Label:

Tentang Adzan

Bacaan dan Arti Adzan :

الله اكبر الله اكبر x٢  (Allaahu Akbar,Allaahu Akbar... 2X )

Allah Maha Besar,Allah Maha Besar
 اشهد ان لااله الا الله x٢  (Asyhadu An Laa Ilaaha Illallaah...2x)
Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan Selain Allah 
اشهد ان محمدارسول الله x٢  (Asyhadu Anna Muhammadar Rasuulullah.... 2X)
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan (Rasul) Allah
حي علي الصلاة x٢  (Hayya 'Alash-Shalaah... 2x)
Mari menunaikan Shalat..
حي علي الفلاح x٢  (Hayya 'AlalFalaah...2x) 
Mari Menuju Kemenangan..
الله اكبر الله اكبر x١  (Allaahu Akbar, Allahu Akbar... 1x) 

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
لا اله الا الله x١
(Laa Ilaaha Illallaah... 1x) 
Tiada Tuhan Selain Allah
---------------------------

Adzan merupakan panggilan bagi umat Islam untuk memberitahu masuknya shalat fardu. Di kumandang kan oleh muadzin setiap tiba sholat 5 waktu.  Setiap hari kita mendengar adzan dimulai dari subuh sampai adzan isya’. Adzan sendiri merupakan media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadap yang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad saw. Adzan juga merupakan panggilan shalat kepada umat Islam, yang terus bergema di seluruh dunia lima kali setiap hari.

Sejarah azan dan iqamah

Azan mulai disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Mulanya, pada suatu hari Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk memusyawarahkan bagaimana cara memberitahu masuknya waktu shalat dam mengajak orang ramai agar berkumpul ke Masjid untuk melakukan salat berjamaah.

Di dalam musyawarah itu ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan supaya dikibarkan bendera sebagai tanda waktu salat telah masuk. Apabila benderanya telah berkibar, hendaklah orang yang melihatnya memberitahu kepada umum. Ada juga yang mengusulkan supaya ditiup trompet seperti yang biasa dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi.

Ada lagi yang mengusulkan supaya dibunyikan lonceng seperti yang biasa dilakukan oleh orang Nasrani. Ada seorang sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu salat tiba, maka segera dinyalakan api pada tempat yang tinggi dimana orang-orang bisa dengan mudah melihat ke tempat itu, atau setidaknya, asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada ditempat yang jauh. Yang melihat api itu dinyalakan, hendaklah datang menghadiri salat berjamaah.

Semua usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi. Tetapi, beliau menukar lafal itu dengan assalatu jami’ah (marilah salat berjamaah).Lantas, ada usul dari Umar bin Khattab jika ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk salat pada setiap masuknya waktu salat. Kemudian saran ini bisa diterima oleh semua orang dan Nabi Muhammad SAW juga menyetujuinya.

Asal Muasal Adzan
 
Lafal azan tersebut diperoleh dari hadis tentang asal muasal adzan dan iqamah: Abu Daud mengisahkan bahwa Abdullah bin abbas (Sahabat Nabi)  berkata sebagai berikut: "Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk salat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya, "apakah ia bermaksud akan menjual lonceng itu? Jika memang begitu, aku memintanya untuk menjual kepadaku saja". Orang tersebut justru bertanya," Untuk apa?" Aku menjawabnya, "Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan salat". Orang itu berkata lagi, "Maukah kamu kuajari cara yang lebih baik? Dan aku menjawab, "ya" dan dia berkata lagi dengan suara yang amat lantang : Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya 'alash sholah (2 kali), Hayya 'alal falah (2 kali), Allahu Akbar Allahu Akbar, La ilaha illallah.

Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Nabi Muhammad.SAW, dan menceritakan perihal mimpi itu kepadanya, kemudian Nabi Muhammad. SAW, berkata, "Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal." Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar. Ia juga menceritakannya kepada Nabi Muhammad SAW.

FAKTA ADZAN :


1 . Kalimat Penyeru Yang Mengandung “Kekuatan Supranatural”
Ketika azan berkumandang, kaum yang bukan sekedar muslim, tetapi juga beriman, bergegas meninggalkan seluruh aktivitas duniawi dan bersegera menuju masjid untuk menunaikan salat berjamaah. Simpul-simpul kesadaran psiko-religius dalam otak mereka mendadak bergetar hebat, terhubung secara simultan, dan dengan totalitas kesadaran seorang hamba (abdi) mereka bersimpuh, luruh dalam kesyahduan ibadah shalat berjamaah.


