Label:

Islam Sunnah tapi kok?? Ahlul bid'ah...

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Bismillahirohmanirohim



Saya tidak mengeluh tentang yang lebih berilmu ketika dia mengoreksi saudaranya yang masih salah, bersyukur dan Alhamdulillah.
Tapi terkadang ada beberapa orang juga yang jadi bikin kita merasa serba salah,
Ini cuma CURHATAN yaa.. atau mungkin sedikit kegalauan. Bukan upaya untuk menyudutkan atau mengkritisi satu pihak atau apapun.

Bismillah....

Ketika saya menceritakan tentang gelombang hijrah yang mengingatkan kebangkitan umat,
Membuktikan bahwa banyak orang yang setidaknya berkontribusi untuk membela ketika agamanya dihina dan tidak sanggup melihat agamanya jadi bully-bullyan terus menerus...
Mungkin saja banyak pihak yang tidak senang, mengkritik dan tidak ridho
Mungkin dengan aksi semacam 212 atau gerakan hijrah yang mungkin mereka anggap cuma framing atau tren.
Ada orang-orang yang menganggap hal seperti itu berlebihan, bisa dari orang yang bukan muslim maupun dari pihak semuslim, berbagai pendapat di ungkapkan, mengisyaratkan itu tidak membantu apapun untuk kehormatan agama,

Ketika mulai senang melihat saudara mulai berhijrah, berhijab, berganti pakaian taqwa
Merasa sejuk melihat perubahan teman seiman
Mungkin ada teman seiman lain yang berujar bahwa orang seperti itu masih di pertanyakan sunnahnya karena belum meninggalkan sepenuhnya kebiasaan yang lama, atau terkesan susah melepas embel-embel keduniaannya.

Sunnah tapi kok pasang foto? Kok make up...
Jangan-jangan pendukung bid'ah, jangan-jangan cuma biar dapet endors-an
Oke, mungkin secara sunnah, sesuai tuntunan Al-Qur'an dan As-sunnah ada sedikit salah, ada syubhat, atau memang salah.
Melihat itu tentu ada yang menasehati dan mengingatkan....
Mungkin dari saudara memang ke ilmunya sudah mendahului dan lebih mantap imannya
Alhamdulillah...

Beberapa orang dari kita, kami, mereka atau kalian ada yang belum sempurna kaffahnya, kadang masih munafik.
Meski dengan sedikit ke munafikkan tapi masih terbesit niat untuk berubah, meski tidak bisa secara drastis, tidak bisa otomatis dan sekilas saja.
Kaum seperti ini bahkan sayapun memang terkadang iri dan selalu berharap bisa menjalankan sunnah dengan lurus dan ikhlas seperti orang-orang yang terlihat sangat baik imannya dan kukuh pendiriannya.
Berharap juga temasuk yang bermanhaj salaf, umat yang diakui Rasulullah

Banyak diantara saudara kita yang ilmunya tinggi,
Memang merasakan santunnya mereka bak melihat manusia minim dosa.
Bikin heran bagaimana orang bisa menahan nafsunya untuk sekedar marah apalagi dengki,
Bagaimana orang begitu ikhlas dan sabar menjalani imannya.

Tapi... diantara mereka ada juga yang bikin menciut iman kita...

Melihat mereka jadi jadi bikin berantakan hati yang mulai tersusun,
Ya Allah aku salah...
Jangan-jangan imanku percuma selama ini...
Apakah amalan dan ibadahku selama ini akan sia-sia?
Ya Allah jangan-jangan aku masih sesat...
Kenapa jadi terasa berat...
Ada yang tersadar jadi takut, makin tak tahu harus bergerak dengan cara apa...

Dan ada pula yang jadi mutung, merasa "Oke... sepertinya belum saatnya aku jadi orang alim, belum pantas, belum cukup ilmu."

Apakah yang anda rasakan jika saudara seiman yang asalnya mulai peduli agama, mungkin cara hidupnya memang masih sedikit berbeda dengan anda, tapi setidaknya ia sudah menyuarakan kepeduliannya pada agama, mulai belajar, ingin ikut membagikan ilmu anda lantas....

