanlah pahala serta dihapuskannya dosa-dosanya sebagai ganjaran dari musibah yang menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157).
Dalam beberapa hadis Qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman :
“Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridhoan pada saat musibah yang pertama, maka Aku tidak meridhoi pahalamu melainkan surga”.
(HR. Ibnu Majah no.1597, dihasankan oleh Syeikh Albani dalam Shohih Ibnu Majah : I/266).
Maksud hadis diatas yakni apabila seorang hamba ridho dengan musibah yang menimpanya maka Allah ridho memberikan pahala kepadanya dengan surga.
“Jika anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah akan berkata kepada malaikat-Nya : ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?. Para Malaikat menjawab : ‘Ya, benar’. Lalu Dia bertanya lagi : ‘Apakah kalian mengambil buah hatinya?’. Malaikat menjawab : ‘Ya’. Kemudian Dia berkata : ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku itu?’. Malaikat menjawab ‘Ia memanjatkan pujian kepada-Mu dan mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’un). Allah Azza wa Jalla berfirman : ‘Bangunkan untuk hamba-Ku sebuah rumah di surga dan namai dengan (nama) Baitul Hamd (rumah pujian)’.” (HR Tirmidzi no.1021, dihasankan Syeikh Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi no. 814)
“Tidaklah ada suatu balasan (yang lebih pantas) di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman jika Aku telah mencabut nyawa kesayangannya dari penduduk dunia kemudian ia bersabar atas kehilangan orang kesayangannya itu melainkan surga”. (HR. Bukhari).
“Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung berfirman : ‘Jika Aku menguji hamba-Ku dengan dua hal yang dicintainya (yakni menjadikan seorang hamba kehilangan dua penglihatannya/buta) lalu ia bersabar maka Aku akan menggantikan keduanya dengan surga”. (HR. Bukhari).
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah menyukai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan, dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan”. (HR. Tirmidzi no. 2396, Ibnu Majah no. 4031, dihasankan Syeikh Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi II/286).
Hikmah lainnya dari sakit dan musibah adalah menyadarkan seorang hamba yang tadinya lalai dan jauh dari mengingat Allah -karena tertipu oleh kesehatan badan dan sibuk mengurus harta- untuk kembali mengingat Robb-nya. Karena jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah barulah ia merasakan kehinaan, kelemahan, teringat akan dosa-dosa, dan ketidakmampuannya di hadapan Allah Ta’ala, sehingga ia kembali kepada Allah dengan penyesalan, kepasrahan, memohon ampunan dan berdoa kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri”. (QS. Al-An’aam : 42).
Sakit dan musibah merupakan pintu yang akan membukakan kesadaran seorang hamba bahwasanya ia sangat membutuhkan Allah Azza wa Jalla. Tidak sesaatpun melainkan ia butuh kepada-Nya, sehingga ia akan selalu tergantung kepada Robb-nya. Dan pada akhirnya ia akan senantiasa mengikhlaskan dan menyerahkan segala bentuk ibadah, doa, hidup dan matinya, hanyalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.
“Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan (pula) obatnya.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Sampai saat ini, banyak jenis penyakit yang menurut kajian medis modern tidak ada obatnya atau tidak bisa disembuhkan. Penyakit seperti HIV atau AIDS, diabetes, demam berdarah, hepatitis, gagal ginjal, jantung, alergi, influensa, kista, kanker, tumor, dan lainnya. Bahkan, tidak sedikit dokter yang memberikan obat kepada pasiennya dengan pesan bahwa obat yang diberikan tidak menjamin kesembuhan, melainkan hanya mengurangi (menghilangkan) rasa sakit.
Sesungguhnya kenyataan ataupun teori adanya penyakit yang tidak ada obatnya atau tidak bisa disembuhkan bertentangan dengan aqidah Islam. Karena, sejak lima belas abad silam, Rasulullah Muhammad saw menegaskan, bahwa setiap penyakit ada obatnya dan bisa disembuhkan atas izin Allah swt, kecuali penuaan dan kematian. Sedangkan ragam obatnya sendiri sudah disediakan (diciptakan) oleh Sang Maha Penyembuh Allah swt, begitu pula teori dan praktik pengobatannya secara garis besar maupun detail telah disejajarkan Rasulullah saw selaku teladan utama dalam dunia kedokteran.
Imam Muslim meriwayatkan sabda Rasulullah saw yang mengatakan: “Masing-masing penyakit pasti ada obatnya. Kalau obat sudah mengenai penyakit, penyakit itu, pasti akan sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla.
Mengenai obat, ada satu obat yang berguna bagi segala penyakit, yakni HABBATUSSAUDA. Obat sekaligus suplemen ini insya Allah dapat menyembuhkan segala penyakit, kecuali kematian. Hadits Rasulullah: “Gunakanlah Habbatussauda sebagai obat, karena ia dapat menyembuhkan segala penyakit, kecuali kematian.” (HR. Bukhari)
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad saw bersabda: “Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan obatnya.” Sementara Allah swt sendiri yang Mahakuasa atas kesembuhan seseorang dari penyakit berfirman dalam Surat Asy-Su’ara ayat 80: “Dan manakala aku (Muhammad) sakit, Dia (Allah)-lah yang menyembuhkanku.”
Pakar kedokteran Islam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya “ATH-THIBUN AN-NABAWI” mengatakan, bahwa ungkapan Nabi “Setiap penyakit ada obatnya”, memberikan semangat kepada orang yang sakit dan juga dokter (thabib) yang mengobatinya, selain juga mengandung anjuran untuk mencari obat dan menyelidikinya. Karena, jelas Ibnu Qayyim, kalau orang sakit sudah merasakan pada dirinya satu keyakinan bahwa ada obat yang akan dapat menghilangkan rasa sakitnya, ia akan bergantung pada ruh harapan. Rasa panas dari keputusasaan akan berhasil ia dinginkan sehingga pintu harapan terbuka lebar.
Kalau jiwanya sudah kuat, paparnya, suhu panas insting seseorang akan meningkat. Kalau semangat seperti itu sudah meningkat, maka stamina yang mendukung tubuhnya juga meningkat sehingga mampu mengatasi, bahkan mengusir penyakit.
Demikian juga bagi dokter itu sendiri, kalau ia sudah meyakini bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, ia juga bisa terus mencari obat dari suatu penyakit dan terus melakukan penelitian.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim Khalilullah pernah bertanya, “Ya Rabbii, dari manakah penyakit itu berasal?” Allah menjawab, “Dari-Ku.” Ibrahim kembali bertanya, “Lalu, dari mana asal obatnya?” Alla menjawab, “Dari-Ku juga.” Kembali Ibrahim bertanya, “Kalau begitu, apa gunanya dokter?” Allah menjawab, “Ia adalah mankhluk yang diutus oleh-Ku untuk membawa obat dari-Ku.”
Dokter yang dimaksud tersebut adalah ahli medis yang mendasarkan ilmu dan metode pengobatannya pada Alquran dan Alhadits, bukannya mereka (ahli medis) yang mendasarkan ilmu dan pengobatannya pada teori Barat semata tanpa mau menengok metode pengobatan Islami.
Bagi ahli medis atau ahli pengobatan yang berani mengatakan adanya penyakit yang tidak ada obatnya atau tidak bisa disembuhkan – meski dia Muslim – hal itu telah melanggar kode etik pengobatan Islami yang meyakini bahwa setiap penyakit ada obatnya dan bisa disembuhkan atas izin Allah swt. Ahli medis yang meyakini adanya penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau tiada obatnya membuktikan bahwa yang bersangkutan dalam kinerjanya sama sekali tidak menggunakan media pengobatan yang dianjurkan Allah swt dan Rasul-Nya. Ahli pengobatan yang meyakini adanya penyakit yang tidak ada obatnya atau tidak bisa disembuhkan pada umumnya kerap membuat pasiennya pesimis, stres, dan berperan aktif dalam merusak aqidah pasiennya atas kekuasaan Allah swt sebagai Maha Penyembuh.
Padahal Rasulullah saw telah mengingatkan dalam sebuah sabdanya: “Salah satu diantara sunnahku adalah pengobatan.” Dengan demikian, jelaslah bahwa perhatian Islam terhadap dunia medis tiada yang mengungguli. Dan bila saat ini banyak diantara kaum Muslim bergantung pada metode pengobatan Barat, hal itu akibat kelalaian kaum Muslimin sendiri yang enggan mengakali, mengamalkan, serta mengembangkan pengobatan yang Islami.
Ahli medis yang merujuk pada pengobatan Islami, tentunya selalu memberikan solusi terapi yang efektif dan absolut serta senantiasa membangkitkan optimisme pada pasiennya untuk mencapai kesembuhan. Sebab, hal utama yang akan ditanamkan pada pasiennya, bahwa setiap penyakit ada obatnya dan bisa disembuhkan atas izin Allah swt. Lantas dalam praktik pengobatannya selalu membangun komunikasi yang dialogis dan penuh kasih sayang, sekaligus berupaya membangkitkan keyakinan akan kesembuhan.
Pada dasarnya, metode pengobatan Islami terhindar dari unsur-unsur kezhaliman dan pemikiran komersialisasi belaka, sebab Islam menganjurkan umatnya untuk saling tolong-menolong dalam kebajikan dan melarang umatnya tolong-menolong dalam kemungkaran. Pada gilirannya panduan tentang kiat-kiat menjaga kesehatan, pemeliharaan kesehatan serta pencegahan (pengobatan) terhadap berbagai penyakit merupakan bagian penting dari ajaran Islam yang seharusnya diamalkan oleh umat dalam rangka menjadi Muslim yang kaaffah.
Untuk itu, metode pengobatan dan obat-obatan yang telah diresepkan oleh Allah swt melalui Rasul-Nya tidak boleh sedikitpun diragukan, apakah itu hijamah (bekam), ruqyah, madu, habbatussauda, dan lainnya selama diamalkan sesuai syariat.
Melalui pendekatan tersebut, ‘dokter’ dan pasien selalu melakukan praktik pengobatan yang akan semakin meningkatkan kecintaan kedua belah pihak pada Allah swt dan Rasul-Nya. Bukan sebaliknya, pengobatan yang dijalankan merujuk pada konsep yang bertentangan dengan Alquran dan Assunnah.
Sebab, pengobatan yang tidak Islami biasanya hanya membuat hubungan yang semu antara ‘dokter’ dan pasien serta tidak memberikan kesembuhan yang sesungguhnya.
.Perlu disadari, bahwa hakikat kesembuhan bukanlah milik dokter atau thabib, lembaga pengobatan atau obat, melainkan hak mutlak Allah swt. Untuk itu, berbahagialah mereka yang tengah dirundung sakit tetapi tidak sedikitpun mengeluh dan senantiasa berupaya mendasarkan pengobatan atau penyembuhan melalui metode pengobatan yang diridhai Allah swt.
TIDAK BERPUTUS ASA DALAM MENGHARAP RIDHA ALLAH SWT
“Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan (pula) obatnya.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Wallahu Alam, Semoga Bermanfaat
Sumber : http://id.shvoong.com
Memimpikan jodoh??
Assalamualaikum..
Tentang jodoh?? Uhuk uhuk!! Soal ini saya agak senewen nih.. hehehe
Beberapa saat terakhir, saya jadi sering berdiskusi panjang soal ini. Bersama sahabat maupun keluarga. Melihat banyaknya teman yang pada nikah sementara saya ketinggalan mental masih takut-takutan banget sama cowok. Yaahh.. Meskipun bisa dibilang usia saya juga belum matang, nggak mendesak amat soal ini tapi sudah cukup umur untuk mengenal 'medan' dan persiapan menghadapi hal ini.
Percaya nggak sih perkara jodoh? Percaya saja semua jika itu kebaikan dari Allah..