 2. Adzan Senantiasa Ada Saat Peristiwa-Peristiwa Penting:
Adzan Digunakan islam untuk memanggil Umat untuk Melaksanakan shalat. Selain itu adzan juga dikumandangkan disaat-saat Penting. Ketika lahirnya seorang Bayi, ketika Peristiwa besar. Peristiwa besar yang dimaksud adalah:



- Fathu Makah : Pembebasan Mekkah merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, dimana Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka’bah. Lalu Bilal Mengumandangkan Adzan Diatas Ka’bah.



- Perebutan kekuasaan Konstatinopel : Konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman, mengakhiri Kekaisaran Romawi Timur. lalu beberapa perajurit ottoman masuk kedalam Ramapsan terbesar Mereka Sofia..lalu mengumandangkan adzan disana sebagai tanda kemenagan meraka.



4. Adzan Sudah Miliyaran kali Dikumandangkan:

Sejak pertama dikumandangkan sampai saat ini mungkin sudah sekitar 1500 tahunan lebih adzan dikumandangkan. 5x sehari, Anggaplah setahun 365 hari . berarti 1500 tahun x 5 x 365 hari= 2.737.500 dan kalikan kembali dengan jumlah umat islam mengumandangkannya yang terus bertambah tiap tahunnya. 



5. Adzan Ternyata Tidak Pernah Berhenti Berkumandang
Bumi berbentuk bulat. Ini menyebabkan terjadi perbedaan waktu solat pada setiap daerah. Ketika adzan telah selesai berkumandang di satu daerah, maka selanjutnya adzan berkumandang di daerah lain.

Satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula Sumatera. Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.

Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan dalam waktu ini, adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.

Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.
Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad saw yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.

Sebelum adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul.
Begitu seterusnya adzan terus berkumandang di bumi dan tidak pernah berhenti hingga kiamat terjadi. Subahanallah.

Sumber : Fakta Unik Mnegenai Adzan

Label:

Toleransi antar umat beragama dalam Islam

Assalamualaikum..
Al-Islami menyebutkan ada empat faktor utama yang meyebabkan toleransi yang unik selalu mendominasi perilaku umat Islam terhadap non-muslim, yaitu :

  1. Keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya, kebangsaannya dan kerukunannya.
  2. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas yang dikehendaki Allah SWT yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih iman dan kufur[*]. Meski pilihan itu akan ada konsekuensi masing-masing kelak.
  3. Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang atau menghakimi sesatnya orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya nanti.
  4. Keyakinan bahwa Allah SWT memerintahkan untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik. Allah juga mencela perbuatan dzalim meskipun terhadap kafir. 
 
* Kufur : akhlak tercela terhadap ALLAH karena kufur merupakan suatu perbuatan yang mengingkari ALLAH SWT.
SubhanAllah.. Indah sekali ajaran Islam. Jauh dari yang di tuduhkan dan dicitrakan selama ini. Memang mungkin saja apa yang mereka lihat tentang Islam sehingga timbul satu citra yang tidak selaras karena Islam kurang berdampingan dengan agama lain dalam berbagai urusan.

Karena Islam mempunyai syariat kuat yang diyakini harus di jalani dalam kehidupan sehari-hari demi menaati perintah Tuhan yang telah menghidupkan dan akan mematikan mereka, sementara syariat itu dianggap kaku, aneh dan jauh berbeda dari kebiasaan pemeluk agama lain yang cenderung bebas dan tidak terikat dengan perintah secara spiritual secara mendalam.

Mungkin setiap agama mempunyai ritual ibadah masing-masing yang dilakukan di waktu tertentu. Setelah ibadah mungkin lepas dari 'atribut' keagamaan. Sementara Islam, peraturan dan ibadahnya juga harus dibawa dalam kehidupan sehari-hari. Segala perkara dalam hidupnya dari sekecil apapun misal ke kamar mandi/ tidur sampai masalah hukum tak bisa lepas dari aturan dan perintah TuhanNya, itulah Islam.

