Rasulullah bersabda, "Nasehati dirimu dengan dua hal. Nasehat yang berbicara yaitu Alquran dan nasihat yang bisu yaitu kematian."
Agaknya benar hadist di atas, kedua nasehat tersebut telah mampu membuat hidupku berubah. Bukan berarti mengklaim diri sudah baik atau sudah sempurna, tapi diri ini sudah mau belajar untuk memperbaiki diri.
Masih sangat membekas dalam bagaimana sesaknya perasaanku ketika seakan entah tersentil, tersentuh atau tertampar oleh dua perkara tersebut yang sengaja atau tidak mendorongku untuk berubah dalam hal pemikiran, pandangan maupun perbuatan. Jujur saja aku masih bisa mengingat betapa sangat menakutkannya perasaan ini.
NASEHAT BISU : KEMATIAN
Ketika masih muda pernahkah mengingat kematian?
Pernahkan terpikir bahwa mungkin saja kematian telah dekat dengan kita?
Ketika mengingat kematian, apa yang pertama kali terpikir oleh kita?
Merasa masih muda dan merasa nggak punya banyak tuntutan selain meraih cita-cita yang kadang berubah seiring dengan musim berganti (-_-'')
Iya, aku memang tidak pernah sangat meyakini bahwa umurku sampai tua, tapi aku juga tak pernah teringat kematian.
Mati ya mungkin kalau sudah tua atau punya penyakit berat. Begitu pikirku..
Merasa hidup masih panjang, meski kadang hidup penuh dengan pemikiran yang antah berantah.
Mau jadi apa aku? Mau bagaimana? Mau di bawa kemanaaa? Samar-samar.
Senang ya tertawa, Sedih ya menangis. Udah gitu aja.
Ajaran penting dan wajib tentang agama aku tahu, tapi makna dan esensi paling fital dan penting dalam agama itu yang masih kabur di hati dan pemikiranku.
Perintah yang mungkin bisa ku lakukan ya kulakukan, tapi apa yang sekiranya tak sanggup aku hindari ya aku terjang..
Singkat cerita.. *Sebenarnya ceritanya puanjangg*
Di awal kisah di pertengahan hampir akhir 2012 ~
Hidayah dari kesenangan yang hampa--- Aku sebenarnya hanya mahasiswi biasa, yang merasa gak istimewa di mata orang lain dan diri sendiri.
Tapi saat itu jujur saja aku mempunyai penghasilan cukup lumayan sebagai freelancer dengan keahlian yang abal-abal oleh-oleh dari hobby.
Harusnya aku bersyukur donk ya? Meski banyak teman mengungkap salut dengan keberuntungan atau bahkan kemampuanku, tapi Sebenarnya apa yang aku dapatkan itu bukan karena kehebatan atau keahlianku, tapi murni karena jalan dan rahmat dari Allah. Seharusnya aku meresapi hal itu dalam-dalam. Seharusnya. Karena sungguh, keahlianku masih flat blum superior expert kalau dilihat dari segi ahlinya.
Membuat orang tua memujiku dan bangga karena aku sudah nggak lagi menggantungkan diri pada orang tua, membuatku cukup puas. Aku bisa membeli barang yang aku inginkan tanpa minta orang tua, tanpa nabung panjang. Meski aku juga bukan bertujuan untuk sombong dengan pekerjaan itu, tapi aku hanya ingin bahagiaaa ~
Aku tahu itu bukan puncak dan bahkan masih jauh dari puncak pencapaian, tapi setidaknya dalam posisi mahasiswa dan telah mempunyai pekerjaan itu aku cukup tenang sambil memperjuangkan hal lain.
Selain itu.. Aku menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang memang sangat aku sukai, di perhatikan dan di perlakukan dengan baik. Waduuu prikitiew ~
Udah deh.. Aku seneng aja jalanin hidup saat itu. Punya masalah pun, ya masalah hidup yang pada umumnya ajalah..
Tapi..
Di satu titik dalam hidup, awalnya ada satu sentilan yang entah.. Dari mana datangnya, apa penyebabnya dan kenapa terjadi..
Beberapa bulan semua kesenangan berjalan dan di tengah semua masih berjalan..