"Katanya hijrah tapi kok kayak ahli bid'ah... kok begini.... kok begitu???"

Saya sedih,

Bukan karena nggak mau menerima nasehat, tapi karena nasehatnya sepertinya tidak di sampaikan dengan tepat. Tidak bisa dicerna hati dengan lembut.

Seperti hadits Nabi (maafkan jika salah mengambil dalil
"Mudahkanlah setiap urusan & janganlah kamu mempersulit, berilah kabar gembira & jangan kamu membuatnya lari, & bersatu padulah!" (HR. Bukhari)
Seperti saya yang awalnya nggak mau berhijab, kalau ada orang nyinggung,

"Muslim kok nggak berhijab? Neraka!"

"Berhijab tapi kok masih gini sih mbak, hijabnya kayak hiasan sih mbak, hijabnya bling-bling banget.."

"Kerudung dusta ya..."

"Gimmick ya... itu riya' mbak..."

Kemudian dia melepas hijabnya, ada kan baru-baru ini kejadian seperti itu oleh seleb? Jadi apakah lebih baik kita melihat saudari kita kembali memakai pakaian terbukanya lagi, terbuka auratnya dari pada melangkahkan kakinya ke jalan hijrah walau masih di garis start?

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159)


Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/782-lemah-lembutlah-dalam-bertutur-kata.html
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. (QS. Ali Imran : 159)
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159)


Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/782-lemah-lembutlah-dalam-bertutur-kata.html
sumber : wartakotalive.com


Sepertinya PR kita adalah dakwah sesuai tingkat imannya dulu.
Seperti banyaknya orang yang seperti saya, hanya bersekolah di sekolah negeri, yang kala itu hanya belajar agama semingu sekali 1,5 jam, ngaji di TPQ, bukan anak pesantren, tidak tahu buku kuning, belum kaya akan dalil dan hadits.
Saat mereka mulai menyadari bahwa mereka harus mendekat dengan agama, mulai belajar, dengan menutup auratnya dengan hijab saja dia sudah melakukan hal besar yang sebelumnya tak terpikirkan.

Lantas di cecar karena kesalahan mereka dengan mengisyaratkan bahwa mereka selama ini sunnahnya hanya setengah-setengah.
Padahal mereka sudah bahagia ketemu hidayah, berusaha bertemu orang alim di kajian ini itu, dampaknya ada, jadi nggak ghibah karena mengganti pergaulan lama dan berkumpul dengan teman yang memikirkan agama pula, kemudian saling mengingatkan, jadi rajin dzikir dll
Kemudian dibilang jangan kajian seperti itu, ustadznya pun masih salah, dll..

Itu kayak sedang menimba air, mengumpulkan dalam bak, tiba tiba air itu semua mendidih lalu surut habis,
Kehilangan semangat.



Arti gambar diatas :
Perempuan yang tidak pernah meninggalkan sholat dan ibadah fardu, sunnah dan ibadah malam masih punya masalah memakai hijabnya di depan umum.
Perempuan yang pakai make up tebal mungkin sudah hafal jus amma.
Dan perempuan yang pakai niqab mungkin sedang berusaha belajar membaca Al-Qur'an dengan tajwid.

Kenyataannya adalah kita semua sedang berusaha akan sesuatu, tidak ada orang yang sempurna dan orang berpikir bahwa seseorang dengan cara atau penampilan tertentu itu lebih alim.
Nggak mau kan kita jadi penyebab teman kita berbalik arah menjauh dari jalan hijrah??

Seperti contoh lagi, saya ini punya bibi yang kala itu sudah jamannya orang hijrah, dan dalam keluarga semua berhijab kecuali beliau.
Beliau adalah orang yang sangat fashionable, dengan itupun saya paham alasan kenapa beliau seakan masih berat berhijab, takut nggak keliatan cantik
Tapi pada satu saat si bibi di peringatin sama semua dan akhirnya berhijab meski ya begitu, jilbabnya yang di gulung, dililit-lilit ala apa yaaa...