Dan saya sangat mengharapkan itu hal yang baik bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Memilih jodoh memang gak bisa asal aja. Maunya sekali seumur hidup, nggak usah di tuker tambah atau di kembalikan (beli di supermarket kali..) Nggak mau banget donk ada perceraian atau salah orang gitu (Jodoh yang tertukar)
Maka dari itu lah setiap orang punya kriteria. Emang orang baik banyak, tapi yang cocok dengan kita belum pasti ada. Karena jodoh InsyaAllah cuma satu, jadi pasti kita akan dibingungkan dengan banyak pertimbangan dulu terhadap beberapa orang sebelum mendarat ke perlabuhan terakhir. Ihiiir !
Jodoh memang InsyaAllah sudah di tentukan oleh Allah. Meski katanya kalau gak 'di jemput' jodoh bakal tetap di tangan Tuhan. Sebagai seorang wanita kita nggak mungkin donk mencari. Kita juga mengusahakan memilih, bagaimana memilih? Kalau kita menginginkan bisa memilih orang yang baik, maka kita pun harus menjadi orang yang baik.
Apa yang bisa aku usahakan saat ini untuk jodoh adalah banyak berdoa meminta jodoh yang tepat dan yang terbaik. Kemudian memperbaiki diri, jodoh adalah cerminan diri.
Aku akan menanti dia yang menerima aku apa adanya, beginilah aku sehingga dia menyukaiku. Aku tak perlu bersolek dan memperindah tampilan agar ia cinta, aku akan memperindah diri hanya setelah dia menjadi milikku dan hanya dia yang tahu. Dan jika suatu saat mungkin penampilanku akan berubah seiring dengan waktu dia tetap menyayangiku karena kepribadian, karena kepribadianlah yang bisa dipertahankan, maka kepribadianlah yang harus diperbaiki sebisa mungkin.
Dalam perbincangan dengan sahabat yang menceritakan berbagai 'jenis' laki-laki dan melihat kenyataan, memang rasanya laki-laki yang sesuai kriteriaku jarang banget. Wahh.. apa saya terlalu mematok harga tinggi? Gak lah.. saya pun punya apa. Sebenarnya kalau dibilang tuntutan saya tinggi nggak ya, tapi susah.. Kenapa?
Saya mau laki-laki yang minimal mirip dengan saya kepribadian dan perilaku dasarnya :
- Setia, gak suka tebar pesona sama lawan jenis
- Nggak suka nongkrong atau keluyuran
- Cool atau nggak selengekan, rada jaim tapi di depan saya saja dia bisa 'gila'~~ Eaaa.. punya selera humor maksudnya.
Yang lain dan utama :
- Dia tidak boleh merokok apalagi minum-minuman keras.
- Nyaman seperti teman.
- Mempunyai pandangan terhadap masa depannya.
- Dia harus dewasa, pintar, tidak berpandangan sempit, peka, perhatian, dan seharusnya harus hal utama adalah BERIMAN. Waduuuh ~ memimpikan banget punya keluarga bahagia dunia akhirat.
Hehe.. bukan requirement lowongan kerja lohh..
Iya. Saya sangat selektif dalam hal kepribadian dan perilaku daripada harta dan tahtanya. Eaaaa..
Bukan berarti saya nggak pingin kaya. Nggak munafik, mana ada yang mau perempuan sama laki-laki malas apalagi nggak bekerja.
Tapi saya nggak frontal pingin sama anaknya pengusaha atau pejabat biar otomatis kaya.
Tapi akan lebih baik kalau dia kaya saat sembari berjalan menata hidup dengan saya (eaaa).. Maksudnya, kaya atas usahanya sendiri. Untuk kaya karena orang tuanya ini bukan suatu permasalahan yang diributkan lah. Dan kaya itu 'dalam kurun' selalu berkecukupan, bisa memenuhi kebutuhan. Alhamdulillah jika berlebihpun semoga tetap di sadarkan Allah untuk bisa berbagi.
Kan orang kaya juga harta-hartanya dimintai pertanggung jawabannya, sehingga kaya juga harus hati-hati.
Mengenai Iman. Ini sebernarnya satu hal yang harus diperhatikan dan utama. Tentu sebagai orang Islam aku maunya menikah dengan orang Islam, tidak masalah dia berasal dari suku, bangsa atau ras manapun, karena dalam Islam tak ada hukum membedakan hal seperti itu, sehingga hal yang harus sangat di perhatikan adalah HANYA ke Islam annya.
Islam yang seperti apa? Bisa dilihat bahwa orang yang menyandang status 'Islam' ini beraneka ragam sifatnya. Mulai dari ada yang sepilis, sekular, liberaris, radikal yang ke semuanya berbahaya, mereka maunya agama yang mengikuti hawa nafsu mereka, bukan mereka yang taat pada agama. Ini kudu di hindari dari pada generasi kita nanti ikutan melenceng. Kenapa begitu? Karena masing-masing maunya pakai jalan pemikiran sendiri, nggak mau ngikutin Sunnah Nabi yang sudah tertera jelas karena godaan duniaaaaa oh duniaaaa ~
Saya mau yang Islam nya benar dan taat sesuai perintah Allah dan amanah Nabi Muhammad. Biar jadi imam bagi saya nanti. Suami adalah pemimpin yang harus di taati. Kalau dia sendiri nggak benar, gimana keluarganya? Saya sendiri merasa belum cukup iman tapi sangat ingin menjadi orang yang beriman. Kalaupun imannya setara denganku bisa belajar bersama. Bahkan jika takdir menuliskan aku bersama dengan seorang MUALAF.. Yaitu orang yang baru saja masuk Islam, saya pun tak mempermasalahkan. Asal dia komitmen menjalankan dengan teguh, masuk Islam karena Allah, karena ia mau menyelamatkan diri dari urusan dunia akhirat, bukan alasan lain apalagi hanya agar bisa menikah denganku.
Apa yang menjadi acuan saya nanti untuk menjadi cinta sejati atau jodoh adalah ia yang mau diajak maupun mengajakku ke Surga. Bagaimana caranya? Hanya dengan taat dengan Allah seumur hidup.
Taat dengan Allah nggak sulit. Tapi hawa nafsulah yang kadang sulit di kendalikan. Karena perintah Allah nggak ada yang susah, hanya karena hawa nafsu yang sering melawan.
Jadilah ia suami yang amanah.. Menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh, Mencari nafkah untuk keluarga dengan halal dan jujur, berbakti pada dua orang tuanya dan orang tuaku, serta hanya padaku setia menyayangi, menjaga dengan tulus ikhlas sampai mati karena mengharap ridho Allah.
Lalu jadilah aku istri yang amanah pula. Taat menjalankan perintah agama, taat dan menjaga diri ketika tidak ada suami, menjadi sekolah awal yang baik bagi anak-anakku.
Ketika kau mengajari lelaki, maka kau memperbaiki lelaki itu. Tapi ketika kau mengajari perempuan, maka kau memperbaiki generasi.
InsyaAllah.
Meskipun saat ini aku sedang kehilangan kepercayaan pada laki-laki, bahkan sudah sulit jatuh cinta lagi. Aku yakin karena Allah sedang menjaga hatiku untuk jodoh yang terbaik yang tetap aku impikan, semoga ia pun sedang menanti saat terindah itu nanti hanya denganku ♥
Wassalamualaikum.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidupmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. 30:21)
Ayat diatas seperti yang selalu tertulis di undangan pernikahan. hihi..
Sekedar ingin curhat maupun sharing.
Sekedar ingin curhat maupun sharing.
Beberapa saat terakhir, saya jadi sering berdiskusi panjang soal ini. Bersama sahabat maupun keluarga. Melihat banyaknya teman yang pada nikah sementara saya ketinggalan mental masih takut-takutan banget sama cowok. Yaahh.. Meskipun bisa dibilang usia saya juga belum matang, nggak mendesak amat soal ini tapi sudah cukup umur untuk mengenal 'medan' dan persiapan menghadapi hal ini.
Percaya nggak sih perkara jodoh? Percaya saja semua jika itu kebaikan dari Allah..
Dan saya sangat mengharapkan itu hal yang baik bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Ijinkan aku menikah tanpa pacaranKata-kata itu terngiang-ngiang di kepala. Karena pacaran itu gak bikin happy.. Gak bisa lepas dari perasaan takut dosa dan takut menjadi bahan permainan dan ajang coba-coba. Waduuhh.. jangan dah, mempertaruhkan harga diri. Saya mau sama yang serius aja, memang niat mendampingi saya seumur hidup. Jiyeeh Aamiin Yaa Allah.
Memilih jodoh memang gak bisa asal aja. Maunya sekali seumur hidup, nggak usah di tuker tambah atau di kembalikan (beli di supermarket kali..) Nggak mau banget donk ada perceraian atau salah orang gitu (
Maka dari itu lah setiap orang punya kriteria. Emang orang baik banyak, tapi yang cocok dengan kita belum pasti ada. Karena jodoh InsyaAllah cuma satu, jadi pasti kita akan dibingungkan dengan banyak pertimbangan dulu terhadap beberapa orang sebelum mendarat ke perlabuhan terakhir. Ihiiir !
Nasehat kakak atas pengalaman pribadinya : "Mintalah jodoh yang kamu mau sama Allah dengan perbanyak ibadah sunnah, jika sudah datang pilihan. Sholat Istiqarah.. Minta petunjuk sama Allah."
Jodoh memang InsyaAllah sudah di tentukan oleh Allah. Meski katanya kalau gak 'di jemput' jodoh bakal tetap di tangan Tuhan. Sebagai seorang wanita kita nggak mungkin donk mencari. Kita juga mengusahakan memilih, bagaimana memilih? Kalau kita menginginkan bisa memilih orang yang baik, maka kita pun harus menjadi orang yang baik.
Apa yang bisa aku usahakan saat ini untuk jodoh adalah banyak berdoa meminta jodoh yang tepat dan yang terbaik. Kemudian memperbaiki diri, jodoh adalah cerminan diri.
"...Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS. 24:26)
Tak perlu upaya untuk menarik semua perhatian laki-laki, tak perlu upaya agar di taksir banyak laki-laki, toh.. aku hanya perlu satu laki-laki saja nanti yang menemaniku seumur hidup.
Aku akan menanti dia yang menerima aku apa adanya, beginilah aku sehingga dia menyukaiku. Aku tak perlu bersolek dan memperindah tampilan agar ia cinta, aku akan memperindah diri hanya setelah dia menjadi milikku dan hanya dia yang tahu. Dan jika suatu saat mungkin penampilanku akan berubah seiring dengan waktu dia tetap menyayangiku karena kepribadian, karena kepribadianlah yang bisa dipertahankan, maka kepribadianlah yang harus diperbaiki sebisa mungkin.
Dalam perbincangan dengan sahabat yang menceritakan berbagai 'jenis' laki-laki dan melihat kenyataan, memang rasanya laki-laki yang sesuai kriteriaku jarang banget. Wahh.. apa saya terlalu mematok harga tinggi? Gak lah.. saya pun punya apa. Sebenarnya kalau dibilang tuntutan saya tinggi nggak ya, tapi susah.. Kenapa?
Saya mau laki-laki yang minimal mirip dengan saya kepribadian dan perilaku dasarnya :
- Setia, gak suka tebar pesona sama lawan jenis
- Nggak suka nongkrong atau keluyuran
- Cool atau nggak selengekan, rada jaim tapi di depan saya saja dia bisa 'gila'~~ Eaaa.. punya selera humor maksudnya.
Yang lain dan utama :
- Dia tidak boleh merokok apalagi minum-minuman keras.
- Nyaman seperti teman.
- Mempunyai pandangan terhadap masa depannya.
- Dia harus dewasa, pintar, tidak berpandangan sempit, peka, perhatian, dan seharusnya harus hal utama adalah BERIMAN. Waduuuh ~ memimpikan banget punya keluarga bahagia dunia akhirat.
Hehe.. bukan requirement lowongan kerja lohh..
