Label:

Entah pergi kemana rasa 'nasionalis' itu

Bismillahirrahmanirrahim..
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ

Assalamualaikum...

Saya harus baca bismillah dulu biar hobi menulis saya ini tidak menyeret pada suatu yang 'bahaya'. Salah ngomong bisa berabe, sudah saling mengadu sana-sini apalagi sama sesuatu yang di upload di internet... Jadi kudu ati-ati kalau mau ungkap unek-unek karena keadaan negara sudah mulai dalam keadaan kritis...  Hukumnya, aparatnya dan pejabatnya *peace ya

Maaf ya ini cuma blog dengan isi curcol dan random, jadi nggak dibaca juga lebih bagus.

Apa yang saya amati selama saya berada di luar negeri dan melihat beberapa pemberitaan dari dua sisi. Negara bukan lagi bhinekka tunggal ika tapi sudah terkotak-kotak. Tidak dipungkiri, saya tidak netral dalam hal ini tapi juga berusaha tabayun, nggak memukul rata apa yang saya lihat.

Hubungan orang-orang yang berbeda agama sudah mulai nggak baik sejak kasusnya a***

Dulu baik-baik aja, sekarang hanya karena satu pro ini satu pro itu akhirnya ada yang bubar bertemannya. Ini kenyataan yang nyata di depan mata saya loh.. Saling sindir-menyindir saling ejek-mengejek, saya sedih lihat ini...

Sekarang karena siapa ke bhinekaan jadi terpecah-pecah??

Ah ~ Saya jadi tidak berselera dengan kata 'nasionalis' karena kalo di kaca pembesar, di negaraku isinya pembenci agamaku dan agamaku adalah hidupku.

Yap, aku si pendosa yang mencintai agama..  

Dan sudah mulai terlihat juga para petinggi yang arah prinsipnya kemana...

Ketika mereka berteman dengan musuk-musuh Islam, mereka melindung penghina Islam,  terlihat satu-satu ada ebi dibalik batu... (udang enak sih, nggak rela, wkwkwk)

Statusnya sih Islam, 'di TV' sih sholat, bahkan yang perempuan ada yg berhijab dan mereka tertawa bangga ketika kalimat hinaan terhadap agama yang mereka sandang yang mereka ucapkan mendapat apresiasi publik.

Ngapain terus pake hijab??

Cuma mau kedok, 'Neh, aku loh berhijab tapi gak setuju sama hukum Allah' gitu kaaahh?? Atau apa ya?? Konspirasi yang sulit dimengerti. Jiahhh...

Sedih kali, dimana aku dulu berhijab motivasinya karena belajar Islam kemudian semakin cinta sama Allah, bangga sama Islam, kemudian yang sana berhijab sambil merendahkan agama Islam...

Kok rasanya terlalu gak sinkron ya... sedih loh aku. 

Maaf mbak, maaf loh... itu akal sehatnya dimana??

Makanya, betul juga kata ustadzah ku lebih baik berilmu dulu baru beramal.

Konyolnya, sensasi dia yang jadi 'kompor' bagi para muslim, bikin panas gerah ehh... malah di sambut dengan suka cita sama 'orang-orang penting (bagiku sih nggak penting) negara' ya di undang datang lah, ajak selfie lah, cieee dapet bolo baru seneng nih yeeeeyyy...

Maaf loh kalau kata-kataku nggak enak, maaf seribu maap.. Maap lagi sakit ati...

Yang penting kan aku gak sebut nama yaaahh... kenapa jadi feel insecure gini ya waktu ingin unek-unek di blog, serasa tinggal di negara diktator kayak Korea Utara aja, takut banyak Cyber Spy alias mata-mata. Sekarang pun deg-deg an nih...

Jadi ngerasa negara ini udah di pegang sama orang-orang yang hmm... mau gimana sebut ya, jadi nggak enak. Intinya kalau mau balik ke Indonesia merasa udah nggak aman gitu...
Gak bahagia lagi lihat agamaku dibuat bahan bulan-bulanan kesana-sini terus.

Ulama-ulama dilecehkan, bahkan anak mudanya pun sudah berani menghina...
Mau jadi apa punya bangsa mental kayak gitu. 

"Kamu sudah banyak berubah Indonesia...
Sejak dengan dia kamu sudah tidak seindah yang dulu lagi, aku ingin berpaling saja rasanya darimu." *drama scene...

Jadi ingat kemarin barusan lihat video youtube tentang muslim di Jepang, disana ada orang luar Jepang muslim yang juga ikut di wawancarai dan dia bilang mengenai kesan muslim-muslim di Jepang.

"Saya justru melihat keindahan antar umat Islam dan agamanya yang sebenarnya di sini padahal Islam minoritas di Jepang.  Justru di negara minoritas muslim lah atmosfer muslim yang sebenarnya terasa."

Ada denger-denger juga kebangkitan agama Islam itu di negara-negara barat, entah eropa atau amerika.  Bisa dilihat juga banyak indeks mengatakan penganut Islam di negara-negara tersebut terus meningkat, dan saya yakin InsyaAllah mereka mualaf-mualaf 'berkualitas' ya... Karena mereka hidup di negara minim Islam tapi malah menemukan Islam. Jadi mereka belajar dan berpindah agama karena hakekat Islam yang sebenarnya, Aamiin.

Sementara di Indonesia yang dikenal negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, mulai menguliti jati diri masing-masing. Kuantiti memang besar, kualitasnya??

Yang lagi in, menganut agama hanya dengan anggapan 'warisan' behh... masih terjajah banget nih pemikirannya.
Terus yang menghina ulama-ulama dengan gelakan tawa dan cacian yang puas..

Melihat berita dari sisi, bahkan orang yang seharusnya punya jabatan dan gelar terhormat di negeri bisa melakukan kebohongan (terbukti) demi memfitnah, demi melindungi anteknya...

WHAT The ~

Terus saya sebagai warga negara cari perlindungan dimana kalau pada berbohong, fitnah, antek-antekkan, bisa diajak kongkalikong dkk... 

Nggak paham lagi deh jadinya...

Punya pemimpin dan aparat yang gak pro dengan mayoritas rakyatnya...
Kemudian bangsa yang otak hoax dan saling mencaci, saling berlawanan...

Dan kayak saya, bangsa yang mulai luntur nasionalisnya...
Huhuhu... maaf pak Karno, lah gimana lagi sudah begini adanya...

Mau jadi apa ya kira-kira negara ini, 5 tahun lagi??

Aku cinta kampung halamanku, kotaku, tapi kalau sudah bicara tentang 'Indonesia' secara keseluruhan.

Aku sudah hilang selera... :'(

Seperti lagu-lagu atau kata-kata cinta, 'Cinta sudah pudar... terbawa angin, tersapu ombak...'

'Kurasakan pudar dalam hatiku rasa cinta yang ada untuk dirimu, ku lelah dengan semua yang ada ingin ku lepas semuaaa...'

Bagaimanapun sebagai anak bangsa yang lahir di negeri ini (btw sekarang di Luar Negeri), berarti lahir di 'negeri itu',  saya berharap akan ada perubahan menuju arah kebaikan untuk Indonesia. Semua keburukan musnah satu persatu dan kembali jadi pribadi bangsa yang tangguh, nggak fitnah-fitnahan, nggak dibudak antek asing, yah semoga saja...

Jika ada daya saya ingin andil, tapi karena itu tidak mungkin...

Mari berdo'a saja...

Mengheningkan cipta dan resapi lara bangsa saat ini...





 
Youthism © 2012 | Designed by Canvas Art