Kita sih batin, hmmm... ternyata nggak bisa lepas dari kesan fashionnya
Tapi dilain pihak kita masih bersyukur, yang penting dia berhijab dululah, udah berhenti pake yang pendek atau kelewat ketat, sudah memperlihatkan identitas kemuslimannya, sudah belajar melangkah, nanti ilmunya pelan-pelan dia bakal ngerti, yang penting tutup aurat dulu, sambil jalan.

Meski benar, lebih baik ilmu dulu baru amal,
Tapi mungkin di berbagai kondisi kita bisa mendahulukan amalnya dulu, ilmunya sembari jalan dicari.
Seperti saat ada seseorang di acara Ustadz Zakir Naik, non muslim berkata, "Saya ingin masuk Islam, tapi saya masih berat karena harus meninggalkan makan babi dan alkohol. Kenapa harus meninggalkan babi? Apa alkohol tidak boleh meski tidak sampai mabuk?"

Dan ustadz Zakir Naik menjawab, "Yang penting masuk Islam lah dulu, nanti ilmunya akan kamu dapatkan berikutnya..."

Seperti inipun mungkin ada yang mengkritik saya, "apa kamu membiarkan kesalahan? Memangnya Rasul ajarin hijab fashion? nggak ngertikah hukum tabaruj?"
Maksud saya bukan begitu, tapi melihat watak orang-orang sekarang, tergantung pribadi masing-masing, banyak melihat semua yang langsung di tembak one shot, justru malah bikin orang lari, bikin orang takut dan enggan.

Mungkin ada saudara kita yang hijrah langsung bisa memakai hijab panjang, hijab syar'i.
Ada dari mereka yang diajak diskusi langsung nyatol, langsung meresap dihati
Tapi watak orang berbeda-beda.
Ada pula yang sudah di jelaskan dalil dari A-Z tetap menolak
Ada yang jadi percaya tapi belum bisayakin sepenuhnya
Ada yang masih labil iya dan enggak.
Kebanyakan tidak bisa secara ajaib bisa langsung kaffah setelah hijrah,
Dan selama dia ada maksud baik untuk berubah lebih baik minimal dari diri dia sendiri sebelumnya,
Kita dukung, meskipun dia bilang...

"Belum siap pakai rok / gamis..."
"Belum siap pakai jilbab panjang..."

Jangan di tembak, "Ya Allah mbak, kalau gini mah sama aja, berpakaian tapi telanjang. Sama aja bohong. Tetep dosa"

Sementara kita tak tahu tepatnya bagaimana Allah menilai amalan kita sesuai niat, mungkin kita bisa menyerang secara dalil terus menerus, tapi iman yang lemah itu bisa jadi belum bisa mendapat ilmu yang terlalu berat,

Haluslah pada hati yang belum lunak, kita tidak membenarkan mereka tapi memberitahu pelan-pelan.

"Iya pelan-pelan, Sambil terus belajar ya mbakk...." misal

Di kasih ilmu yang menyentuh hati. Kita memang tidak boleh membiarkan kesalahan, tapi hal-hal yang tidak dilarang keras maka biarkan dulu sambil di bilangi pelan-pelan.

Contohnya diriku, ketika cuma dibilang nggak berhijab = neraka, entah kenapa nggak nancep di hatiku yang masih keras itu,

Tapi begitu diberitahu hikmahnya, "Dengan berhijab kamu dimuliakan Allah, disayang Allah, badanmu yang cantik nggak dibiarin sembarangan dilihat orang sembarangan pula. Kecantikanmu terlalu berharga dilihat preman atau orang hidung belang di pinggir jalan... ih nggak mau banget kan."

Pelan-pelan tapi pasti, aku yang awalnya pake paris segiempat yang nerawang, akhirnya pake pashmina yang menutup dada, lalu akhirnya pake khimar panjang... itulah proses menurut tingkat pengetahuan dan iman juga yang insyaAllah, Allah menilai dengan ilmuNya sesuai niat kita. Dll...

Itu masalah hijab, masalah lain yang sering di perdebatkan juga banyak.

