Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan
fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi,
seorang Nasrani maupun seorang musyrik.”
Lalu seorang laki-laki bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu mati sebelum itu?”
Beliau menjawab: “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.”
Lalu seorang laki-laki bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu mati sebelum itu?”
Beliau menjawab: “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.”
Jika kita seorang muslim maka kita akan tahu bahwa Islam adalah agama yang benar. Bukan yang paling benar dari beberapa yang benar atau salah satu yang benar, tapi... SATU SATUNYA yang benar. Jalan benar benar mengetahui bagaimana menjalankan hidup, apa tujuan hidup melalui kalimat Allah dalam Al-Qur'an melalui panutan kita Rasulullah SAW / Nabi Muhammad SAW.
Karena jika kita Islam kita harus mempercayai TAUHID, yakni keyakinan MUTLAK terhadap Allah SWT sebagai sesembahan, sebagai Tuhan yang Maha Esa. Dengan kata lain kita tidak membenarkan agama lain, karena jika ditelaah mereka tiada yang mengEsakan Allah, sementara fitrah manusia hanya menyembah Tuhan penciptaNya.
"Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku."(QS. 21:92)
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak- lah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. 3:85)
Kenapa begitu?
Cara Meyakini Islam yang Terbukti Benar !
Bukti TERKUAT Islam Satu-satunya Agama Yang Benar (Part 1)
Bukti TERKUAT Islam Satu-satunya Agama Yang Benar (Part 2)
Pilihan dan Takdir terhadap 'ISLAM'
Cara Meyakini Islam yang Terbukti Benar !
Bukti TERKUAT Islam Satu-satunya Agama Yang Benar (Part 1)
Bukti TERKUAT Islam Satu-satunya Agama Yang Benar (Part 2)
Pilihan dan Takdir terhadap 'ISLAM'
Nah, dengan meyakini tentang hal itu bagaimana kita menanggapinya? Alhamdulillah donk sudah di takdirkan lahir sebagai Muslim. Yaaapph! Memang sangat patut bersyukur Alhamdulillah. Seperti pernyataan pada gambar di samping 'Being Muslim is my biggest reward from Allah.'
...Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu perselisihkan itu. (QS.5:48)
Kurang lebih sama lah kalau mau diumpamakan ya seperti dilahirkan sebagai anak orang kaya atau bukan. Kalau dilihat kasat mata kayaknya ada sisi beruntung dan tidak beruntung. Iya tidak?
Hidup memang seakan undian, kita tidak bisa memilih sendiri apa yang sejak awal sudah di takdirkan oleh Allah. Jalani apa yang ada asalkan semua tujuannya atas ridho Allah. Nah, semuanya yang Islam maupun bukan, yang kaya atau miskin punya ujian, nikmat dan cobaan masing-masing jadi nggak boleh ada yang iri-irian.Yang terlahir kaya bisa jadi akan selalu kaya bisa jadi akan jatuh miskin, yang miskin bisa jadi tetap miskin bisa jadi akan kaya. Begitupun soal muslim dan tidak. Bisa jadi tetap muslim, bisa jadi akan jadi kafir.
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.
(Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka
usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka
usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 4:32)
Nah.. seperti yang ada pada surat Al-Maidah ayat 48 di atas bahwa Allah memang menciptakan kita semua tidak menjadi satu umat. Yah, memang kita berpecah belah, soal suku, ras, agama dll. Dengan itulah Allah hendak menguji kita...
Ketika kita memahami dengan jelas sebenarnya apa Islam itu. Bagaimana ajarannya dan kenyataan mengenai kehidupan di dunia dan kejadian yang ada di akhirat, maka kita akan tahu bahwa bukan penganut Islam (Muslim) lah yang dijamin mutlak masuk Surga. Tapi seorang Mukmin.. Nah untuk hal ini cuma Allah yang bisa menilai.
"Mukmin pasti Muslim. Tapi Muslim belum tentu Mukmin."
Mukmin adalah Muslim yang bisa dibilang 'kaffah' (Islam keseluruhan), menjalankan hukum Allah nggak secara setengah-setengah. Yang takut sama dosa, takut sama Allah, beribadah seperti sebagaimana seharusnya bahkan lebih, semua-semua dilakukan dan dilandaskan atas hukum Allah. Bisa dibilang yang alim deh pokoknya.
Dan tidak semua Muslim yang mampu atau mau menjalankan ini. Betul gak?