Hatiku sering mengalami kelelahan yang menderaku sehingga menyebabkan aku menangis tanpa sebab yang jelas. Seperti orang depresi..
Apa aku lelah dengan pekerjaan dan tugas kuliahku? Apa aku kesepian di rumah? Atau karena laki-laki itu membuat perasaanku mengambang?
Entah.. Apa sih?? Sebenarnya ya nggak ada yang salah, semuanya berjalan seperti apa adanya. Lalu kenapa aku selalu resah tanpa sebab?
Aku sering sekali menangis sendiri di kamar, aku menyalahkan orang-orang di sekitarku dalam batin ketika aku merasa hatiku sakit.
Aku tetap nggak menemukan penyebab yang pasti..
Aku masih melakukan hal apapun yang menyenangkan hatiku yang memuaskan batinku, tapi.. keresahan itu tetap saja akan datang lagi kemudian hari.
Dan di saat aku ada kesempatan untuk berdoa lama sehabis sholat ..
Aku merenung diam, duduk di atas sajadah..
Aku merasa Tuhan melihatku, aku merasa nyaman dengan ini..
Lalu.. aku sedikit menyadari, apakah ini?
Aku sering melalaikannya karena perkara dunia..
Aku tidak banyak mengusahakan banyak hal untukNya..
Aku mengerti tapi tidak menjalankan.
Aku tidak banyak mengucap syukur dan menghadap padanya padahal pasti Ia yang memperhatikanku hingga ku diberi rejeki.
"Ya Allah.. Tuntun aku agar aku menjalankan perintahMu, tuntun aku di jalan yang benar, jadikan aku orang yang baik di hadapanMu, beriman dan orang yang dekat denganMu, takut berbuat dosa dan bergantung dalam segala hal padaMu. Paksa aku Ya Allah..Paksa aku jika aku lalai lagi, beri aku peringatan supaya aku senantiasa kembali padaMu lagi"Aku masih ingat bagaimana aku berdoa setiap saat seperti itu mengharap aku menjadi orang yang benar. Bukan hanya di hadapan orang, tapi dihadapan Tuhan. Aku percaya Ia mengadakan hidup ini sehingga mengerti apa yang terbaik bagiku, sehingga aku meminta petunjuk padaNya saja. AKU MINTA DI PAKSA OLEH ALLAH agar jadi orang yang berada di jalanNya yang benar. Dan Allah akan benar-benar datang ketika kita mengharapkanNya..
Sampai akhirnya...
Tiba satu hari di mana aku terdiam nggak bisa tidur, diam nggak ada yang aku lakukan..
Aku tiba-tiba saja menemukan beberapa lalat besar hijau berterbangan di kamarku..
Bunyinya sangat berisik terbang kesana-sini bahkan mendekatiku...
Aku membatin.. Nggak biasanya ada lalat, apalagi yang besar seperti ini di rumah.
Tapi entah kenapa aku sangat penasaran dengan keberadaannya dan mendadak terpikir oleh.. Mitos!
Aku mengetikan kata kunci di ponselku dan membrowsing sesuatu tentangnya..
Hati mendadak sesak membaca dan terbelalak ketakutan sendiri.
Di tulis di satu artikel... Orang yang akan meninggal 40 hari sebelum ciri-cirinya di rubung lalat besar kehijauan.
Dan aku... DOWN !!
Tak bisa di ungkapkan, pemikiran ini datang terlalu mendadak hanya karena kedatangan serangga kecil yang menjijikkan ini.
Aku seperti kalap turun tangga dan mengambil raket pembasmi, aku tak mendapatkan..
Aku tidur dengan menutup bantal di telingaku.
Selepas itu sebenarnya aku mau melupakan kejadian itu.
Mungkin hanya prasangka dan halusinasiku saja..
Kadang mencoba meyakini bahwa ini hal yang konyol.
Aku memang terkadang membuat ketakutan pada diriku sendiri dengan alasan yang agak mengada-ada.
Tapi yang paling menakutkan..
Dimanapun aku pergi, kemanapun aku pergi sejauh-jauhnya..
Entah ke kampus, ke rumah makan, keluar kota..
Lalat-lalat itu selalu ada datang di dekatku!
Aku makin depresi saja, apakah pertanda seperti ini benar?