Masalah bagaimana kita berhijrah.
Ustadz mana yang kita datangi.
Menghardik keras dan menyalahkan bahwa sunnah kita dianggap tidak maksimal, menganggap ini itu bahkan mengatai ini dan itu

Dan jika ada satu kesalahan pada saudara kita, kesalahan dan ketidaksamaan dengan keyakinan kita atas beberapa ustadz, jangan nampak seperti menyimpulkan bahwa imannya telah gugur semuanya, langsung di tuduh sesat, langsung di tuduh ahlul bid'ah.

Padahal umat maupun ustadz yang dituduh syahadatnya ikhlas, padahal hanya Allah yang dipikirkan, meski khilaf kadang terlintas karena tiada kesempurnaan manusia.

Apalagi miris ketika saudara menganggap  kami bukan termasuk 1 golongan diantara 73 golongan.
Menganggap hanya mereka jalan ahlus sunnah, sementara yang lain adalah 72 golongan yang akan masuk neraka. SubhanAllah.

Barusan ketika saya belajarpun, Salaf itu juga bukan sebutan sebuah kelompok atau perkumpulan tertentu. Salaf dalam pengertian adalah pengikut sunnah Rasulullah, dan tentu semua muslim ingin menjadi salaf, ahlus sunnah wal jamaah. Sebuah manhaj bukan mazhab.

Dari ustadz Khalid Basamalah : "Kajian manapun yang isinya menjelekkan ustadz lain jangan di datangi. Kalau ada yang salah kita hanya perlu dakwahi dan luruskan, kalau ada yang kurang dari dia bukan berarti harus di tolak dan di jauhi. Contoh Abu Hanifah, Imam Fiqih, Imam Mazhab. Beliau dikatakan hujjah di fiqih tapi lemah di hadits, nggak ada kan riwayat hadits beliau? Karena beliau lemah di hadits. Tapi Imam Malik yang sejaman sama beliau jadi Imam Hadits karena hafalan haditsnya kuat. Tapi nggak ada yang mengolok Abu Hanifah, nggak ada yang bilang 'Jangan datang ke kajian Abu Hanifah.' Sekarang banyak umat yang sibuk menghardik, mentahdzir yang lain. Ikut-ikutan semua, orang ini ngomong, jadi ikut-ikutan semua. Lah kalau orang ini salah, salah semua dan bagaimana memperbaiki nama orang yang sudah rusak? Apa manfaatnya? Kalau kita tahu ada yang salah menurut kita, datangi dan nasehati, terlebih masalah khilafiyah bukan asas. Masalah pendapat ulama, masih lebar dan panjang. Tapi ini main fitnah dan disebar. Wallahu alam." sumber : Abdullah Al Fayydh (Youtube)
Seharusnya umat muslim lebih merapatkan ukhuwah, bersatu padu, saling menasehati dengan persaudaraan, orang kafir akan tertawa ketika kita memimpikan persatuan umat dan menjaga kehormatan agama tapi kita malah memecah belah diri seperti ini. Semoga Allah senantiasa memberi hidayah dan ridho di jalan lurus dan menjauhkan kita dari perkara dosa yang tak diampuni. Aamiin.

*Saya fakir ilmu yang tidak punya kapasitas berdakwah, ini adalah curhatan berisi catatan.

Wallahualam.

Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.

Label:

Kebangkitan Umat Muslim Indonesia, Mulai Terlihat?

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Bismillah...

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan
dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, (QS.110:1-2)
Mungkin inilah tujuan Allah menghadirkan suka duka, pahit manis, getir asin(??) kehidupan manusia secara silih berganti dan membentuk pribadi muslim yang selalu berpasrah dan bersyukur dalam keadaan apapun, karena semua hal ada HIKMAHnya.

Termasuk duka karena rezim kejam jaman now, umat muslim di Indonesia pun cukup tertekan beberapa tahun terakhir dengan semua yang terjadi gonjang-ganjing di dalam intern negeri ini. Entah itu pemerintahan, kepemimpinan, kebijakan maupun kebermasyarakatannya. Asas-asas yang sesuai dengan agama pun mulai di singkirkan, kita menjerit. Intimidasi, kriminalilsasi, jadi bully-bullyan dan lain-lain semua kita rasakan di negara yang dulunya lempeng-lempeng saja. Kenyataannya adalah sebenarnya semua juga tahu kalau kita mayoritas udah daridulu, tapi kenapa ke mayoritasan itu menjadi sangat masalah untuk yang lain baru-baru ini? Apa lagi kalau bukan tiba-tiba ada negara api menyerang. Sakit cuy.... agama dan hukumnya di cabik-cabik kayak gini.