Iya. Saya sangat selektif dalam hal kepribadian dan perilaku daripada harta dan tahtanya. Eaaaa..
Bukan berarti saya nggak pingin kaya. Nggak munafik, mana ada yang mau perempuan sama laki-laki malas apalagi nggak bekerja.
Tapi saya nggak frontal pingin sama anaknya pengusaha atau pejabat biar otomatis kaya.
Tapi akan lebih baik kalau dia kaya saat sembari berjalan menata hidup dengan saya (eaaa).. Maksudnya, kaya atas usahanya sendiri. Untuk kaya karena orang tuanya ini bukan suatu permasalahan yang diributkan lah. Dan kaya itu 'dalam kurun' selalu berkecukupan, bisa memenuhi kebutuhan. Alhamdulillah jika berlebihpun semoga tetap di sadarkan Allah untuk bisa berbagi.
Kan orang kaya juga harta-hartanya dimintai pertanggung jawabannya, sehingga kaya juga harus hati-hati.
Mengenai Iman. Ini sebernarnya satu hal yang harus diperhatikan dan utama. Tentu sebagai orang Islam aku maunya menikah dengan orang Islam, tidak masalah dia berasal dari suku, bangsa atau ras manapun, karena dalam Islam tak ada hukum membedakan hal seperti itu, sehingga hal yang harus sangat di perhatikan adalah HANYA ke Islam annya.
Islam yang seperti apa? Bisa dilihat bahwa orang yang menyandang status 'Islam' ini beraneka ragam sifatnya. Mulai dari ada yang sepilis, sekular, liberaris, radikal yang ke semuanya berbahaya, mereka maunya agama yang mengikuti hawa nafsu mereka, bukan mereka yang taat pada agama. Ini kudu di hindari dari pada generasi kita nanti ikutan melenceng. Kenapa begitu? Karena masing-masing maunya pakai jalan pemikiran sendiri, nggak mau ngikutin Sunnah Nabi yang sudah tertera jelas karena godaan duniaaaaa oh duniaaaa ~
Saya mau yang Islam nya benar dan taat sesuai perintah Allah dan amanah Nabi Muhammad. Biar jadi imam bagi saya nanti. Suami adalah pemimpin yang harus di taati. Kalau dia sendiri nggak benar, gimana keluarganya? Saya sendiri merasa belum cukup iman tapi sangat ingin menjadi orang yang beriman. Kalaupun imannya setara denganku bisa belajar bersama. Bahkan jika takdir menuliskan aku bersama dengan seorang MUALAF.. Yaitu orang yang baru saja masuk Islam, saya pun tak mempermasalahkan. Asal dia komitmen menjalankan dengan teguh, masuk Islam karena Allah, karena ia mau menyelamatkan diri dari urusan dunia akhirat, bukan alasan lain apalagi hanya agar bisa menikah denganku.
Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS.8:24)
Mencari teman hidup, ajak bicara hati. dia akan mengajak kita ke surga atau neraka. jangan silau rupa, harta benda itu semua akan sirna.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.. (QS. 66:6)
Taat dengan Allah nggak sulit. Tapi hawa nafsulah yang kadang sulit di kendalikan. Karena perintah Allah nggak ada yang susah, hanya karena hawa nafsu yang sering melawan.
Jadilah ia suami yang amanah.. Menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh, Mencari nafkah untuk keluarga dengan halal dan jujur, berbakti pada dua orang tuanya dan orang tuaku, serta hanya padaku setia menyayangi, menjaga dengan tulus ikhlas sampai mati karena mengharap ridho Allah.
Lalu jadilah aku istri yang amanah pula. Taat menjalankan perintah agama, taat dan menjaga diri ketika tidak ada suami, menjadi sekolah awal yang baik bagi anak-anakku.
Ketika kau mengajari lelaki, maka kau memperbaiki lelaki itu. Tapi ketika kau mengajari perempuan, maka kau memperbaiki generasi.
“Lakukanlah ketaatan pada Allah dan hati-hatilahlah dengan maksiat. Perintahkanlah keluargamu untuk mengingat Allah (berdzikir), niscaya Allah akan menyelamatkan kalian dari jilatan neraka”. (Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma )Itu semua masih 'mimpi' yang harus di usahakan lewat ikhtiar, banyak doa, dan istiqamah.
InsyaAllah.
Meskipun saat ini aku sedang kehilangan kepercayaan pada laki-laki, bahkan sudah sulit jatuh cinta lagi. Aku yakin karena Allah sedang menjaga hatiku untuk jodoh yang terbaik yang tetap aku impikan, semoga ia pun sedang menanti saat terindah itu nanti hanya denganku ♥
Wassalamualaikum.
Sabtu, 28 September 2013
Sendiri
Pernahkah kamu merasa kesepian meski ada milyaran orang di dunia ini?
Di sekeliling memang tak pernah sendiri, banyak orang lalu lalang..
Ada keluarga, ada teman dan lainnya.. Tapi tetap merasa sendiri..
Aku yakin, semua pernah mengalami.
Mungkin ini yang aku rasakan sekarang.
Aku tahu banyak teman yang baik padaku. Aku juga tahu semua keluarga menyayangiku..
Tapi tak ada perhatian yang tertuju padaku, tidak ada yang benar-benar mempedulikanku setiapku berlaku.
Tanpa mengeluh, tak akan ada orang yang tahu aku ada masalah.
Tanpa menangis, tak akan ada orang yang akan tahu aku sedang sakit.
Dan mengeluh serta menangis di hadapan mereka juga tak akan mengubah apapun.
Mengeluh tidak membuat orang mempedulikanku.
Selain membuat diriku semakin terlihat lemah.
Inilah titik tengah.. Dimana banyak orang menghadapi masa labil dan mencari jati diri.
Dimana pula aku mulai menemukan masalah-masalah besar.
Dan aku harus berusaha mencari jalan keluarnya juga..
Semua tidak membuatku sedih atau depresi, aku hanya diam dengan keadaan ini.
Ini bukan sebuah musibah bagiku, hanya sebuah penantian atas keadaan.
Di usiaku saat ini yang menginjak kepala 2 awal..
Aku menyadari, aku terlalu besar untuk diperhatikan tingkah laku dan di manjakan orang tua.
Aku juga bukan tipe orang yang suka mencari perhatian orang lain.
Aku tidak suka membuat 'drama' demi sebuah perhatian.
Tapi aku juga terlalu muda untuk mengharap perhatian seorang laki-laki, sosok suami..
Sudah bertekad tidak akan menjalin kasih lagi tanpa ikatan perkawinan.
Sehingga akupun akan menolak seandainya ada yang memperhatikanku hanya sekedar cari sensasi atau iseng-iseng belaka. That's tired and all in vain..
Dan para sahabat yang aku punya juga mempunyai masalah dan urusan masing-masing, hanya pada kesempatan tertentu kita bisa saling mencurahkan isi hati dan mengisi hari dengan kebersamaan.
Sehingga.. secara fisik.. aku memang berdiri sendiri.
Kita memang diciptakan sendiri, matipun sendiri, mempertanggung jawabkan segala apa yang kita perbuat sendiri.
Tumbuh menjadi seorang gadis pendiam yang sulit bicara bahkan pemalu..
Tumbuh dengan banyak ingatan buruk tentang seorang teman dan sahabat.
Inilah aku..
Aku tidak pernah memaksa atau meminta seseorang untuk menyukaiku.
Aku juga tak pernah ingin ada yang membenciku.
Tapi aku sangat kecewa jika ada orang yang pura-pura menyukaiku..
Dan pada akhirnya akan menjadi pengkhianat juga.
Menjadi pengacuh yang paling dingin juga..
Kadang merasa lebih baik sendiri daripada di perhatikan tanpa alasan yang benar.
Mungkin saja aku banyak kehilangan kepercayaan pada manusia.
Mungkin juga hatiku yang terlalu lemah dan mudah trauma.
Mungkin juga aku sudah menarik diri dan sudah meremehkan diri sendiri.
Tapi..
Apa yang membuatku tidak sedih dan menganggap ini bukan masalah besar adalah..
Karena aku merasa aku punya ALLAH..
Dengan aku berusaha untuk menaati perintahNya, disanalah aku merasa aku tak pernah sendiri lagi.
Duduk, Sujud, Bersimpuhlah di hadapanNya, ketika sembahyang atau berdoa..
Itulah kita akan merasa berkomunikasi denganNya langsung.
Disanalah kita merasa tak akan pernah sendiri.
Merasa Ia lah kekuatan utama dan Ia selalu membimbing setiap perlakuanku.
Menghindarkan apapun yang tidak baik di hadapanNya, meski awalnya aku ingin.
Ketika aku meminta Allah agar Ia mendekatkanku denganNya..
Seakan Ia benar-benar dekat, semua kegelisahan sekejap sirna..
Ketika aku ingin di beri petunjuk agar hidup dengan benar, maka aku perlahan diberi banyak pemahaman tentang Islam dan kehidupan.
Apapun yang aku keluhkan pada Allah semua ada jawabannya :
IYA, ketika do'aku dikabulkan.
TIDAK karena ada yang lebih baik untukku, atau..
BELUM, maka aku di suruh bersabar.
Cinta Allah tidak bisa diungkapkan dengan apapun.
Sekalipun aku masih insan muslim yang fakir ilmu..
Asal ada kemauan, aku melihat ada balasan tersendiri oleh Allah untukku..
Yaitu setidaknya aku tidak lagi di gelisahkan oleh perkara-perkara yang kuinginkan tapi sebenarnya tidak penting.
Aku jadi mau belajar dan di beri pemahaman tentang makna hidup dan Islam.
Ketika aku merasa resah dan buru-buru menyadari bahwa aku melakukan kesalahan.
Dan aku juga berusaha bersabar atas apa yang menimpaku, bersabar tentang hal yang belum terjawab.
Menerima semua takdir yang sudah di tentukan.
Hidup memang sendiri matipun sendiri, tapi memanglah kita tidak akan bisa hidup sendiri.
Tenang lah tenang akan ada orang yang akan tulus menyayangiku karena aku.
Bukan karena kelebihan atau kemampuanku. Akan Ada.
Aku tidak sendiri..
Ada Allah.. Penciptaku yang akan menunjukkan jalan yang benar dalam hidup.
Ada Orang Tua dan Keluarga.. Yang selalu mendoakanku.
Ada Teman.. Yang berinteraksi baik denganku.
Ada Jodoh.. Yang menantiku jadi pribadi berkualitas. hihi :)
INSYALLAH.. Banyak mengkoreksi diri saja agar Allah Ridho, Manusiapun Ridho.
Aamiin Yaa Rabbal Alamin..
Di sekeliling memang tak pernah sendiri, banyak orang lalu lalang..
Ada keluarga, ada teman dan lainnya.. Tapi tetap merasa sendiri..
Aku yakin, semua pernah mengalami.
Mungkin ini yang aku rasakan sekarang.
Aku tahu banyak teman yang baik padaku. Aku juga tahu semua keluarga menyayangiku..
Tapi tak ada perhatian yang tertuju padaku, tidak ada yang benar-benar mempedulikanku setiapku berlaku.
Tanpa mengeluh, tak akan ada orang yang tahu aku ada masalah.
Tanpa menangis, tak akan ada orang yang akan tahu aku sedang sakit.
Dan mengeluh serta menangis di hadapan mereka juga tak akan mengubah apapun.
Mengeluh tidak membuat orang mempedulikanku.
Selain membuat diriku semakin terlihat lemah.
Inilah titik tengah.. Dimana banyak orang menghadapi masa labil dan mencari jati diri.
Dimana pula aku mulai menemukan masalah-masalah besar.
Dan aku harus berusaha mencari jalan keluarnya juga..
Semua tidak membuatku sedih atau depresi, aku hanya diam dengan keadaan ini.
Ini bukan sebuah musibah bagiku, hanya sebuah penantian atas keadaan.
Di usiaku saat ini yang menginjak kepala 2 awal..
