Bismillahirohmanirohim..
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (QS. 4:34)Sudah 3 bulan lalu saya kehilangan sosok yang paling penting dalam hidup saya untuk selama-lamanya, ayahanda tercinta saya yang biasa saya panggil 'Papa'..
Sebenarnya sejak beberapa hari setelah meninggalnya beliau saya ingin menceritakan tentang beliau, sosok yang bukan saja mengagumkan bagi saya pribadi sebagai anaknya tapi In sya Allah bisa menjadi teladan bagi semua tentang bagaimana mengabdi pada Allah. Banyak hal yang bagi saya menjadi petunjuk yang lebih jelas tentang kebesaran Allah yang diperlihatkanNya mengenai papa saya. Tapi sampai saat ini cerita itu belum bisa saya posting dan masih tersimpan di draf karena saya belum mampu melanjutkan :')
***
Kali ini saya tidak dulu berbicara tentang kepergiannya. Tapi tentang ilmu dan cara hidupnya yang masih tertinggal yang semoga menjadi contoh yang baik untuk kita. Semoga juga menjadi amal ilmu bermanfaat bagi almarhum dan memberi cahaya kuburnya. Aamiin Yaa Rabbal Alamin..
Sekalipun pekerjaan secara kasat mata hanyalah perkara duniawi, yang mengurus hal-hal duniawi untuk memperoleh kesenangan duniawi tapi bagi orang yang takwa dan beriman pada Allah, ini justru menjadi media utama untuk beribadah.
Bekerja sebagai ibadah :
- Sebagaimana laki-laki fitrahnya adalah menafkahi keluarganya untuk memperoleh pahala.
- Jika berlebih ia bisa mengamalkan yang merupakan suatu ibadah utama di jalan Allah.
- Jika dengan pekerjaan itu pula orang bisa membantu meringankan atau menghilangkan beban orang lain, maka itu juga sebuah ibadah.
Hadist tentang lelaki yang mencari nafkah untuk keluarga :
Dari Abu Mas'ud ra, katanya Nabi SAW bersabda:
"Apabila seorang laki-laki memberikan nafkah kepada keluarganya dengan ikhlas, maka (pahala) nafkah itu sama dengan (pahala) sadaqah." (Sahih Bukhari)
Ayat Qur'an jika menafkahkan hasil kerja di jalan Allah :
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:261)Membantu meringankan beban orang dengan perbuatan maupun hanya do'a :
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, “Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.” (HR. Muslim)
***
Suatu ketika saat saya dan papa menonton TV sama-sama dan melihat berita koruptor, beliau mengatakan, "Kok bisa korupsi, kalau saya bekerja itu sebagai ibadah."
Karena saat itu saya masih awam.. Saya juga nggak seberapa paham tentang bagaimana bekerja itu bisa dijadikan ibadah. Tapi setelah mempelajari Islam.. Betapa ibadah, pahala dan amalan baik itu luas sekali. Sekecil apapun jika itu membawa kebaikan, maka sudah disebut ibadah karena mengharap pahala dari Allah.
Papa saya bekerja di Bank, In sya Allah beliau adalah orang yang sangat jujur dalam menjalankan tugasnya saat ini dan sangat menghindari hal-hal yang menggiurkan tapi dilarang Allah. Beliau selalu takut ketika mendapatkan uang yang tak tahu dari mana asal-usulnya. Bahkan suatu ketika diberi uang dengan embel-embel THR hari raya oleh kerabatnya, ia kemudian membagi-bagikan uang itu pada orang di jalanan tanpa mau memakainya sepeserpun.
Beliau sosok yang sangat di segani dan disukai pegawai karena sosok wibawanya dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Mengajari dan membimbing karyawan dan karyawati dengan sepenuh hati. Meski begitu beliau tak memperbolehkan anak-anaknya kerja di Bank, entah kenapa.. hehe.