Tapi bilang mudhorot semua, nggak juga sih kayaknya, yaaaa...ada lah baiknya...

Nah loh...

Kita kaum muslim harus positive thinking guys... hehehehe (meski nggak boleh pasrah dan tetap melawan kebathilan)

Jadi konon, para muslim 'para mayoritas' (sebutan yang diberi oleh si dia) merasa hidupnya tenang-tenang saja, lempeng, tidak ada serangan, tidak ada ancaman, hidupnya enak-enak wae padahal ibadah minim, sholat masih jarang-jarang, ikut kajian dibilang kuno, ikut acara agama dibilang kolot.

Kemudian sampai negara api menyerang, mulai mengusik ketenangan, menyuarakan suara pertentangan terhadap Islam.

Lha dalah.... Alhamdulillah gitu, jadi banyak yang terpancing ghirahnya, Alhamdulillah hati nuraninya masih bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk, jadi meskipun selama ini dia tidak menjalankan kebaikan itu secara benar, tapi ketika kebaikan mulai mendapat pertentangan, perlawanan dan serangan dia mulai mempertanyakan, apa-apaan ini??


Mulai penasaran, ada apa gerangan, kenapa terjadi keributan yang memojokkan agamanya yang selama ini dia percayai meski belum sepenuhnya ia pahami, menelisik tuduhan dan tajuk yang bertebaran. Mulai cari tahu, mulai belajar, dan sedikit demi sedikit tertusuk hatinya, sedikit sedikit jatuh cinta juga.

Semua kisah orang yang bangkit ghirahnya mungkin punya latar belakang kisah yang berbeda. Tapi menurutku dengan kezaliman rezim, dengan ini juga kesempatan kita untuk bersatu merapatkan barisan dan dengan begini, dengan saling bertemunya orang muslim dari penjuru negara, sama-sama menyatukan visi dan InsyaAllah semakin kuat. Yang awalnya acuh, makin mencari tahu tentang yang benar berusaha baik dan memperjuangkan yang hak.


Mungkin kasus terbesar adalah saat ayat Al-Qur'an kita di bilang alat kebohongan dan pembakaran bendera Tauhid.

Mengutip salah satu perkataan artis yang hijrah, Arie Untung di akun Youtube milik kumparan, bahwa ia pun sebelumnya tidak terlalu seberapa peduli dengan urusan agama bahkan pernah terombang-ambing pikirannya dan hampir murtad, tapi karena fenomena carut marut kondisi politik Indonesia saat ini yang membawa SARA dia jadi sadar.

"Momennya ketika ada statement keras di tahun 2016 tentang agama saya, disitulah emosi keluar, ada perasaan yang susah dibayangin. Kenapa ya teman-teman saya malah membela yang itu, mengagungkan yang menghina agama, padahal mereka muslim gitu...."

Sebatas itu beliau masih belum berani menampakkan diri bahwa beliau sedang berhijrah atau istilah gampangnya, mulai memikirkan agama, karena takut akan statement atau prasangka orang lain.


Sampai akhirnya beliau di sentil oleh temannya (yang bukan artis), "Lu kok diam aja agama di gituin, padahal lu public figure. Katanya di film bikinan lu bilang 'jika kamu melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tanganmu.' Lu sudah lakukan apa? Lu cuma bisa batin dalam hati, itu kan cuma iman yang terendah. Ketika lu entar di hisab, followers buat apa, cuma buat endorse doank??"

Disitulah beliau mulai tersadar dan mulai berani menampilkan diri dan bersuara untuk membela agamanya.