Seperti halnya soal pakaian dan makanan. Islam mempunyai aturan yang jelas dan (seharusnya) teguh mengenai itu.  Ia harus berpakaian sesuai syariat yang tertutup, sopan lalu makanan yang di bedakan dalam kategori halal dan haram. Begitu pula dalam perbuatan, sekecil apapun akan menjadikannya ibadah seperti membuang sampah pada tempatnya, jujur dalam berdagang atau berlaku baik pada tetangga. Kemudian hal yang kelihatan sepele itu merupakan sebuah dosa. Misal berkata kotor, mengadu domba, memfitnah dll. Islam percaya semua tindak lakunya disaksikan Allah.

Sekalipun agama yang misal di Indonesia ada 5 selain Islam memiliki asas agama yang berbeda jauh mengenai ajaran dan ibadah misalnya saja Kristen dan Buddha yang jelas-jelas berbeda.. Tapi mereka tidak akan merasa sangat kaku satu sama lain karena aturan keseharian yang tidak jauh berbeda diluar perkara ibadah saja.

Misalnya. Seorang Nasrani tentu akan rikuh menghadapi Muslim yang tidak bisa diajak makan babi dan minum arak, sementara ia bisa mengajak temannya yang Buddha karena sama-sama tak ada larangan. Sehingga inipun cukup menjadi jarak tersendiri bagi Muslim untuk bercampur dengan mereka dalam banyak kegiatan.

Tapi apakah dengan begitu Islam harus menjadi antipati berteman dengan non-muslim? Apakah agama Islam mengajarkan begitu? Apakah Islam harus melarang mereka juga untuk tidak memakan babi dan minum alkohol? Apakah Islam mengajarkan membenci, memusuhi, mendebat agama lain sekalipun dia benar. Atau Islam harus memaksa orang non-muslim untuk masuk Islam? Jawabannya TIDAK! 

MENYAMPAIKAN HIKMAH ISLAM

Orang Islam mungkin mempunyai kewajiban dan keinginan sekedar menyampaikan hikmah tentang kebenaran Islam atau menjelaskan kenapa babi haram, alkohol haram dan kenapa harus sholat dll. Tapi, sekali lagi itu sebatas menyampaikan loh.. 

Kalau bisa masuk dalam hati mereka ya syukur, kalau tidak ya nggak boleh maksa, masing-masing pribadi akan dimintai pertanggung jawaban atas tindak perbuatannya kok dimata Allah. Jadi kita tidak ada hak mengadili dan memaksa, karena Nabi pun tidak di bebankan atas dosa-dosa orang yang musryik. Kita menyampaikan Islam hanya untuk kebaikan orang tersebut, keinginan membantu yang akan di nilai baik pula oleh Allah. Di terima atau tidak juga terserah mereka.. Karena itu tanggung jawabnya sendiri dengan Tuhan.
"Kalau masuk Islam tak modalin bisnis deh.." Hadah.. Kagak ada deh kek begituan.
Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam; Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:256)
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi[*]: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS. 3:20)
* ummi : orang Arab yang tidak bisa baca tulis kala itu di jaman Nabi, sehingga tidak bisa membaca dan mengerti Al-Qur'an.
 
Menyampaikan Islam apalagi sampai diterima akan sangat baik dan pahala besar di mata Allah. Kalau tidak maka menyampaikannya saja yang di nilai oleh Allah dan mungkin jadi kewajibannya.
Kalau kita bisa memberi hikmah pada orang lain di beri pahala, tapi jika tidak ya tidak berdosa. Karena cara mendapatkan pahala pun sangat banyak dalam Islam. Yang menghasilkan pahala di maksimalkan dilakukan, jika ada yang tidak mampu ya tidak apa-apa, Yang menghasilkan dosa ya di maksimalkan di hindari, jika ada yang tak terhindarkan ya cepat banyak taubat, Kurang lebih gitu deh Islam :)

MEMAKI SESEMBAHAN AGAMA LAIN

Nah, kalaupun ada muslim yang bersikap kurang bersahabat, itu tentu karena dirinya sendiri. Mungkin karena dia terlalu ingin membela Islam, karena dia ingin orang mengerti, karena marah Islam direndahkan atau memang dia sombong. Nah.. Tidak tahu, itu adalah pribadi masing-masing yang sangat mungkin dimiliki seorang muslim karena dia manusia biasa juga yang tidak sempurna.

