"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam." (QS.7:54)
Al Quran sering menyebutkan bahwa “Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa). Ayat ini dapat ditemukan dalam Al Quran surat (QS) Yunus ayat 3 dan QS Al A’raaf ayat 54. Kemudian Al Quran menegaskan kembali dalam QS Hud : 7, QS Al Furqan:59, QS As Sajdah:4 dan QSAl Hadid :4. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah menciptakan alam semesta (langit dan bumi) dalam enam hari.
Masalah kenapa menciptakan alam semesta dalam enam hari adalah rahasia Allah. Terciptanya alam semesta atas kuasa Allah SWT. Sehingga tidak ada satu pun manusia pernah melihat atau menyaksikan secara langsung terciptanya alam semesta. Mungkin, manusia dapat berspekulasi dengan berbagai teori penciptaan semesta. Yang tahu hanya satu, yakni Sang Maha Pencipta.
Sebenarnya kalimat-kalimat dalam Al Quran juga merupakan perumpamaan2 yang akhirnya terjawab seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Tentu kita ingat ada ayat yang menjelaskan tentang langit terpecah seperti mawar merah, padahal rasul sendiri hidup di padang pasir yang jelas2 tidak akan ditemukan mawar merah, namun dengan perkembangan teknologi, ternyata fenomena langit terpecah seperti mawar merah tertangkap oleh teleskop bintang hubble yang lebih kita kenal dengan fenomena supernova.
Dan mengenai penciptaan semesta diciptakan dalam 6 masa, bukan 6 hari. Mungkin ini tafsir yang cukup menghebohkan, karena dengan kecanggihan teknologi, teori big bang menjelaskan dengan detil bagaimana semesta diciptakan dan di bagi dengan 6 masa, inilah 6 masa yang dimaksud dalam Quran, yang terbukti oleh ilmu pengetahuan, Wallahu a’lam:
1. Segera setelah terjadi dentuman besar, alam semesta mengembang dengan cepat hingga menjadi kira-kira 2000 kali matahari.
2. Sebelum berusia satu detik, semua partikel hadir dalam keseimbangan. Satu detik setelah dentuman, alam semesta membentuk partikel-partikel dasar yaitu elektron, proton, neutron dan neutrino pada suhu 10 milyar kelvin.
3. Kira-kira 500 ribu tahun telah terjadi ledakan, lambat laun alam semesta menjadi dingin hingga mencapai suhu 3000 K. partikel-partikel dasar membentuk benih kehidupan alam semesta.
4. Gas hidrogen dan helium membentuk kelompok-kelompok gas rapat yang tak teratur. dalam kelompok-kelompok tersebut mulai terbentuk protogalaksi.
5. Antara satu dan dua miliar tahun setelah terjadinya dentuman besar, protogalaksi melahirkan bintang-bintang yang lambat laun berkembang menjadi raksasa merah dan supernova yang merupakan bahan baku kelahiran bintang-bintang baru dalam galaksi.
6. Satu diantara miliaran galaksi yang terbentuk adalah galaksi bimasakti yang didalamnya adalah tata surya kita dengan matahari sebagai bintang yang terdekat dengan bumi.
Selain itu..
Telah berkata Abu Jaa’far (Imam At-Tobari): “Sesungguhnya (Allah) tuan kamu dan Dia yang memperbaiki urusan kamu. Wahai manusia, Dia (Allah) yang disembah oleh kamu semua dengan segala jenis ibadah. Dialah yang mencipta langit dan bumi ini dalam enam masa iaitu, hari Ahad, Isnin, Selasa, Rabu, Khamis dan Jumaat.” (At-Tobari, jld 14, hlm, 482)
Telah berkata Mujahid, “Mula-mula diciptakan ialah Arasy, Air, Udara, serta diciptakan Bumi daripada Air. Dia telah mula menjadikannya pada hari Ahad, Isnin, Selasa, Rabu, Khamis, dan semuanya lengkap tercipta pada hari Jumaat. Setiap hari-hari itu adalah persamaan dengan 1000 tahun.” (At-Tobari, jld 14, hlm, 482)
Mengenai Istiwa’ selepas 6 hari itu adalah khilaf yang amat besar di kalangan para ulama. Jadi, saya lebih cenderung seperti apa yang dikatakan oleh Imam Malik iaitu, “Istiwa’ itu diketahui dari segi bahasanya, bagaimana caranya tidaklah diketahui, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah.” (Al-Qurtubi, jld 7, hlm 219)
Maknanya di sini, Imam Malik amat-amat berhati-hati untuk meletakkan hak Allah SWT takut-takut tersilap. Maka hal ini adalah perkara ghaib dan serah maknanya pada Allah SWT.
Wallahu' alam (Allah yang Maha Mengetahui)
Sumber : http://fikrahhalaqah.com