Aku menyadari, aku terlalu besar untuk diperhatikan tingkah laku dan di manjakan orang tua.
Aku juga bukan tipe orang yang suka mencari perhatian orang lain.
Aku tidak suka membuat 'drama' demi sebuah perhatian.
Tapi aku juga terlalu muda untuk mengharap perhatian seorang laki-laki, sosok suami..
Sudah bertekad tidak akan menjalin kasih lagi tanpa ikatan perkawinan.
Sehingga akupun akan menolak seandainya ada yang memperhatikanku hanya sekedar cari sensasi atau iseng-iseng belaka. That's tired and all in vain..
Dan para sahabat yang aku punya juga mempunyai masalah dan urusan masing-masing, hanya pada kesempatan tertentu kita bisa saling mencurahkan isi hati dan mengisi hari dengan kebersamaan.
Sehingga.. secara fisik.. aku memang berdiri sendiri.
Kita memang diciptakan sendiri, matipun sendiri, mempertanggung jawabkan segala apa yang kita perbuat sendiri.
Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.(QS. 19:95)
Tumbuh dengan banyak ingatan buruk tentang seorang teman dan sahabat.
Inilah aku..
Aku tidak pernah memaksa atau meminta seseorang untuk menyukaiku.
Aku juga tak pernah ingin ada yang membenciku.
Tapi aku sangat kecewa jika ada orang yang pura-pura menyukaiku..
Dan pada akhirnya akan menjadi pengkhianat juga.
Menjadi pengacuh yang paling dingin juga..
Kadang merasa lebih baik sendiri daripada di perhatikan tanpa alasan yang benar.
Mungkin saja aku banyak kehilangan kepercayaan pada manusia.
Mungkin juga hatiku yang terlalu lemah dan mudah trauma.
Mungkin juga aku sudah menarik diri dan sudah meremehkan diri sendiri.
Tapi..
Apa yang membuatku tidak sedih dan menganggap ini bukan masalah besar adalah..
Karena aku merasa aku punya ALLAH..
Dengan aku berusaha untuk menaati perintahNya, disanalah aku merasa aku tak pernah sendiri lagi.
Duduk, Sujud, Bersimpuhlah di hadapanNya, ketika sembahyang atau berdoa..
Itulah kita akan merasa berkomunikasi denganNya langsung.
Disanalah kita merasa tak akan pernah sendiri.
Merasa Ia lah kekuatan utama dan Ia selalu membimbing setiap perlakuanku.
Menghindarkan apapun yang tidak baik di hadapanNya, meski awalnya aku ingin.
Ketika aku meminta Allah agar Ia mendekatkanku denganNya..
Seakan Ia benar-benar dekat, semua kegelisahan sekejap sirna..
Ketika aku ingin di beri petunjuk agar hidup dengan benar, maka aku perlahan diberi banyak pemahaman tentang Islam dan kehidupan.
Apapun yang aku keluhkan pada Allah semua ada jawabannya :
IYA, ketika do'aku dikabulkan.
TIDAK karena ada yang lebih baik untukku, atau..
BELUM, maka aku di suruh bersabar.
Cinta Allah tidak bisa diungkapkan dengan apapun.
Sekalipun aku masih insan muslim yang fakir ilmu..
Asal ada kemauan, aku melihat ada balasan tersendiri oleh Allah untukku..
Yaitu setidaknya aku tidak lagi di gelisahkan oleh perkara-perkara yang kuinginkan tapi sebenarnya tidak penting.
Aku jadi mau belajar dan di beri pemahaman tentang makna hidup dan Islam.
Ketika aku merasa resah dan buru-buru menyadari bahwa aku melakukan kesalahan.
Dan aku juga berusaha bersabar atas apa yang menimpaku, bersabar tentang hal yang belum terjawab.
Menerima semua takdir yang sudah di tentukan.
Hidup memang sendiri matipun sendiri, tapi memanglah kita tidak akan bisa hidup sendiri.
Tenang lah tenang akan ada orang yang akan tulus menyayangiku karena aku.
Bukan karena kelebihan atau kemampuanku. Akan Ada.
Aku tidak sendiri..
Ada Allah.. Penciptaku yang akan menunjukkan jalan yang benar dalam hidup.
Ada Orang Tua dan Keluarga.. Yang selalu mendoakanku.
Ada Teman.. Yang berinteraksi baik denganku.
Ada Jodoh.. Yang menantiku jadi pribadi berkualitas. hihi :)
INSYALLAH.. Banyak mengkoreksi diri saja agar Allah Ridho, Manusiapun Ridho.
Aamiin Yaa Rabbal Alamin..
Tulisan tentang Mama Papa
Assalamualaikum..
Saat doa sholat malam, pastilah banyak curhat sama Allah, banyak memohon dan meminta banyak hal. Entah tentang apa yang sedang tidak enak di jalani dan ingin diringankan atau ingin kelancaran untuk menjalani hari-hari kedepan dan meminta hal-hal yang sudah ditunggu-tunggu.
Kadang tersadar, kok ngeluh terus ya sama Allah? Lalu mencoba banyak bersyukur juga atas apa yang sudah Allah berikan padaku. Masih diberi nafas, rejeki, kedamaian, sehat dan akal.
Tapi kali ini tersadar juga..
Kenapa aku hanya banyak meminta hal tentangku urusan-urusanku?
Kenapa aku tidak lebih banyak mendoakan orang tuaku? Saya merasa buruk.
Iya sebenarnya Alhamdulillah saya tidak pernah luput berdoa untuk orang tua di setiap doa selepas sholat wajib 5 waktu.
Tapi saya rasa belum cukup mengungkapkan apa yang ku minta pada Allah untuk membalas jasa mereka belum cukup. Do'a saya hanya doa pada umumnya..
Padahal aku tahu dalam doa mama, beliau banyak mendoakanku.. *nguping*
Sampai rasanya terharu banget, beliau lebih banyak mendoakan orang lain ketimbang dirinya sendiri.
Mendoakan suaminya (papaku), anak-anaknya (aku dan kakak-kakak), orang tuanya dll..
Inginkan kemudahan untuk orang lain ketimbang meminta hal-hal yang ia inginkan.
My mom is Great !
Aku juga kadang berpikir, apa mungkin doa yang mustajab sehingga saya mendapatkan beberapa keuntungan itu doanya mama saya dulu ya?
Soalnya waktu itu aku merasa takjub karena aku yang jauh dari Allah selalu mendapatkan apa yang saya inginkan tiba-tiba terwujud, dan tersadar sepertinya itu karena doa orang tuaku.
Akhir-akhir ini memang menjadi saat yang agak rumit dan sangat sulit bagi kami.
Papa sedang sakit. Bukan sakit yang parah, tapi sakit yang agak langka. Sekalipun begitu tetap merubah semua aktifitas yang biasa dilakukan karena juga berpengaruh pada kondisi fisik sehingga harus beberapa kali rawat inap.
Memang semua agak kaget dan kelimpungan tentang hal ini.
Dan juga masalah yang di sebabkan orang lain yang merugikan banyak hal..
Tapi wonder dad.. wonder mom..
Aku kagum banget melihat mama yang dengan sabar mendampingi papa meski sesekali ada kesulitan dan kesusahan tapi beliau nggak pernah tampakkan di wajahnya.
Membantu segala dari hal kecil sampai hal besar, tanpa berat di hati tanpa banyak mengeluh.
Aku membatin kecil, apa aku bisa menjadi seorang istri seperti itu?
Aku membayangkan jika aku jadi mama, ini akan sangat melelahkan bahkan membuat stress.
Tapi beliau masih sangat sabar, banyak berIstighfar dan kadang justru bermusahabah diri.
Mereka tidak mengeluh kenapa mendapat cobaan, justru mereka mengatakan, "Kenapa memikirkan masalah terlampau dalam? Kita ada Allah."
Aku mengerti perasaannya sehingga beliau sedikit lelah dengan ini.
Meski papa sedang sakit, aku yakin ini karena Allah sedang menghapus dosa-dosanya.
Ada sebuah hadist yang berkata bahwa Allah akan menguji orang beriman dengan musibah dan penyakit sampai habis dosa di muka bumi ini.
Papaku adalah orang baik, meski terkadang sifatnya agak keras tapi ia tidak pernah menzalimi dan merugikan orang lain.
Bahkan karyawan pada pekerjaan papa bilang perusahaan akan susah kalau bukan papa pemimpinnya.
Tidak ada yang memperjuangkan hak-hak mereka (para karyawan).
SubhanAllah ~
Mereka adalah orang yang taat pada Allah sedari dulu.
Mama yang rajin sholat 5 waktu, puasa sunnah dan membaca Al-Qur'an.
Begitupun papa yang rajin ke Masjid, menjadi takmir Masjid dan banyak menghafal Al-Qur'an.
Mereka orang-orang yang cukup teguh terhadap agama tapi tidak kolot.
Dan lagi, mereka adalah orang tua yang tidak pernah memaksakan kehendak pada anaknya.
Aku sangat jarang di perintah dan di atur.
Mereka memberi pengarahan, menyampaikan mana yang baik dan buruk.
Kemudian sepenuhnya menyerahkan kepercayaan padaku.
Ketika aku mungkin mendapat pilihan yang kurang memuaskan.
Mereka tidak menjudge dan langsung melarang.
Tapi menyampaikan konsekuensi maupun syarat agar aku dapat menjalankan itu.
Sehingga aku lebih bisa memilih lebih bijak lagi demi diri sendiri dan mereka.
Harapanku adalah...
Aku tidak tahu bagaimana cara membalas jasa mereka. Dan sepertinya mau membalaspun tak akan pernah seimbang..
Yang pasti aku menginginkan mereka bahagia dengan aku, bangga denganku..
Suatu saat aku ingin membuat mereka benar-benar bisa bersyukur karena punya anak aku.
Yang aku ingin minimalisirkan adalah tidak bertindak apa-apa yang mengecewakan mereka.
Aku juga harus mendapat restu setiap apapun yang aku lakukan.
Aku ingin menjadi anak yang dapat mendoakan orang tua dan di dengar Allah.
Oleh karena itu aku ingin taat pada Allah.
Akupun ingin mempunyai rumah tangga selanggeng mereka, tidak pernah bermasalah yg fatal.
Aku tahu ini tak mudah, aku manusia biasa yang punya banyak khilaf..
Aku mungkin berambisi tapi kadang pula aku merasa loyo, lelah dan putus asa.
Hanya berharap Allah membimbingku, tak ada lain yang di harapkan perkara ini.
Semoga Allah menguatkan kami semua.
Sekian dulu. Ini hanya goresan kecil. Kalau ada lagi, saya akan tulis lagi.. hehe
Wassalam.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(QS. 17:23-24)
Kadang tersadar, kok ngeluh terus ya sama Allah? Lalu mencoba banyak bersyukur juga atas apa yang sudah Allah berikan padaku. Masih diberi nafas, rejeki, kedamaian, sehat dan akal.
Tapi kali ini tersadar juga..
Kenapa aku hanya banyak meminta hal tentangku urusan-urusanku?
Kenapa aku tidak lebih banyak mendoakan orang tuaku? Saya merasa buruk.
Iya sebenarnya Alhamdulillah saya tidak pernah luput berdoa untuk orang tua di setiap doa selepas sholat wajib 5 waktu.
Tapi saya rasa belum cukup mengungkapkan apa yang ku minta pada Allah untuk membalas jasa mereka belum cukup. Do'a saya hanya doa pada umumnya..
Padahal aku tahu dalam doa mama, beliau banyak mendoakanku.. *nguping*
Sampai rasanya terharu banget, beliau lebih banyak mendoakan orang lain ketimbang dirinya sendiri.
Mendoakan suaminya (papaku), anak-anaknya (aku dan kakak-kakak), orang tuanya dll..
Inginkan kemudahan untuk orang lain ketimbang meminta hal-hal yang ia inginkan.
