Label:

Lebih Mampu Diuji Kaya atau Miskin?

Assalamualaikum..



Hallo.. Apa kabar sahabat semua. Saya mau corat-coret di blog saya lagi..
Semoga bawa hikmah ~

Kalau lihat orang kaya atau orang kaya pake banget apa yang di pikirkan?
Biyuuuh.. mobil ferari, rumah se gedung dan duit segebok.
Sedikit iri? Atau sangat iri?
Yah.. bukan hal aneh mengatakan bahwa kaya itu enak. Semua serba ada, semua serba bisa (beli).
Mungkinkah anda berpikir bahwa dia adalah orang yang beruntung dan so blessed, alias di rahmati Tuhan?

Apa iya?
Bisa iya, bisa tidak. Hanya Allah yang tahu apa alasan dibalik semua pemberian harta bendanya.
Semua memang berhubungan dengan amanat, besar atau kecil yang namanya amanat harus digunakan dengan baik. 

Tapi jangan pernah menjudge seseorang yang miskin bahwa hidupnya belum benar atau susah karena usaha atau doanya kurang..

Kaya Bukan Kemuliaan, Miskin Bukan Kehinaan



Ingat.. kaya miskin itu tolak ukurnya bukan materi.

Melihat ada bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah bekerja maksimal, naik turun gunung, angkat batu, kerja seharian tapi mereka hanya dapat penghasilan yang mungkin cuma sejumlah uang jajan anak sekolah.

Tapi apa..
Mereka tetap menjalankan ibadah dengan sepenuh hati. Sholat 5 waktu, mengaji bahkan yang lebih amazing.. mereka tetap berhati besar untuk saling memberi pada kerabat yang lebih tidak mampu dari merekaa meskipun keadaan mereka pas-pasan.

Rasulullah bersabda dalam hadits Abu Hurairah :
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan adalah kaya hati.” (HR. al-Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 2417)
Rasulullah juga bersabda dalam hadits Abu Sa’id al-Khudri :
وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ
“Siapa yang menampakkan kecukupan niscaya Allah akan membuatnya kaya.” (HR. al-Bukhari no. 1469 dan Muslim no. 1745)

Kaya miskin itu dalam hakikatnya adalah sama-sama ujian..

Ujian apa? Tentu saja ujian dalam hal kebaikan yang semuanya tercatut dalam bab agama Islam.
Mampu tidak kita menjalankan kebaikan (dalam segala aspek)

Beda lagi sih sama orang yang memang miskin karena pilihan. Dia tidak mau usaha apalagi doa ya sudah selamat leyeh-leyeh dan menikmati penderitaan hidup. Boro-boro berbagi, dia bahkan menanggung diri sendiri saja tidak bisa.

Lalu bagaimana dengan orang kaya? Kebanyakaan dari mereka memang paling merasa yang paling hebat dan bahkan bisa merendahkan orang-orang dengan ekonomi dibawah mereka. Padahal belum tentu hidup mereka benar dan uang mereka halal.

Tapi bagaimana dengan orang kaya yang imannya kuat, akhlaknya baik, akidahnya top?
Membelanjakan uangnya di jalan Allah dan selalu rendah diri.
Itu yang bikin iri.. Sosok yang mengagumkan.
Allah berfirman: "Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya) berkata:" Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka? " (Allah berfirman):" Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)
(QS. Al - An'aam : 53)

Coba lihat di video ini yang terjadi di Dubai yang di sorot oleh beberapa orang muslim..
Dubai yang sekarang mempunyai kekayaan melimpah, negara yang mayoritas muslim.
Kok malah begini?
Segini kejamnya kah efek dari kekayaan?

Lihat saja, kebanyakan orang yang mempunyai gaya hidup dan moral yang nggak karuan adalah orang kaya. Jadi apa yang bikin iri dari mereka? Hanya uang yang menjerumuskan mereka?
Naudzubillah..



Ibnu Baththal menerangkan makna hadits Abu Hurairah, “Hakikat kekayaan bukanlah banyaknya harta yang dimiliki, karena kebanyakan orang yang diberi kelapangan harta oleh Allah justru tidak merasa cukup dengan apa yang diberikan kepadanya. Ia malah berupaya sekuat tenaga menambah hartanya tanpa peduli dari mana harta tersebut diperoleh. Orang yang demikian berarti seperti seorang yang fakir karena ambisinya sangat kuat. Hakikat kekayaan adalah kaya hati, yaitu merasa cukup dengan apa yang diberikan kepadanya, qana’ah dengannya, merasa ridha, dan tidak rakus menambah harta, serta tidak memaksa dalam meminta. Orang seperti ini seakan-akan orang kaya.” (Fathul Bari, 11/328—329)



Rejeki sih sudah ditakar sebenarnya sama Allah, mau bermimpi ferari tapi jatahnya cuma xenia ya maka syukuri aja, maka dengan begitu kita bisa jadi orang kaya.
Mari jadi orang kaya yang beriman..
Kita tidak dilarang kaya harta, kaya harta bukan kemuliaan tapi bukan juga hinaan, tapi ujian dan bebannya memang sepertinya lebih berat disana. Termasuk pertanggung jawabannya di akhirat kelak.

Jujur saja saya juga pingin jadi orang kaya. Tapi apa yang membuat saya menulis ini adalah..
Ketika saat ini saya berada di daerah orang-orang kaya dan melihat tingkah laku mereka yang bikin saya jadi merinding sendiri.
Jangan sampai aku lupa darat jika dikehendaki Allah jadi orang kaya kelak.. Namanya orang perlu diberi peringatan terus ya.

Juga jangan berkecil hati untuk teman yang sudah berjuang mencari rejeki tapi belum diberi atau hanya diberi sedikit. Semua bagian dari proses dan ujian. Jadi minta terus sama Allah ya...
Ini bukan sesuatu yang membuatmu judged as low class

Kita memang harus mempersiapkan kondisi iman dan batin dari sekarang untuk jadi orang kaya. Hehe. Dari muda tentunya.
Tapi paling enak jadi orang yang berkecukupan saja, tidak kurang dan tidak berlebih (jiah malah curhat dan nawar).
Ya...Mungkin saja susah untuk jadi orang yang imannya lurus dengan kaya harta, tapi selama kita terus minta dimbing sama Allah..
Insya Allah tak ada yang tak mungkin dan Insya Allah selamat ya sahabat.


Aamiin.

Maaf ya kalau ada khilaf atau kesalahan.. Semoga Allah memperbaiki saya.
Wassalam.

 
Youthism © 2012 | Designed by Canvas Art