Aku seperti orang berhalusinasi ketakutan sendiri diantara teman dan orang lain di sekitarku yang bahkan tak menghiraukan keberadaan lalat-lalat itu.
Tapi aku sendiri yang gugup dan ketakutan memandang mendapati mereka beterbangan di sekitarku. Aku selalu berusaha membuat mereka pergi, tapi mereka selalu datang lagi..
Apakah benar dalam waktu dekat aku harus pergi?
Aku mau menenangkan hati, mungkin ini karena cuaca hingga banyak lalat dimana-mana..
Tapi.. Perkara lain yang entah sebenarnya bukan pertanda, tapi cukup mengisyaratkan..
Setiap hari aku berkendara di jalanan..
Aku...
Bertemu ambulance, dengan sirine nya yang memekakan telinga..
Setiap hari..! Menemui hal seperti itu..
Bahkan menemui bendera tanda ada orang meninggal.
Bahkan bertemu.. Orang-orang yang menggotong keranda orang meninggal.
Bahkan di satu hari aku bermimpi..
Aku meninggal tanggal sekian.. Atau berapa hari lagi.
Mungkin ini bawaan sindrom atas keseharianku yang sudah dalam ketakutan.
Tapi ini tetap saja menakutkan!
Apalagi.. Entah kenapa tiba-tiba aku mengalami sakit yang aneh..
Tidak pernah ku idap sebelumnya dan agak lama sakitnya.
Semakin goncang diriku! Ya Allah ~
Semakin lemas diriku, batinku semakin lemah..
Aku yakin aku ini telah di peringatkan!
Dan Iya.. aku tersadar, suatu saat aku akan mengalaminya..
Apa yang terjadi padaku jika aku telah mengalaminya?
Apakah yang terjadi pada orang setelah meninggal?
Menghilang dan musnah begitu saja?
Tentu tidak, aku mengingat dan flashback bagaimana guru agama dulu mengajarkan.
Bahwa orang meninggal akan di adili di dalam kubur..
Dimana semua perkara sudah tercabut, kita tak bisa memperbaiki kesalahan kita.
Sudah tidak ada taubat dan ampunan.
Apa yang dia lakukan di dunia itulah yang akan di nilai.
Ia dalam penantian hari kiamat sebelum di bangkitkan..
Lalu dimasukkan di tempat mana ia telah di tentukan sesuai AMAL perbuatannya..
SURGA atau... NERAKA ! JDAAAR!!
Lalu aku.. Apa yang sudah aku lakukan di dunia?? Bagaimana amalanku?? (_ _'')
Belum cukup disitu..
Lelaki yang aku sebut tadi menimbulkan masalah batin.. Mencampakan..
Menambah nggak enak di hati.
Kemudian aku mendapati kabar teman sebayaku kemudian sepupuku yang masih muda..
Meninggal di waktu yang hampir berdekatan dengan semua itu.
Makin teriris, makin yakin, bahwa kematian tidak menunggu kita siap, menunggu kita tua, atau menunggu kita sakit.
Karena mereka berduapun tidak sakit, tapi keduanya mengalami meninggal mendadak !
Makin berat ini di hati, makin sesak..
Ya Allah.. Sejak saat itu otakku terus berputar memikirkan hal-hal yang berbau kematian.
Sejak saat itulah aku mengingat kematian.
Pertama kali yang aku pikirkan adalah... Minta tolong kepada ALLAH SWT.
Iya siapa lagi? Ia yang menghidupkan aku, pasti ia pula yang akan mematikanku.
Sejak saat itupun aku tidak lagi pernah meninggalkan sholat 5 waktu.
Juga melakukan ibadah apapun yang sanggup aku lakuka, meskipun aku tahu itu belum maksimal tapi aku terus berusaha.
Meski aku juga sempat protes dan marah dengan Allah pada awal mulanya..Ya Allah ~ kenapa Engkau membuat aku merasakan semua hal seperti ini? Sedini ini?
Ini benar-benar membuat hari-hariku suram dan dalam ketakutan yang amat besar.
Aku bukan ahli ibadah, bahkan aku belum berhijab..
Aku tidak banyak melakukan banyak hal untuk agama atau orang lain.
Lalu apa amalan yang kubawa jika aku meninggal?