My mom is Great !
Aku juga kadang berpikir, apa mungkin doa yang mustajab sehingga saya mendapatkan beberapa keuntungan itu doanya mama saya dulu ya?
Soalnya waktu itu aku merasa takjub karena aku yang jauh dari Allah selalu mendapatkan apa yang saya inginkan tiba-tiba terwujud, dan tersadar sepertinya itu karena doa orang tuaku.
Akhir-akhir ini memang menjadi saat yang agak rumit dan sangat sulit bagi kami.
Papa sedang sakit. Bukan sakit yang parah, tapi sakit yang agak langka. Sekalipun begitu tetap merubah semua aktifitas yang biasa dilakukan karena juga berpengaruh pada kondisi fisik sehingga harus beberapa kali rawat inap.
Memang semua agak kaget dan kelimpungan tentang hal ini.
Dan juga masalah yang di sebabkan orang lain yang merugikan banyak hal..
Tapi wonder dad.. wonder mom..
Aku kagum banget melihat mama yang dengan sabar mendampingi papa meski sesekali ada kesulitan dan kesusahan tapi beliau nggak pernah tampakkan di wajahnya.
Membantu segala dari hal kecil sampai hal besar, tanpa berat di hati tanpa banyak mengeluh.
Aku membatin kecil, apa aku bisa menjadi seorang istri seperti itu?
Aku membayangkan jika aku jadi mama, ini akan sangat melelahkan bahkan membuat stress.
Tapi beliau masih sangat sabar, banyak berIstighfar dan kadang justru bermusahabah diri.
Tapi semua membawa mereka yang memang aslinya sangat taat dengan Tuhan semakin mendekat.“Seorang istri yang aktif shalat 5 waktu, puasa Ramadhan dan pandai memelihara kehormatan dirinya dan taat pada suaminya, maka ia bakal masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan.”
Mereka tidak mengeluh kenapa mendapat cobaan, justru mereka mengatakan, "Kenapa memikirkan masalah terlampau dalam? Kita ada Allah."
"Setiap orang Islam yg mendapat bencana, penyakit dan lain-lain, maka Tuhan menggugurkan (mengampuni) kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daunnya." (H.R. Bukhari)Begitupun papa yang sabar menahan apa yang di alami.
Aku mengerti perasaannya sehingga beliau sedikit lelah dengan ini.
Meski papa sedang sakit, aku yakin ini karena Allah sedang menghapus dosa-dosanya.
Ada sebuah hadist yang berkata bahwa Allah akan menguji orang beriman dengan musibah dan penyakit sampai habis dosa di muka bumi ini.
Papaku adalah orang baik, meski terkadang sifatnya agak keras tapi ia tidak pernah menzalimi dan merugikan orang lain.
Bahkan karyawan pada pekerjaan papa bilang perusahaan akan susah kalau bukan papa pemimpinnya.
Tidak ada yang memperjuangkan hak-hak mereka (para karyawan).
SubhanAllah ~
Mereka adalah orang yang taat pada Allah sedari dulu.
Mama yang rajin sholat 5 waktu, puasa sunnah dan membaca Al-Qur'an.
Begitupun papa yang rajin ke Masjid, menjadi takmir Masjid dan banyak menghafal Al-Qur'an.
Mereka orang-orang yang cukup teguh terhadap agama tapi tidak kolot.
Dan lagi, mereka adalah orang tua yang tidak pernah memaksakan kehendak pada anaknya.
Aku sangat jarang di perintah dan di atur.
Mereka memberi pengarahan, menyampaikan mana yang baik dan buruk.
Kemudian sepenuhnya menyerahkan kepercayaan padaku.
Ketika aku mungkin mendapat pilihan yang kurang memuaskan.
Mereka tidak menjudge dan langsung melarang.
Tapi menyampaikan konsekuensi maupun syarat agar aku dapat menjalankan itu.
Sehingga aku lebih bisa memilih lebih bijak lagi demi diri sendiri dan mereka.
Harapanku adalah...
Aku tidak tahu bagaimana cara membalas jasa mereka. Dan sepertinya mau membalaspun tak akan pernah seimbang..
Yang pasti aku menginginkan mereka bahagia dengan aku, bangga denganku..
Suatu saat aku ingin membuat mereka benar-benar bisa bersyukur karena punya anak aku.
Yang aku ingin minimalisirkan adalah tidak bertindak apa-apa yang mengecewakan mereka.
Aku juga harus mendapat restu setiap apapun yang aku lakukan.
Aku ingin menjadi anak yang dapat mendoakan orang tua dan di dengar Allah.
Oleh karena itu aku ingin taat pada Allah.
Akupun ingin mempunyai rumah tangga selanggeng mereka, tidak pernah bermasalah yg fatal.
Aku tahu ini tak mudah, aku manusia biasa yang punya banyak khilaf..
Aku mungkin berambisi tapi kadang pula aku merasa loyo, lelah dan putus asa.
Hanya berharap Allah membimbingku, tak ada lain yang di harapkan perkara ini.
Semoga Allah menguatkan kami semua.
Sekian dulu. Ini hanya goresan kecil. Kalau ada lagi, saya akan tulis lagi.. hehe
Wassalam.
[TRUE STORY] Ketika kematian membisikiku
Rasulullah bersabda, "Nasehati dirimu dengan dua hal. Nasehat yang
berbicara yaitu Alquran dan nasihat yang bisu yaitu kematian."
Agaknya benar hadist di atas, kedua nasehat tersebut telah mampu membuat hidupku berubah. Bukan berarti mengklaim diri sudah baik atau sudah sempurna, tapi diri ini sudah mau belajar untuk memperbaiki diri.
Masih sangat membekas dalam bagaimana sesaknya perasaanku ketika seakan entah tersentil, tersentuh atau tertampar oleh dua perkara tersebut yang sengaja atau tidak mendorongku untuk berubah dalam hal pemikiran, pandangan maupun perbuatan. Jujur saja aku masih bisa mengingat betapa sangat menakutkannya perasaan ini.
NASEHAT BISU : KEMATIAN
Ketika masih muda pernahkah mengingat kematian?
Pernahkan terpikir bahwa mungkin saja kematian telah dekat dengan kita?
Ketika mengingat kematian, apa yang pertama kali terpikir oleh kita?
Merasa masih muda dan merasa nggak punya banyak tuntutan selain meraih cita-cita yang kadang berubah seiring dengan musim berganti (-_-'')
Iya, aku memang tidak pernah sangat meyakini bahwa umurku sampai tua, tapi aku juga tak pernah teringat kematian.
Mati ya mungkin kalau sudah tua atau punya penyakit berat. Begitu pikirku..
Merasa hidup masih panjang, meski kadang hidup penuh dengan pemikiran yang antah berantah.
Mau jadi apa aku? Mau bagaimana? Mau di bawa kemanaaa? Samar-samar.
Senang ya tertawa, Sedih ya menangis. Udah gitu aja.
Ajaran penting dan wajib tentang agama aku tahu, tapi makna dan esensi paling fital dan penting dalam agama itu yang masih kabur di hati dan pemikiranku.
Perintah yang mungkin bisa ku lakukan ya kulakukan, tapi apa yang sekiranya tak sanggup aku hindari ya aku terjang..
Singkat cerita.. *Sebenarnya ceritanya puanjangg*
Di awal kisah di pertengahan hampir akhir 2012 ~
Hidayah dari kesenangan yang hampa--- Aku sebenarnya hanya mahasiswi biasa, yang merasa gak istimewa di mata orang lain dan diri sendiri.
Tapi saat itu jujur saja aku mempunyai penghasilan cukup lumayan sebagai freelancer dengan keahlian yang abal-abal oleh-oleh dari hobby.
Harusnya aku bersyukur donk ya? Meski banyak teman mengungkap salut dengan keberuntungan atau bahkan kemampuanku, tapi Sebenarnya apa yang aku dapatkan itu bukan karena kehebatan atau keahlianku, tapi murni karena jalan dan rahmat dari Allah. Seharusnya aku meresapi hal itu dalam-dalam. Seharusnya. Karena sungguh, keahlianku masih flat blum superior expert kalau dilihat dari segi ahlinya.
Membuat orang tua memujiku dan bangga karena aku sudah nggak lagi menggantungkan diri pada orang tua, membuatku cukup puas. Aku bisa membeli barang yang aku inginkan tanpa minta orang tua, tanpa nabung panjang. Meski aku juga bukan bertujuan untuk sombong dengan pekerjaan itu, tapi aku hanya ingin bahagiaaa ~
Aku tahu itu bukan puncak dan bahkan masih jauh dari puncak pencapaian, tapi setidaknya dalam posisi mahasiswa dan telah mempunyai pekerjaan itu aku cukup tenang sambil memperjuangkan hal lain.
Selain itu.. Aku menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang memang sangat aku sukai, di perhatikan dan di perlakukan dengan baik. Waduuu prikitiew ~
Udah deh.. Aku seneng aja jalanin hidup saat itu. Punya masalah pun, ya masalah hidup yang pada umumnya ajalah..
Tapi..
Di satu titik dalam hidup, awalnya ada satu sentilan yang entah.. Dari mana datangnya, apa penyebabnya dan kenapa terjadi..
Beberapa bulan semua kesenangan berjalan dan di tengah semua masih berjalan..
Hatiku sering mengalami kelelahan yang menderaku sehingga menyebabkan aku menangis tanpa sebab yang jelas. Seperti orang depresi..
Apa aku lelah dengan pekerjaan dan tugas kuliahku? Apa aku kesepian di rumah? Atau karena laki-laki itu membuat perasaanku mengambang?
Entah.. Apa sih?? Sebenarnya ya nggak ada yang salah, semuanya berjalan seperti apa adanya. Lalu kenapa aku selalu resah tanpa sebab?
Aku sering sekali menangis sendiri di kamar, aku menyalahkan orang-orang di sekitarku dalam batin ketika aku merasa hatiku sakit.
Aku tetap nggak menemukan penyebab yang pasti..
Aku masih melakukan hal apapun yang menyenangkan hatiku yang memuaskan batinku, tapi.. keresahan itu tetap saja akan datang lagi kemudian hari.
Dan di saat aku ada kesempatan untuk berdoa lama sehabis sholat ..
Aku merenung diam, duduk di atas sajadah..
Aku merasa Tuhan melihatku, aku merasa nyaman dengan ini..
Lalu.. aku sedikit menyadari, apakah ini?
Aku sering melalaikannya karena perkara dunia..
Aku tidak banyak mengusahakan banyak hal untukNya..
Aku mengerti tapi tidak menjalankan.
Aku tidak banyak mengucap syukur dan menghadap padanya padahal pasti Ia yang memperhatikanku hingga ku diberi rejeki.
Sampai akhirnya...
Tiba satu hari di mana aku terdiam nggak bisa tidur, diam nggak ada yang aku lakukan..
Aku tiba-tiba saja menemukan beberapa lalat besar hijau berterbangan di kamarku..
Bunyinya sangat berisik terbang kesana-sini bahkan mendekatiku...
Aku membatin.. Nggak biasanya ada lalat, apalagi yang besar seperti ini di rumah.
Tapi entah kenapa aku sangat penasaran dengan keberadaannya dan mendadak terpikir oleh.. Mitos!
Aku mengetikan kata kunci di ponselku dan membrowsing sesuatu tentangnya..
Hati mendadak sesak membaca dan terbelalak ketakutan sendiri.
Di tulis di satu artikel... Orang yang akan meninggal 40 hari sebelum ciri-cirinya di rubung lalat besar kehijauan.
Dan aku... DOWN !!
Tak bisa di ungkapkan, pemikiran ini datang terlalu mendadak hanya karena kedatangan serangga kecil yang menjijikkan ini.
Aku seperti kalap turun tangga dan mengambil raket pembasmi, aku tak mendapatkan..
Aku tidur dengan menutup bantal di telingaku.