MasyaAllah, itu cuma salah satu cerita singkat ya gimana kezaliman pemerintahan sekarang ternyata mengandung hikmah bisa menggugah kepedualian dan bahkan membuat orang lebih cinta dan menjalankan agamanya dengan benar. Menyuarakan bahwa Muslim Indonesia masih punya kekuatan dengan bisa bersatu untuk melawan kezaliman. Jangan lagi muslim yang mudah di pecah belah.

Dan  hal paling krusial lagi yang sedang susah payah ingin diperjuangkan umat kita adalah  kembalinya MORAL WARAS yang seharusnya menjadi karakteristik bangsa yang diperjuangkan dengan teriakan Takbir dan tumpah darah para ulama juga, ditambah, kalau mau bicara adat dan adab kita masih punya adab orang ketimuran.

Tapi semakin kesini semua pintu ke mudhorotan atau pintu dosa malah mau di buka lebar,  diantaranya zina, penyimpangan seksual bahkan ada yang bersuara untuk pelegalan miras dan prostitusi mau dibiarkan saja. Untuk apa ada hukum jika membiarkan warganya rusak???

Anyway... satu sisi berasa dalam kegelapan, satu sisi lagi seperti ada angin segar berhembus.

Umat muslim yang dulu hidup masing-masing, sendiri-sendiri, bahkan gampang dipecah belah. Dengan fenomena pemerintah yang seperti sekarang, mulai mengupayakan untuk saling bertemu, bersatu bersama dalam forum, setidaknya memperkuat pondasi di dalam iman, tidak membiarkan virus yang disebabkan mulai cacatnya hukum atas moral di Indonesia menkontaminasi moral orang terdekat atau saudara seiman kita. Mungkin ini namanya perjuangan, semua memang tidak di dapat dengan kemudahaan, dan semua yang sedang jaya bukan berarti yang benar, dan yang dilemahkan adalah yang buruk, karena masa kejayaan dan kehancuran antara yang baik dan fasik memang kodratnya di pergilirkan oleh Allah, sesuai ayat di bawah. 

Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS. 3:140)
Mulainya Kebangkitan Umat Muslim Indonesia menurut pengamatan orang awan seperti saya yaitu :

1. Anak muda ramai-ramai datang ke kajian.


Lihat saja, sekarang bukan jamannya masjid hanya di isi orang tua, anak muda pun mulai hobi datang ke kajian mingguan dan dengan tausiyah yang di sampaikan setepat mungkin untuk kawula muda, ada-ada saja sekarang cara pendakwah menyampaikan ilmu dan dakwah pada para pemuda, dan pemuda yang semangat pengajian bukan hal aneh lagi sekarang. Jadi kalau masih ada yang bilang, "Kajian? Kayak emak-emak aja. Alim bangettt.... Kuno banget."

Anda yang ketinggalan, udah beda jaman euy, jamannya anak muda ngaji mah sekarang.

2. Jutaan masa bersatu dalam acara keagamaan


Karena foto aksi damai 212 sudah banyak diatas, kali ini foto yang baru saja terjadi bulan Januari 2019 ini. Ini bukan aksi damai tapi acara kajian akbar yang bertajuk 'NKRI BERHIJRAH.' (maaf kalau salah) jadi ini dibawakan oleh artis hijrah ibukota dan Ustadz Abdul Somad. Sekilas dilihat tadinya saya kira gambar di Ka'bah ternyata ini pemandangan di stadion Gelora Bandung Lautan Api dan dihadiri ratusan ribu orang. MasyaAllah, adakah pemandangan ini dulu?

Ini jarang dilihat di jaman waktu kita separuh ababil dulu sebelum negara api menyerang lalu tersadarkan hehehehe. Ini biasanya pemandangan saat acara bola atau konser musik, bahkan bisa dibilang ini sedikit lebih banyak karena mereka juga memenuhi lapangannya.

Seperti kata Ustadz Fatih Karim, siapa lah yang menggerakkan mereka kalau bukan Allah? Jutaan umat, tanpa diberitakan di TV, tanpa (TENTU SAJA) imbalan, tapi mereka berbondong-bondong datang membawa ke ikhlasan dan semangat dan rasa cinta terhadap Tuhan dan  agamanya. Singkatnya, ini fenomena 'kecil' dari kebangkitan umat Islam.