HIDAYAH BUKAN HANYA MILIK NON MUSLIM TAPI JUGA MUSLIM ITU SENDIRI
Banyak di jumpai 'fenomena' muallaf, orang yang baru saja masuk Islam. Pasti semua pada bilang, "Alhamdulillah, dia dapat hidayah dari Allah." Atau saat ada orang non muslim yang memperdebatkan tentang kebenaran Allah, kita akan berucap, "Semoga dia mendapat hidayah sehingga dia memahami Islam." Seakan hidayah itu hanya ditujukan orang-orang yang belum berIslam saja.
Kenyataannya adalah meskipun seseorang sudah terlahir dari keluarga Islam dan tercatat beragama Islam di KTP tapi belum tentu juga dia mendapat dorongan hati untuk menjalankan apa yang ada dalam ajaran.
Berdasar pengalaman pribadi dan pengalaman di sekitar demikian. Ketika seorang beragama Islam tapi tidak menjalankan ibadah wajib, tidak mengerti asas Islam sebagaimana mestinya. Entah apa sebenarnya belum diajarkan, diajarkan tapi tidak paham atau memang sengaja lalai. Apa mungkin dia tidak mengerti apa konsekuensinya, bahkan alasan malas atau cuek.
Ada yang dengan entengnya meninggalkan sholat, nggak puasa, atau melakukan hal-hal yang dilarang agama secara terus menerus. Hal-hal yang nggak mungkin khilaf, pasti sengaja. Banyak toh Islam dengan embel-embel pluralisme, liberalis yang bisa dilihat hidupnya sungguh tidak Islami.
Kemudian ada yang tersadar, entah melalui peringatan atau cobaan dia akhirnya jadi sosok yang sangat taat. Ia tahu akan azab Allah yang menanti jika dia dalam kelalaian, ia tahu akan nikmat dan balasan berlipat ganda jika ia berbuat kebaikan dan menaati Allah. Ada pula yang beruntung sudah sejak kecil orang tuanya sudah menanamkan nilai-nilai Islam dalam hatinya hingga sampai tuapun ia akan terus menggenggam nilai-nilai tersebut. Nah.. Inilah hidayah bagi orang yang berstatus muslim itu tadi.
Untuk yang non muslim, yang saya lihat dari pengalaman orang ketika dia BERPIKIR dan menyadari mungkin ada yang kurang sempurna atau tidak benar dengan sesuatu yang ia anut, sedangkan dia mempunyai pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidupnya yang tak pernah terjawab kemudian ia temukan dalam Islam seperti kenapa ada kehidupan ini? Bagaimana terjadi? Kenapa berakhir? dan ajaran-ajaran yang menurut mereka lebih logis, tentang peradaban kehidupan dan kebenaran, kebesaran, keEsaan Tuhan (Allah) maka ia akan kembali ke Islam. Banyak loh orang muallaf yang ilmu Islamnya lebih hebat ketimbang orang Islam dari lahir karena ke Islamannya yang dari hati, bukan sekedar bawaan lahir saja.
Kenapa kembali ke Islam? Bukan masuk Islam? Karena semua manusia sebenarnya di ciptakan dengan petunjuk Allah dalam Islam, tapi sebagian bisa dibilang salah jalan, hingga jika kemudian ia akhirnya menerima untuk menganut Islam, ia disebut 'kembali ke Islam'.
JADI, Inti dari ke Islaman seseorang bagaimana ia mempergunakan akal dan hatinya.
Allah sudah
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quraan ataukah hati mereka
terkunci?(QS. 47:24)
KESIMPULAN
Jadi apa yang mau saya tulis ini sebenarnya adalah kebenaran bahwa agama Allah itu hanya Agama dari Allah itu cuma satu. Nah, kita gak boleh berpikir "Enak dong yang terlahir Islam, gimana yang nggak?"
Karena hidayah sendiri-sendiri. Mau lahir secara muslim maupun non muslim kalau hatinya tertutup ya gak bakalan mau menjalankan perintah Allah, memahami ayat-ayat Allah. Begitupun yang hatinya terbuka, syukur Alhamdulillah kalau dia sudah terlahir muslim dan mau mendalami apa yang sudah ia anut. Dan non muslim pun ada yang terbuka hatinya untuk mencari kebenaran lalu mempelajari Islam dan kembali pada Islam.
//Saya bukan penulis handal. Ungkapan saya mungkin belum baik. Tapi saya hanya ingin menjelaskan apa yang sudah saya telaah. Tidak berbau dusta apalagi mengada-ada tapi tentu ada khilaf atau salah kata. Kesalahan milik saya, kesempurnaan milik Allah semata. Yang baik boleh di ambil, yang buruk di buang saja\\
Wassalam.