Selepas itu sebenarnya aku mau melupakan kejadian itu.
Mungkin hanya prasangka dan halusinasiku saja..
Kadang mencoba meyakini bahwa ini hal yang konyol.
Aku memang terkadang membuat ketakutan pada diriku sendiri dengan alasan yang agak mengada-ada.
Tapi yang paling menakutkan..
Dimanapun aku pergi, kemanapun aku pergi sejauh-jauhnya..
Entah ke kampus, ke rumah makan, keluar kota..
Lalat-lalat itu selalu ada datang di dekatku!
Aku makin depresi saja, apakah pertanda seperti ini benar?
Aku seperti orang berhalusinasi ketakutan sendiri diantara teman dan orang lain di sekitarku yang bahkan tak menghiraukan keberadaan lalat-lalat itu.
Tapi aku sendiri yang gugup dan ketakutan memandang mendapati mereka beterbangan di sekitarku. Aku selalu berusaha membuat mereka pergi, tapi mereka selalu datang lagi..
Apakah benar dalam waktu dekat aku harus pergi?
Aku mau menenangkan hati, mungkin ini karena cuaca hingga banyak lalat dimana-mana..
Tapi.. Perkara lain yang entah sebenarnya bukan pertanda, tapi cukup mengisyaratkan..
Setiap hari aku berkendara di jalanan..
Aku...
Bertemu ambulance, dengan sirine nya yang memekakan telinga..
Setiap hari..! Menemui hal seperti itu..
Bahkan menemui bendera tanda ada orang meninggal.
Bahkan bertemu.. Orang-orang yang menggotong keranda orang meninggal.
Bahkan di satu hari aku bermimpi..
Aku meninggal tanggal sekian.. Atau berapa hari lagi.
Mungkin ini bawaan sindrom atas keseharianku yang sudah dalam ketakutan.
Tapi ini tetap saja menakutkan!
Apalagi.. Entah kenapa tiba-tiba aku mengalami sakit yang aneh..
Tidak pernah ku idap sebelumnya dan agak lama sakitnya.
Semakin goncang diriku! Ya Allah ~
Semakin lemas diriku, batinku semakin lemah..
Aku yakin aku ini telah di peringatkan!
Dan Iya.. aku tersadar, suatu saat aku akan mengalaminya..
Apa yang terjadi padaku jika aku telah mengalaminya?
Apakah yang terjadi pada orang setelah meninggal?
Menghilang dan musnah begitu saja?
Tentu tidak, aku mengingat dan flashback bagaimana guru agama dulu mengajarkan.
Bahwa orang meninggal akan di adili di dalam kubur..
Dimana semua perkara sudah tercabut, kita tak bisa memperbaiki kesalahan kita.
Sudah tidak ada taubat dan ampunan.
Apa yang dia lakukan di dunia itulah yang akan di nilai.
Ia dalam penantian hari kiamat sebelum di bangkitkan..
Lalu dimasukkan di tempat mana ia telah di tentukan sesuai AMAL perbuatannya..
SURGA atau... NERAKA ! JDAAAR!!
Lalu aku.. Apa yang sudah aku lakukan di dunia?? Bagaimana amalanku?? (_ _'')
Belum cukup disitu..
Lelaki yang aku sebut tadi menimbulkan masalah batin.. Mencampakan..
Menambah nggak enak di hati.
Kemudian aku mendapati kabar teman sebayaku kemudian sepupuku yang masih muda..
Meninggal di waktu yang hampir berdekatan dengan semua itu.
Makin teriris, makin yakin, bahwa kematian tidak menunggu kita siap, menunggu kita tua, atau menunggu kita sakit.
Karena mereka berduapun tidak sakit, tapi keduanya mengalami meninggal mendadak !
Makin berat ini di hati, makin sesak..
Ya Allah.. Sejak saat itu otakku terus berputar memikirkan hal-hal yang berbau kematian.
Sejak saat itulah aku mengingat kematian.
Pertama kali yang aku pikirkan adalah... Minta tolong kepada ALLAH SWT.
Iya siapa lagi? Ia yang menghidupkan aku, pasti ia pula yang akan mematikanku.
Sejak saat itupun aku tidak lagi pernah meninggalkan sholat 5 waktu.
Juga melakukan ibadah apapun yang sanggup aku lakuka, meskipun aku tahu itu belum maksimal tapi aku terus berusaha.
Meski aku juga sempat protes dan marah dengan Allah pada awal mulanya..Ya Allah ~ kenapa Engkau membuat aku merasakan semua hal seperti ini? Sedini ini?
Ini benar-benar membuat hari-hariku suram dan dalam ketakutan yang amat besar.
Aku bukan ahli ibadah, bahkan aku belum berhijab..
Aku tidak banyak melakukan banyak hal untuk agama atau orang lain.
Lalu apa amalan yang kubawa jika aku meninggal?
Aku pasti di hukum atas kelalaianku ini.
Aku mungkin tidak melakukan kejahatan, tapi aku juga tidak banyak melakukan kebaikan atas nama Allah .. Karena kebaikan bukan untuk mengharap pandangan atau pujian manusia, tapi mengharap ridho Allah, itu point terpenting.
Terpikir ajaran guru agama, manusia akan di timbang amal baik dan buruknya..
Aku.. tidak yakin amal baikku lebih banyak.
Aku terus dan semakin kencang minta tolong pada Allah.
Mempertanyakan apa yang sebenarnya yang terjadi padaku..
Memang awalnya aku protes padaNya, tapi kemudian aku tersadar itu nggak benar.
Aku tersadar, sepertinya ini adalah jawaban dari do'aku yang INGIN DIPAKSA, dan sekarang aku seakan benar-benar di paksa untuk tidak meninggalkan perkara tentangNya dengan diingatkan akan kematian.
Dengan itu aku berusaha belajar banyak hal tentangNya juga mengenai kehidupan.
Banyak sekali hal yang bisa aku petik dan aku ketahui kemudian.
Memang aku harus ekstra berdoa, meminta ketenangan dan meminta kesempatan agar aku diberi umur panjang yang manfaat di hadapanNya. Hanya itu yang aku minta, nggak ada perkara dunia yang lain lagi.
Dengan keyakinan kuat bahwa do'aku akan di kabulkan..
Seperti air waduk yang tak lagi goncang.
Ini jawaban lagi dari Allah, Ia benar-benar menenangkan hatiku.
Disaat aku sudah mengupayakan banyak hal untuk benar-benar bersungguh-sungguh dalam ibadah.
Sepertinya ini semua benar-benar pelajaran buatku yang paling terasa menancap di hati buatku.
Dan sejak saat itu banyak hal mengenai kehidupan yang aku pertanyakan.
Mendorongku belajar banyak hal tentang makna hidup.
Aku mempelajari tentang apa itu kematian, yang bukannya kita harapkan, tapi harus kita persiapkan.
Apa yang sudah diamanahkan oleh Pencipta kita, agar kita masuk ke Surganya yang kekal, apakah sudah diusahakan dan dilakukan semaksimal mungkin?
Dan semua aku dapat dari ajaran agama yang tiba-tiba secara tidak sengaja ku lihat.
Entah dari postingan orang dari jejaring sosial atau pembicaraan orang.
Aku bahkan memperlajari semua agama, mencari tahu..
Dan Allah yang sebenarnya, Tuhan yang sebenarnya..
FirmanNya, utusanNya, TujuanNya..
Hanya ku temukan dalam Islam, agamaku.. Dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Hingga aku memutuskan untuk berhijab, dan aku memutuskan banyak belajar tentang agama Islam yang sungguh luas ini.
Sampai hatiku benar-benar tenang, aku nggak pernah menceritakan ini pada siapapun.
Baik orang tua maupun teman. Semua hanya Allah dan aku yang tahu.
Tapi setelah hatiku sudah reda dari kegoncangan itu aku menceritakan pada ibu ku dan dengan masih dengan nada yang gemetar takut dan beliau menanggapi, "Iya bersyukur, masih muda sudah di peringatkan. Daripada semuanya sudah terlambat." :)
Aku tahu aku tak akan cepat menjadi insan yang di damba surga..
Butuh banyak usaha, ilmu, pengalaman dan ikhtiar lain..
Dalam waktu ini saya masih belajar pelan-pelan dan semoga Allah mudahkan jalan.. :)
Lalu bagaimana Al-Qur'an banyak menasehatiku dan merubah cara pandang hidupku?
Nasehat yang berbicara : Al-Qur'an akan aku bahas nanti :)
Wallahu alam. Semoga bermanfaat. Mohon maaf kalau ada khilaf dan salah kata.
Wassalamualaikum..
Agaknya benar hadist di atas, kedua nasehat tersebut telah mampu membuat hidupku berubah. Bukan berarti mengklaim diri sudah baik atau sudah sempurna, tapi diri ini sudah mau belajar untuk memperbaiki diri.
Masih sangat membekas dalam bagaimana sesaknya perasaanku ketika seakan entah tersentil, tersentuh atau tertampar oleh dua perkara tersebut yang sengaja atau tidak mendorongku untuk berubah dalam hal pemikiran, pandangan maupun perbuatan. Jujur saja aku masih bisa mengingat betapa sangat menakutkannya perasaan ini.
NASEHAT BISU : KEMATIAN
Ketika masih muda pernahkah mengingat kematian?
Pernahkan terpikir bahwa mungkin saja kematian telah dekat dengan kita?
Ketika mengingat kematian, apa yang pertama kali terpikir oleh kita?
Merasa masih muda dan merasa nggak punya banyak tuntutan selain meraih cita-cita yang kadang berubah seiring dengan musim berganti (-_-'')
Iya, aku memang tidak pernah sangat meyakini bahwa umurku sampai tua, tapi aku juga tak pernah teringat kematian.
Mati ya mungkin kalau sudah tua atau punya penyakit berat. Begitu pikirku..
Merasa hidup masih panjang, meski kadang hidup penuh dengan pemikiran yang antah berantah.
Mau jadi apa aku? Mau bagaimana? Mau di bawa kemanaaa? Samar-samar.
Senang ya tertawa, Sedih ya menangis. Udah gitu aja.
Ajaran penting dan wajib tentang agama aku tahu, tapi makna dan esensi paling fital dan penting dalam agama itu yang masih kabur di hati dan pemikiranku.
Perintah yang mungkin bisa ku lakukan ya kulakukan, tapi apa yang sekiranya tak sanggup aku hindari ya aku terjang..
Singkat cerita.. *Sebenarnya ceritanya puanjangg*
Di awal kisah di pertengahan hampir akhir 2012 ~
Hidayah dari kesenangan yang hampa--- Aku sebenarnya hanya mahasiswi biasa, yang merasa gak istimewa di mata orang lain dan diri sendiri.
Tapi saat itu jujur saja aku mempunyai penghasilan cukup lumayan sebagai freelancer dengan keahlian yang abal-abal oleh-oleh dari hobby.
Harusnya aku bersyukur donk ya? Meski banyak teman mengungkap salut dengan keberuntungan atau bahkan kemampuanku, tapi Sebenarnya apa yang aku dapatkan itu bukan karena kehebatan atau keahlianku, tapi murni karena jalan dan rahmat dari Allah. Seharusnya aku meresapi hal itu dalam-dalam. Seharusnya. Karena sungguh, keahlianku masih flat blum superior expert kalau dilihat dari segi ahlinya.
Membuat orang tua memujiku dan bangga karena aku sudah nggak lagi menggantungkan diri pada orang tua, membuatku cukup puas. Aku bisa membeli barang yang aku inginkan tanpa minta orang tua, tanpa nabung panjang. Meski aku juga bukan bertujuan untuk sombong dengan pekerjaan itu, tapi aku hanya ingin bahagiaaa ~
Aku tahu itu bukan puncak dan bahkan masih jauh dari puncak pencapaian, tapi setidaknya dalam posisi mahasiswa dan telah mempunyai pekerjaan itu aku cukup tenang sambil memperjuangkan hal lain.