Disebabkan ghirahnya yang menggelora banyak orang dari jauh rela datang hanya untuk berkumpul dengan saudara seiman memperkuat ukhuwah. MasyaAllah, TabarakAllah, Alhamdulillah.






3. Banyak orang berhijrah 

Artis Hijrah di Kajian Akbar NKRI Berhijrah
Istilah gampangnya 'melek agama'. Orang-orang ahli dunia, yang hidupnya sudah terpenuhi segala macamnya yang terkesan tidak butuh bantuan apapun lagi dari siapapun, ternyata semua ujung-ujungnyapun punya rasa yang sama, kehampaan karena kerinduan pada Illahnya. Timingnya nggak bebarengan, saling menyusul satu persatu, punya latar belakang dan kisah hidayah yang berbeda, tentu bukan hanya artis tapi semua, yang hijrah dari Islam KTP otw ke full time muslim perlahan tapi pasti mulai membeludak. Yang hijrah dari setengah munafik ke kaffah pun mulai berkembang, hehe.
Bahkan tidak hanya di Indonesia tapi di luar negeri, di negeri barat, Eropa, Amereka jumlah orang mualaf pun terus meningkat,

Ini bukan sekedar tren biar beken. Apalah tanggapan orang terhadap orang yang terlihat 'hijrah'. SEMUA AMALAN TERGANTUNG NIATNYA. Soal niat tidak ada hak kita untuk menilai, masing-masing pribadi mempertanggung jawabkan niatnya dalam beragama. Tapi buat kita yang merasa hijrah, hendaklah semua niat dikembalikan untuk Allah semata, kecintaan kita terhadap Allah, Nabi dan agama ini, yaitu dengan mengekspresikan dalam ukhuwah, luruskan apa yang sempat terbesit dihati, dan jalan dengan tetap berpedoman pada Al-Qur'an dan Hadits saja. InsyaAllah kita bisa dikenalNya sebagai barisan pejuang agamanya. Aamiin.

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku…” (QS. An-Nuur; 55)


Kesenangan jangan di simpan sendiri dan ingin dimiliki sendiri. Kesenangan lebih enak dirasakan beramai-ramai, kita tak bisa membuat seluruh dunia beriman karena sudah suratan Allah telah menuliskan bahwa ada yang mukmin dan fasik. Tapi selama kita masih berdakwah, bisa berbagi ilmu, membuka hati, menghapus noda hitam dalam diri kita maupun saudara kita yang belum tersentuh hidayah, mungkin inilah saatnya kita berbagi. Sayapun belajar dari kemuliaan Nabi Muhammad SAW yang tidak membalas kebengisan musuh dengan berlaku sama atau melaknat. Mungkin kita bisa doakan, layaknya Khalid bin Walid sahabat Nabi yang dulu juga musuh Islam kemudian berakhir menjadi pejuang Islam. Mungkin diantara para pembenci Islam di bumi maupun tanah air kita suatu saat juga berbalik posisi jadi pasukan Islam juga, siapa tahu? Berdoa saja, sebar ilmu dan tebar kebaikan sebagaimana cerminan muslim sejati.

Sesungguhnya Allah mengu­tus pada umatini di setiap awal 100 tahun seorang (mujad­did) yang akan memperbaharui urusan agama mereka. (Ri­wayat Abu Daud)

Dari akhir kejayaan Islam di Turki tahun 1924 kalau menurut hadits riwayat akan terjadi kebangkitan lagi 100 tahun kemudian, maka bisa saja kita akan menyongsong kebangkitan itu pada tahun 2024, InsyaAllah Allahumma Aamiin.

Jangan lupa rajin-rajin share ilmu dan rajin belajar ya... meskipun ilmu kita belum seberapa, ilmu fiqih kita minim tapi setidaknya setiap ilmu bisa bermanfaat bagi orang lain.

Semoga bermanfaat dan maafkan segala khilaf. Semoga Allah melindungi kita dari fitnah dan kebodohan, senantiasa dalam bimbingannya. 

Aamiin...

Sekian. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 
Youthism © 2012 | Designed by Canvas Art