Saya mengerti memang papa saya orangnya sangat taat pada agama. Sholat berjamaah di masjid, menjadi takmir masjid, cita-cita terbesarnya adalah ingin kembali datang ke tanah suci Mekkah, banyak beramal, sangat suka membantu orang dan enggan menyusahkan orang lain.. Kurang lebih seperti itu.
Selama bekerja dari cerita teman kerja dan sepengetahuan kami, selama papa bekerja beberapa wujud keikhlasannya dalam bekerja adalah :
- Beliau mengerjakan beberapa proyek sendiri tapi hasil bagi-bagi.
- Beliau membayarkan hutang orang yang menipunya habis-habisan.
- Beliau tidak dendam sekalipun dengan orang yang sudah 'menusuknya' dari belakang.
- Beliau membanting tulang untuk mencarikan tambahan gaji untuk pegawai di koperasi BRI yang kala itu berpenghasilan sedikit.
- Saat beliau diberitahu bahwa beliau dimanfaatkan beberapa orang dalam proyeknya beliau menegaskan tak masalah karena alasan beliau mengerjakan semua untuk beribadah.
Niat hanya Allah yang tahu. Orang yang hanya menghendaki keuntungan duniawi dan merugikan orang lain semoga balasan di sisi Allah..
Dan dalam catatan pribadi yang baru saja kami ketahui pun, beliau mengatakan bahwa 60% gajinya diperuntukkan keperluan ibadah dan sisanya, 40% untuk menafkahi keluarga.
Kami sebagai keluarganya tidak keberatan karena dengan hasil segitupun kami sudah sangat di cukupkan, lagi pula karena saya sekarang percaya bahwa diberi banyak uang sejak muda dan menghambur-hamburkan uang tidak mendidik mental saya sebagai anak untuk mandiri.
Dan kami justru bahagia mempunyai seorang ayah yang banyak beramal.. Alhamdulillahi Rabbil Alamin..
Selain itu, akhir-akhir ini setelah peninggalnya.. Kami baru mengetahui bagaimana asasnya beliau menjalankan pekerjaan setelah melihat kertas-kertas berikut di meja kerjanya :
Papa saya orang yang cukup berhati-hati dalam menjalankan pekerjaannya, mengemban jabatan yang beliau tanggung. Beliau percaya bahwa jika beliau tidak menjalankan pekerjaan sesuai amanah, tidak saja menanggung tanggung jawab di hadapan orang-orang, tapi juga di hadapan Allah. Beliau memohon kemudahan agar tidak menemui rintangan yang membawanya pada dosa. SubhanAllah.
Beliau bahkan mendoakan orang yang berhutang di kantornya! Tidak serta merta hanya memberi tekanan dan ancaman untuk segera membayar hutang. Tapi beliau melakukan hal yang mulia dengan mendoakan orang itu agar memperoleh rizki agar segera bisa membayar hutang di kantornya..
Selain ini semua banyak sekali kertas-kertas tuntunan do'a yang papa ketik dan printer sendiri, beliau merasa beliau kurang banyak menghafal Al-Qur'an dan masih kurang banyak dalam beribadah.
SubhanAllah.. Mulianya hati papa.. Semoga kita juga di istiqomahkan.
Semoga papa benar-benar diberi ganjaran berlipat ganda oleh Allah atas segala kebaikan yang sudah papa lakukan di dunia. Dan karena papa juga manusia yang tak luput dari kesalahan, semoga semua amal baik papa menggerus habis dosa papa. Semoga Allah mengampuni papa sepenuhnya..
Aamiin Yaa Allah.. Lindungilah ayahanda kami dari azab kubur dan neraka, berikan kemuliaan dan kebahagiaan di sisiMu karena beliau adalah orang yang telah berusaha banyak dengan baik menjalankan tugasnya sebagai hambaMu..
Allah yang Maha Pengasih, Pengampun dan Penyayang.. Kabulkanlah do'aku... Aamiin