Selain itu.. Aku menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang memang sangat aku sukai, di perhatikan dan di perlakukan dengan baik. Waduuu prikitiew ~
Udah deh.. Aku seneng aja jalanin hidup saat itu. Punya masalah pun, ya masalah hidup yang pada umumnya ajalah..
Tapi..
Di satu titik dalam hidup, awalnya ada satu sentilan yang entah.. Dari mana datangnya, apa penyebabnya dan kenapa terjadi..
Beberapa bulan semua kesenangan berjalan dan di tengah semua masih berjalan..
Hatiku sering mengalami kelelahan yang menderaku sehingga menyebabkan aku menangis tanpa sebab yang jelas. Seperti orang depresi..
Apa aku lelah dengan pekerjaan dan tugas kuliahku? Apa aku kesepian di rumah? Atau karena laki-laki itu membuat perasaanku mengambang?
Entah.. Apa sih?? Sebenarnya ya nggak ada yang salah, semuanya berjalan seperti apa adanya. Lalu kenapa aku selalu resah tanpa sebab?
Aku sering sekali menangis sendiri di kamar, aku menyalahkan orang-orang di sekitarku dalam batin ketika aku merasa hatiku sakit.
Aku tetap nggak menemukan penyebab yang pasti..
Aku masih melakukan hal apapun yang menyenangkan hatiku yang memuaskan batinku, tapi.. keresahan itu tetap saja akan datang lagi kemudian hari.
Dan di saat aku ada kesempatan untuk berdoa lama sehabis sholat ..
Aku merenung diam, duduk di atas sajadah..
Aku merasa Tuhan melihatku, aku merasa nyaman dengan ini..
Lalu.. aku sedikit menyadari, apakah ini?
Aku sering melalaikannya karena perkara dunia..
Aku tidak banyak mengusahakan banyak hal untukNya..
Aku mengerti tapi tidak menjalankan.
Aku tidak banyak mengucap syukur dan menghadap padanya padahal pasti Ia yang memperhatikanku hingga ku diberi rejeki.
"Ya Allah.. Tuntun aku agar aku menjalankan perintahMu, tuntun aku di jalan yang benar, jadikan aku orang yang baik di hadapanMu, beriman dan orang yang dekat denganMu, takut berbuat dosa dan bergantung dalam segala hal padaMu. Paksa aku Ya Allah..Paksa aku jika aku lalai lagi, beri aku peringatan supaya aku senantiasa kembali padaMu lagi"Aku masih ingat bagaimana aku berdoa setiap saat seperti itu mengharap aku menjadi orang yang benar. Bukan hanya di hadapan orang, tapi dihadapan Tuhan. Aku percaya Ia mengadakan hidup ini sehingga mengerti apa yang terbaik bagiku, sehingga aku meminta petunjuk padaNya saja. AKU MINTA DI PAKSA OLEH ALLAH agar jadi orang yang berada di jalanNya yang benar. Dan Allah akan benar-benar datang ketika kita mengharapkanNya..
Sampai akhirnya...
Tiba satu hari di mana aku terdiam nggak bisa tidur, diam nggak ada yang aku lakukan..
Aku tiba-tiba saja menemukan beberapa lalat besar hijau berterbangan di kamarku..
Bunyinya sangat berisik terbang kesana-sini bahkan mendekatiku...
Aku membatin.. Nggak biasanya ada lalat, apalagi yang besar seperti ini di rumah.
Tapi entah kenapa aku sangat penasaran dengan keberadaannya dan mendadak terpikir oleh.. Mitos!
Aku mengetikan kata kunci di ponselku dan membrowsing sesuatu tentangnya..
Hati mendadak sesak membaca dan terbelalak ketakutan sendiri.
Di tulis di satu artikel... Orang yang akan meninggal 40 hari sebelum ciri-cirinya di rubung lalat besar kehijauan.
Dan aku... DOWN !!
Tak bisa di ungkapkan, pemikiran ini datang terlalu mendadak hanya karena kedatangan serangga kecil yang menjijikkan ini.
Aku seperti kalap turun tangga dan mengambil raket pembasmi, aku tak mendapatkan..
Aku tidur dengan menutup bantal di telingaku.
Selepas itu sebenarnya aku mau melupakan kejadian itu.
Mungkin hanya prasangka dan halusinasiku saja..
Kadang mencoba meyakini bahwa ini hal yang konyol.
Aku memang terkadang membuat ketakutan pada diriku sendiri dengan alasan yang agak mengada-ada.
Tapi yang paling menakutkan..
Dimanapun aku pergi, kemanapun aku pergi sejauh-jauhnya..
Entah ke kampus, ke rumah makan, keluar kota..
Lalat-lalat itu selalu ada datang di dekatku!
Aku makin depresi saja, apakah pertanda seperti ini benar?
Aku seperti orang berhalusinasi ketakutan sendiri diantara teman dan orang lain di sekitarku yang bahkan tak menghiraukan keberadaan lalat-lalat itu.
Tapi aku sendiri yang gugup dan ketakutan memandang mendapati mereka beterbangan di sekitarku. Aku selalu berusaha membuat mereka pergi, tapi mereka selalu datang lagi..
Apakah benar dalam waktu dekat aku harus pergi?
Aku mau menenangkan hati, mungkin ini karena cuaca hingga banyak lalat dimana-mana..
Tapi.. Perkara lain yang entah sebenarnya bukan pertanda, tapi cukup mengisyaratkan..
Setiap hari aku berkendara di jalanan..
Aku...
Bertemu ambulance, dengan sirine nya yang memekakan telinga..
Setiap hari..! Menemui hal seperti itu..
Bahkan menemui bendera tanda ada orang meninggal.
Bahkan bertemu.. Orang-orang yang menggotong keranda orang meninggal.
Bahkan di satu hari aku bermimpi..
Aku meninggal tanggal sekian.. Atau berapa hari lagi.
Mungkin ini bawaan sindrom atas keseharianku yang sudah dalam ketakutan.
Tapi ini tetap saja menakutkan!
Apalagi.. Entah kenapa tiba-tiba aku mengalami sakit yang aneh..
Tidak pernah ku idap sebelumnya dan agak lama sakitnya.
Semakin goncang diriku! Ya Allah ~
Semakin lemas diriku, batinku semakin lemah..
Aku yakin aku ini telah di peringatkan!
Dan Iya.. aku tersadar, suatu saat aku akan mengalaminya..
Apa yang terjadi padaku jika aku telah mengalaminya?
Apakah yang terjadi pada orang setelah meninggal?
Menghilang dan musnah begitu saja?
Tentu tidak, aku mengingat dan flashback bagaimana guru agama dulu mengajarkan.
Bahwa orang meninggal akan di adili di dalam kubur..
Dimana semua perkara sudah tercabut, kita tak bisa memperbaiki kesalahan kita.
Sudah tidak ada taubat dan ampunan.
Apa yang dia lakukan di dunia itulah yang akan di nilai.
Ia dalam penantian hari kiamat sebelum di bangkitkan..
Lalu dimasukkan di tempat mana ia telah di tentukan sesuai AMAL perbuatannya..
SURGA atau... NERAKA ! JDAAAR!!
Lalu aku.. Apa yang sudah aku lakukan di dunia?? Bagaimana amalanku?? (_ _'')
Belum cukup disitu..
Lelaki yang aku sebut tadi menimbulkan masalah batin.. Mencampakan..
Menambah nggak enak di hati.
Kemudian aku mendapati kabar teman sebayaku kemudian sepupuku yang masih muda..
Meninggal di waktu yang hampir berdekatan dengan semua itu.
Makin teriris, makin yakin, bahwa kematian tidak menunggu kita siap, menunggu kita tua, atau menunggu kita sakit.
Karena mereka berduapun tidak sakit, tapi keduanya mengalami meninggal mendadak !
Makin berat ini di hati, makin sesak..
Ya Allah.. Sejak saat itu otakku terus berputar memikirkan hal-hal yang berbau kematian.
Sejak saat itulah aku mengingat kematian.
Pertama kali yang aku pikirkan adalah... Minta tolong kepada ALLAH SWT.
Iya siapa lagi? Ia yang menghidupkan aku, pasti ia pula yang akan mematikanku.
Sejak saat itupun aku tidak lagi pernah meninggalkan sholat 5 waktu.
Juga melakukan ibadah apapun yang sanggup aku lakuka, meskipun aku tahu itu belum maksimal tapi aku terus berusaha.
Meski aku juga sempat protes dan marah dengan Allah pada awal mulanya..Ya Allah ~ kenapa Engkau membuat aku merasakan semua hal seperti ini? Sedini ini?
Ini benar-benar membuat hari-hariku suram dan dalam ketakutan yang amat besar.
Aku bukan ahli ibadah, bahkan aku belum berhijab..
Aku tidak banyak melakukan banyak hal untuk agama atau orang lain.
Lalu apa amalan yang kubawa jika aku meninggal?
Aku pasti di hukum atas kelalaianku ini.
Aku mungkin tidak melakukan kejahatan, tapi aku juga tidak banyak melakukan kebaikan atas nama Allah .. Karena kebaikan bukan untuk mengharap pandangan atau pujian manusia, tapi mengharap ridho Allah, itu point terpenting.
Terpikir ajaran guru agama, manusia akan di timbang amal baik dan buruknya..
Aku.. tidak yakin amal baikku lebih banyak.
Aku terus dan semakin kencang minta tolong pada Allah.
Mempertanyakan apa yang sebenarnya yang terjadi padaku..
Memang awalnya aku protes padaNya, tapi kemudian aku tersadar itu nggak benar.
Aku tersadar, sepertinya ini adalah jawaban dari do'aku yang INGIN DIPAKSA, dan sekarang aku seakan benar-benar di paksa untuk tidak meninggalkan perkara tentangNya dengan diingatkan akan kematian.
Dengan itu aku berusaha belajar banyak hal tentangNya juga mengenai kehidupan.
Banyak sekali hal yang bisa aku petik dan aku ketahui kemudian.
Memang aku harus ekstra berdoa, meminta ketenangan dan meminta kesempatan agar aku diberi umur panjang yang manfaat di hadapanNya. Hanya itu yang aku minta, nggak ada perkara dunia yang lain lagi.
Dengan keyakinan kuat bahwa do'aku akan di kabulkan..
"Ya Allah.. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Apa semua firasatku benar? Apakah Engkau hendak menaruh hikmah dari ini semua? Beri kesempatan aku hidup dan umur panjang agar hidupku lebih bermanfaat dan. Tenangkan hatiku ya Allah, tenangkan hatiku.."Criiing !! Di satu saat, aku telah mendapati hatiku tenang kembali.
Seperti air waduk yang tak lagi goncang.
Ini jawaban lagi dari Allah, Ia benar-benar menenangkan hatiku.
Disaat aku sudah mengupayakan banyak hal untuk benar-benar bersungguh-sungguh dalam ibadah.
Sepertinya ini semua benar-benar pelajaran buatku yang paling terasa menancap di hati buatku.
Dan sejak saat itu banyak hal mengenai kehidupan yang aku pertanyakan.
Mendorongku belajar banyak hal tentang makna hidup.
Aku mempelajari tentang apa itu kematian, yang bukannya kita harapkan, tapi harus kita persiapkan.
Apa yang sudah diamanahkan oleh Pencipta kita, agar kita masuk ke Surganya yang kekal, apakah sudah diusahakan dan dilakukan semaksimal mungkin?
Dan semua aku dapat dari ajaran agama yang tiba-tiba secara tidak sengaja ku lihat.
Entah dari postingan orang dari jejaring sosial atau pembicaraan orang.
Aku bahkan memperlajari semua agama, mencari tahu..
Dan Allah yang sebenarnya, Tuhan yang sebenarnya..
FirmanNya, utusanNya, TujuanNya..