Aku pasti di hukum atas kelalaianku ini.
Aku mungkin tidak melakukan kejahatan, tapi aku juga tidak banyak melakukan kebaikan atas nama Allah .. Karena kebaikan bukan untuk mengharap pandangan atau pujian manusia, tapi mengharap ridho Allah, itu point terpenting.
Terpikir ajaran guru agama, manusia akan di timbang amal baik dan buruknya..
Aku.. tidak yakin amal baikku lebih banyak.
Aku terus dan semakin kencang minta tolong pada Allah.
Mempertanyakan apa yang sebenarnya yang terjadi padaku..
Memang awalnya aku protes padaNya, tapi kemudian aku tersadar itu nggak benar.
Aku tersadar, sepertinya ini adalah jawaban dari do'aku yang INGIN DIPAKSA, dan sekarang aku seakan benar-benar di paksa untuk tidak meninggalkan perkara tentangNya dengan diingatkan akan kematian.
Dengan itu aku berusaha belajar banyak hal tentangNya juga mengenai kehidupan.
Banyak sekali hal yang bisa aku petik dan aku ketahui kemudian.
Memang aku harus ekstra berdoa, meminta ketenangan dan meminta kesempatan agar aku diberi umur panjang yang manfaat di hadapanNya. Hanya itu yang aku minta, nggak ada perkara dunia yang lain lagi.
Dengan keyakinan kuat bahwa do'aku akan di kabulkan..
"Ya Allah.. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Apa semua firasatku benar? Apakah Engkau hendak menaruh hikmah dari ini semua? Beri kesempatan aku hidup dan umur panjang agar hidupku lebih bermanfaat dan. Tenangkan hatiku ya Allah, tenangkan hatiku.."Criiing !! Di satu saat, aku telah mendapati hatiku tenang kembali.
Seperti air waduk yang tak lagi goncang.
Ini jawaban lagi dari Allah, Ia benar-benar menenangkan hatiku.
Disaat aku sudah mengupayakan banyak hal untuk benar-benar bersungguh-sungguh dalam ibadah.
Sepertinya ini semua benar-benar pelajaran buatku yang paling terasa menancap di hati buatku.
Dan sejak saat itu banyak hal mengenai kehidupan yang aku pertanyakan.
Mendorongku belajar banyak hal tentang makna hidup.
Aku mempelajari tentang apa itu kematian, yang bukannya kita harapkan, tapi harus kita persiapkan.
Apa yang sudah diamanahkan oleh Pencipta kita, agar kita masuk ke Surganya yang kekal, apakah sudah diusahakan dan dilakukan semaksimal mungkin?
Dan semua aku dapat dari ajaran agama yang tiba-tiba secara tidak sengaja ku lihat.
Entah dari postingan orang dari jejaring sosial atau pembicaraan orang.
Aku bahkan memperlajari semua agama, mencari tahu..
Dan Allah yang sebenarnya, Tuhan yang sebenarnya..
FirmanNya, utusanNya, TujuanNya..
Hanya ku temukan dalam Islam, agamaku.. Dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Hingga aku memutuskan untuk berhijab, dan aku memutuskan banyak belajar tentang agama Islam yang sungguh luas ini.
Sampai hatiku benar-benar tenang, aku nggak pernah menceritakan ini pada siapapun.
Baik orang tua maupun teman. Semua hanya Allah dan aku yang tahu.
Tapi setelah hatiku sudah reda dari kegoncangan itu aku menceritakan pada ibu ku dan dengan masih dengan nada yang gemetar takut dan beliau menanggapi, "Iya bersyukur, masih muda sudah di peringatkan. Daripada semuanya sudah terlambat." :)
Aku tahu aku tak akan cepat menjadi insan yang di damba surga..
Butuh banyak usaha, ilmu, pengalaman dan ikhtiar lain..
Dalam waktu ini saya masih belajar pelan-pelan dan semoga Allah mudahkan jalan.. :)
Lalu bagaimana Al-Qur'an banyak menasehatiku dan merubah cara pandang hidupku?
Nasehat yang berbicara : Al-Qur'an akan aku bahas nanti :)
Wallahu alam. Semoga bermanfaat. Mohon maaf kalau ada khilaf dan salah kata.
Wassalamualaikum..