Kalau ada orang yang melanggar peraturan yang disalahkan yang melanggar atau peraturannya nih? Iya kan?
"...Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.  Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. 5:8)
Seperti itulah Islam mengajari. Misalnya dalam satu kasus, mungkin saja Islam ada sedikit cekcok dengan si X pemeluk agama Y..
Tentu dia jadi keki sama si X atau mungkin orang sejenisnya, tapi tidak berarti dia harus membenci seluruh orang yang menganut agama Y.
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. 6:108)
Islam melarang kaum muslimin mencela sesembahan orang-orang kafir tanpa pengetahuan.Ketentuan ini ditujukan agar pencelaan itu tidak berakibat pencelaan balik terhadap Allah swt.  Mencela kekafiran, kesyirikan, dan sesembahan-sesembahan palsu selain Allah swt adalah perkara yang hukum asalnya mubah[*].  Akan tetapi jika pencelaan itu mengakibatkan dicelanya Allah dan kesucian kaum muslimin, maka pencelaan terhadap sesembahan-sesembahan orang-orang kafir tersebut menjadi haram dilakukan.

*mubah apabila dikerjakan tidak berpahala dan tidak berdosa

TOLERANSI SOAL IBADAH DAN PERAYAAN AGAMA LAIN

Bagaimanapun toleransi harus di tekankan, Islam tetap saja tidak sejalan dan sependapat soal aqidah dengan agama lain. 
*Aqidah = simpulan iman ataupun pegangan yang kuat atau satu keyakinan yang menjadi pegangan yang kuat

Tentang Ibadah dan Perayaan agama lain, Islam tetap bertoleransi dengan tidak boleh mengganggu atau melarang jalannya acara tersebut kecuali memang ada yang tidak sesuai dengan kesepakatan bersama.

Tapi untuk ikut merayakan dan menjalankan itulah yang jelas-jelas dilarang.
Mungkin sebagian lagi ada yang mengkritisi kenapa orang Islam terlihat angkuh dengan tidak mengucapkan selamat atas hari raya suatu agama?

Itulah cara Islam menjalankan Tauhid (MengEsakan Tuhan) nya. Apapun yang tidak sesuai dengan hukum Tauhid, maka tak bisa di akui. Sekalipun penganut agama Islam, tapi kalau dia meminta pada selain Allah, maka itu sudah menyalahi Tauhid dan tidak dibenarkan dalam Islam. Sementara agama lain tidak ada sejalan dengan dengan Tauhid maka Islam tidak bisa mengakui kebenarannya. Karena orang Islam takut akan melanggar ketentuan dan perintah TuhanNya.

Salah satu penjelasannya: Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan.

Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’  kaum muslimin. Dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan.."
Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin.
Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin.
Coba deh di cek pada contoh pembahasan orang yang sudah ahli --> Felix Siauw - Toleransi Islam untuk 25 Desember
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir (QS. 5:44)
-------------------------

Jadi, toleransi dalam Islam harus dibatasi dari bersikap nifaq (munafik terhadap aqidah agama bathil) dan tidak meninggalkan aktivitas menyeru kepada kebenaran.  Dengan tidak "melecehkan" (sesembahan agama bathil) hingga menyebabkan terjadinya pelecehan dan penghinaan balik tapi tidak juga mengikuti apa yang dilakukan agama lain.

Ketika Allah swt mengutus Musa as dan Harun as kepada Fir'aun, Allah berfirman kepada keduanya, "Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayatKu, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingatKu. Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."(Thaha:43).  Nabi Musa pun tatkala menyeru kepada raja Fir’aun, beliau as menyeru dengan perkataan yang sangat halus dan sopan, “Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling". (Thaha:48).

Islam memerintahkan kita untuk tidak mencela pemeluk keyakinan-keyakinan non Islam, kalaupun keyakinan mereka layak untuk mendapatkan celaan.  Sebab, pencelaan yang tidak didasarkan pada pengetahuan akan memadamkan cahaya aqal dan menyalakan naluri permusuhan dalam jiwa.  Selain itu, pencelaan tanpa dasar pengetahuan juga akan menutup pintu penerimaan terhadap  da'wah Islam.  Di sisi lain, Islam telah memerintahkan kita untuk menjelaskan kebathilan 'aqidah-'aqidah bathil, serta menunjukkan kehinaan dan keburukannya bila keyakinan itu dipeluk dan diamalkan, dengan cara yang jelas dan argumen yang kuat.

Wallahu Alam (Allah yang Maha Tahu) .
Semoga Bermanfaat, Mohon Maaf jika ada khilaf..
Sebatas ini ilmu yang saya dapat mengenai artikel ini yang mungkin sebenarnya lebih luas, jika ada lagi akan saya share lagi ^__^
Wassalam..

 
Youthism © 2012 | Designed by Canvas Art