Hanya ku temukan dalam Islam, agamaku.. Dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Hingga aku memutuskan untuk berhijab, dan aku memutuskan banyak belajar tentang agama Islam yang sungguh luas ini.
Sampai hatiku benar-benar tenang, aku nggak pernah menceritakan ini pada siapapun.
Baik orang tua maupun teman. Semua hanya Allah dan aku yang tahu.
Tapi setelah hatiku sudah reda dari kegoncangan itu aku menceritakan pada ibu ku dan dengan masih dengan nada yang gemetar takut dan beliau menanggapi, "Iya bersyukur, masih muda sudah di peringatkan. Daripada semuanya sudah terlambat." :)
Aku tahu aku tak akan cepat menjadi insan yang di damba surga..
Butuh banyak usaha, ilmu, pengalaman dan ikhtiar lain..
Dalam waktu ini saya masih belajar pelan-pelan dan semoga Allah mudahkan jalan.. :)
Lalu bagaimana Al-Qur'an banyak menasehatiku dan merubah cara pandang hidupku?
Nasehat yang berbicara : Al-Qur'an akan aku bahas nanti :)
Wallahu alam. Semoga bermanfaat. Mohon maaf kalau ada khilaf dan salah kata.
Wassalamualaikum..
Jumat, 27 September 2013
Stop Gaya Hidup Hedonis
"Bagaimana mungkin seorang pemuda yang tidak pernah melakukan sholat dan
tidak pernah menghadiri majelis ilmu dan ceramah keislaman akan
memperoleh petunjuk? Mereka enggan menyentuh setiap yang berbau dakwah .
Padahal sarana sarana meraih hidayah dalam Islam terdapat di
Masjid-masjid , para ulama, juru dakwah, podium, Al Quran, CD Islami,
dzikir dan doa." -eramuslim
Hedonis adalah penggalan dari kata Hedonisme yang artinya adalah pandangan yg menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Gaya hidup hedonis terbentuk oleh sifat,karakter serta mental seseorang yang memandang terbutuhnya kepuasan fisik dan mental dengan parameter ada banyak atau sedikitnya harta atau uang yang dipunya. Kalo banyak uang atau harta mereka “kaum hedon” akan bergembira campur ceria dalam mengarungi hidup di dunia dengan harta di kiri kanannya atau mereka bahkan percaya inilah “surga” sebenarnya di dunia fana ini daripada memikirkan hidup mereka di “akhirat” karena terganjal dogma yang mengekang mereka atau yang mereka disebut “kebebasan hidup”. Mereka lupa akan adanya kehidupan setelah dunia itu yaitu “Akhirat” padahal Allah SWT berfirman :
Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal.. (QS. Al Mu’min ayat 39)
Bisa kita dapati warung kopi, kafe kafe, tempat tempat permainan, trotoar trotoar jalanan, klub klub, dipenuhi para pemuda pemudi. Mereka sangat betah duduk dan bercanda ria di tempat tempat ini untuk waktu yang cukup lama dan menghabiskan uang yang banyak.
Memamerkan gadget dan kendaraan pribadi yang mahal dan saling membangga-banggakan.
Mereka menghapal nyanyian nyanyian gila, glamour dan alunan lagu lagu murahan dan mesum, dan mereka gemar akan CD dari penyanyi yang rusak.
Mereka tidak dzikir kepada Allah dan tidak sholawat kepada Rasullullah. Obrolan mereka penuh dengan kekejian, menggunjing orang lain, mengadu domba, pelanggaran, dan pemerkosaan terhadap harga diri kaum muslimin.
Berbanding terbalik jika kondisi mereka minim harta, sikap mental mereka merespon akan tidak bisanya menerima kenyataan hidup ini, yang terjadi istilah “gali lubang tutup lubang”, “menghalalkan segala cara” hingga yang paling ekstrim, putus asa lalu akhirnya “mengakhiri hidup” naudzubillah summa naudzubillah. Padahal yang harus disadari kesenangan manusia bukan hanya uang.
Mengutip dari teori barat klasik yang diusung oleh Abraham Maslow yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik , kebutuhan ego ( contoh:kebutuhan untuk dihormati ) dan kebutuhan untuk mewujudkan diri ( self actualizing ), misalnya kebutuhan akan makna hidup dan perkembangan pribadi. Karena saya yakin tidak semua orang mencapai kebutuhan ini, kebanyakan manusia berhenti pada tingkat 1 atau 2 saja belum mencapai tingkat ini.
Bahkan saya rasa masyarakat barat sendiri belum bisa menerapkannya terlebih bangsa Indonesia. Saya pribadi kurang setuju dengan pendapat A. Maslow yang memasukannya jenis/macam kebutuhan dalam jenjang (hirarki), idealnya menurut saya semua semua jenis kebutuhan itu harus ada dalam diri kita pribadi. Yang nantinya bersinergi menjadikan kita pribadi yang berpikir dan mawas diri, Yaitu dengan tidak melawan ketentuan illahi.
Kuncinya ialah rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT baik lisan maupun perbuatan. Secara lisan kita diajarkan untuk mengucap Alhamdulillah dan secara perbuatan kita memanfaatkan rejeki untuk tujuan mulia, baik untuk kita sendiri atau berbagi dengan sesama yang nantinya tidak ada yang namanya kegelisahan hidup. Bukankah sudah jelas firman Allah SWT :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim:7)
Bukan hal baru bahwa hedonisme mendorong orang untuk hidup individual tanpa peka terhadap sekelilingnya. Ini yang membuatkan ketimpangan di sana sini, ditambah istilah “ Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Melarat “.
Yang lebih ironis, gaya hidup hedonis bukan gaya kalangan orang atas saja tetapi mulai menjangkiti kalangan bawah, jika hedonisme sudah menyerang kalangan bawah diperlukan instrospeksi diri (muhasabah) masing – masing individu bahwa, sesungguhnya gaya hidup seperti itu akan menyiksa mereka.Pernyataan ini bukan untuk membolehkan Si Kaya untuk hedonis, yang ada Si Kaya makin sayang pada Si Miskin.
Mereka mungkin mendapatkannya dari kehidupan nyata dimana si kaya mencontohkan pada mereka tanpa dibarengi dengan pendidikan moral ditambah tayangan TV, seperti sinetron yang masih saja menjual “mimpi” tanpa menyertakan unsur pendidikan akhlak. Hendaklah mereka sadar dengan kemampuan finansial mereka, dan sekali lagi “Mental” yang diserang disini. Dan jika ada yang beranggapan semuanya bisa dibeli dengan Uang/Harta karena itu karena semata – mata jebakan setan untuk menjerumuskan manusia, jika sudah begini hendaknya mendekatkan dengan Allah SWT. Karena Allah SWT sebaik-baiknya pemberi jawaban atas rahasia hidup.
Wallahu A’lam Bishawab
Sumber : http://notesanom.wordpress.com
Hedonis adalah penggalan dari kata Hedonisme yang artinya adalah pandangan yg menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Gaya hidup hedonis terbentuk oleh sifat,karakter serta mental seseorang yang memandang terbutuhnya kepuasan fisik dan mental dengan parameter ada banyak atau sedikitnya harta atau uang yang dipunya. Kalo banyak uang atau harta mereka “kaum hedon” akan bergembira campur ceria dalam mengarungi hidup di dunia dengan harta di kiri kanannya atau mereka bahkan percaya inilah “surga” sebenarnya di dunia fana ini daripada memikirkan hidup mereka di “akhirat” karena terganjal dogma yang mengekang mereka atau yang mereka disebut “kebebasan hidup”. Mereka lupa akan adanya kehidupan setelah dunia itu yaitu “Akhirat” padahal Allah SWT berfirman :
Hai kaumku, Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah kesenangan (sementara) dan Sesungguhnya akhirat Itulah negeri yang kekal.. (QS. Al Mu’min ayat 39)
Bisa kita dapati warung kopi, kafe kafe, tempat tempat permainan, trotoar trotoar jalanan, klub klub, dipenuhi para pemuda pemudi. Mereka sangat betah duduk dan bercanda ria di tempat tempat ini untuk waktu yang cukup lama dan menghabiskan uang yang banyak.
Memamerkan gadget dan kendaraan pribadi yang mahal dan saling membangga-banggakan.
Mereka menghapal nyanyian nyanyian gila, glamour dan alunan lagu lagu murahan dan mesum, dan mereka gemar akan CD dari penyanyi yang rusak.
Mereka tidak dzikir kepada Allah dan tidak sholawat kepada Rasullullah. Obrolan mereka penuh dengan kekejian, menggunjing orang lain, mengadu domba, pelanggaran, dan pemerkosaan terhadap harga diri kaum muslimin.
Berbanding terbalik jika kondisi mereka minim harta, sikap mental mereka merespon akan tidak bisanya menerima kenyataan hidup ini, yang terjadi istilah “gali lubang tutup lubang”, “menghalalkan segala cara” hingga yang paling ekstrim, putus asa lalu akhirnya “mengakhiri hidup” naudzubillah summa naudzubillah. Padahal yang harus disadari kesenangan manusia bukan hanya uang.
Mengutip dari teori barat klasik yang diusung oleh Abraham Maslow yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik , kebutuhan ego ( contoh:kebutuhan untuk dihormati ) dan kebutuhan untuk mewujudkan diri ( self actualizing ), misalnya kebutuhan akan makna hidup dan perkembangan pribadi. Karena saya yakin tidak semua orang mencapai kebutuhan ini, kebanyakan manusia berhenti pada tingkat 1 atau 2 saja belum mencapai tingkat ini.
Bahkan saya rasa masyarakat barat sendiri belum bisa menerapkannya terlebih bangsa Indonesia. Saya pribadi kurang setuju dengan pendapat A. Maslow yang memasukannya jenis/macam kebutuhan dalam jenjang (hirarki), idealnya menurut saya semua semua jenis kebutuhan itu harus ada dalam diri kita pribadi. Yang nantinya bersinergi menjadikan kita pribadi yang berpikir dan mawas diri, Yaitu dengan tidak melawan ketentuan illahi.
Kuncinya ialah rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT baik lisan maupun perbuatan. Secara lisan kita diajarkan untuk mengucap Alhamdulillah dan secara perbuatan kita memanfaatkan rejeki untuk tujuan mulia, baik untuk kita sendiri atau berbagi dengan sesama yang nantinya tidak ada yang namanya kegelisahan hidup. Bukankah sudah jelas firman Allah SWT :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim:7)
Bukan hal baru bahwa hedonisme mendorong orang untuk hidup individual tanpa peka terhadap sekelilingnya. Ini yang membuatkan ketimpangan di sana sini, ditambah istilah “ Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Makin Melarat “.
Yang lebih ironis, gaya hidup hedonis bukan gaya kalangan orang atas saja tetapi mulai menjangkiti kalangan bawah, jika hedonisme sudah menyerang kalangan bawah diperlukan instrospeksi diri (muhasabah) masing – masing individu bahwa, sesungguhnya gaya hidup seperti itu akan menyiksa mereka.Pernyataan ini bukan untuk membolehkan Si Kaya untuk hedonis, yang ada Si Kaya makin sayang pada Si Miskin.
Mereka mungkin mendapatkannya dari kehidupan nyata dimana si kaya mencontohkan pada mereka tanpa dibarengi dengan pendidikan moral ditambah tayangan TV, seperti sinetron yang masih saja menjual “mimpi” tanpa menyertakan unsur pendidikan akhlak. Hendaklah mereka sadar dengan kemampuan finansial mereka, dan sekali lagi “Mental” yang diserang disini. Dan jika ada yang beranggapan semuanya bisa dibeli dengan Uang/Harta karena itu karena semata – mata jebakan setan untuk menjerumuskan manusia, jika sudah begini hendaknya mendekatkan dengan Allah SWT. Karena Allah SWT sebaik-baiknya pemberi jawaban atas rahasia hidup.
Wallahu A’lam Bishawab
Sumber : http://notesanom.wordpress.com