Label:

Memilih Teman Terbaik


Teman-teman akrab pada hari itu* sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS. 43:67)

* hari pembalasan

Orang orang yang berteman akrab di dunia tapi mereka dalam kebathilan tidak akan saling membela dan peduli lagi di hari pembalasan saat sama-sama menghadap Tuhan.  Mereka justru akan saling menyalahkan, berdebat siapa yang telah salah dan siapa yang telah menyesatkan siapa.  Kecuali orang yang berteman akrab di dunia dan saling mengingatkan pada hal yang haq, kebaikan, kebenaran dan takwa.  Mereka akan sama-sama mendapat ridho dan rahmat. <3
-------------------------------------------------------------------------

Islam adalah agama Allah SWT, maka hal terkecil sampai yang terbesar akan ada petunjuknya di sisi Allah agar manusia senantiasa hidup di jalan yang benar dan tidak mencelakai diri sendiri dan orang lain. Karena Allah yang paling tahu untuk urusan bagi makhlukNya.

Perkara memilih pemimpin, pasangan hidup, bahkan untuk memilih teman akrab semua ada petunjuknya.

Kali ini saya ingin membahas perkara teman akrab.  Disebut teman akrab tentu karena tentu mereka merupakan kerabat yang cukup dekat dan saling mengenal dengan kita. Banyak menghabiskan waktu dengan kita dan cukup berperan dalam kehidupan bahkan bisa membawa banyak pengaruh bahkan merubah cara pandang dan mengajak kita ke suatu perkara yang awalnya tidak pernah kita lakukan. 

Apakah kita harus pilih-pilih teman??

Dalam hidup mustahil kita tidak memilih dan menerima semua yang ada. Tapi memilih juga seharusnya bukan dalam konteks yang materil, rasis atau pembedaan strata. Ini bukan masalah pilih-pilih teman yang kaya, populer atau yang pintar.  Tidak apa-apa miskin kalau dia malah sering mengingatkan kita akan kebaikan, sebaliknya kalau pintar tapi selalu mengarahkan hal yang bathil maka ini yang akan sangat merugikan.

Banyak saya dengar cerita seorang anak yang awalnya lugu akhirnya menjadi brutal karena terpengaruh temannya yang mengajaknya keluar malam.  Dia akan mendoktrin si lugu bahwa apa yang mereka lakukan tidak ada salahnya, 'mumpung masih muda' senjata mereka menghalalkan segala carauntuk berbuat segala sesuatu.  Atau seorang pemuda yang awalnya rajin sholat ia menjadi ikutan lupa karena di kalangan teman yang suka melalaikan sholat. Ada yang awalnya tidak keluyuran malam untuk hal yang bathil, tidak merokok, tidak minum-minuman keras, tapi jadi melakukannya karena pengaruh temannya. dll.

Bahkan ustadz Felix Siauw pernah berkata dalam satu postingnya di twitter yang kurang lebih berbicara, "Samar betul menjadi orang tua jaman sekarang.  Sekalipun kita sudah didik dia tentang Islam sejak kecil.  Tapi ia akan tumbuh dididik di kalangan teman-temannya pada jaman yang maksiat sudah menjadi hal yang lumrah dan wajar" Naudzubillah..
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan* itu teman akrab(ku). (QS. 25:28) 
* Fulan itu perumpamaan seperti Mr.X

Dari ayat diatas menceritakan bahwa nanti setelah kiamat, pada hari pembalasan, setelah manusia mengetahui semua kebenaran dari Tuhan, ada seseorang yang akan menyesali telah berteman dengan seseorang di hidupnya di dunia dulu, yang ternyata menyesatkan dia dari jalan yang lurus dari Tuhannya, Allah.

Mungkin saja seorang teman yang mendoktrinnya dan mempengaruhinya agar melenceng dari agama Allah, sehingga semasa hidup dia dalam kesesatan. Atau teman yang secara sengaja atau tidak mengajaknya bergaul dengan menjauhkannya dari jalan yang benar.  
Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jinn dan manusia, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi. (QS. 41:25)
Tentu kita tidak mau kan?? Kita akan benar-benar menjadi orang yang merugi kelak di hadapan Allah hanya karena salah memilih teman. Tapi bukan berarti juga kita serta merta kita menghakimi orang dan mengisolasi diri dengan seseorang yang tidak benar.  Allah SWT memerintahkan kita untuk bersikap baik dengan semua manusia, tidak perlu mengolok-olok kesalahan mereka lalu menjauhi mereka dengan terang-terang.

Akan lebih baik kalau kita bisa menyampaikan hikmah dan mengajak mereka untuk berubah pada kebaikan.  Tapi jika kita tidak mampu melakukannya, cukup dengan tidak terlalu terlibat dengan mereka, tidak perlu mempunyai hubungan terlalu dekat untuk menghindari terbawanya kita dengan kebiasaan buruk mereka.

Lalu bagaimana memilih seseorang teman agar kita beruntung (disisi Allah) dengan berteman dengannya?
"Sebaik-baik teman adalah yang mengingatkan kita kepada Tuhan, Lisannya menambah ilmu dan yang amalannya mengingatkan kita akan akhirat." (HR. Ath Thabrani)
Seperti hadist diatas, teman yang memberi untung adalah teman yang mengarahkan kita pada hal-hal yang mengutamakan dan mengingatkan kita akan Tuhan serta akhirat.  Teman yang mengajarkan kita untuk melakukan hal yang mendatangkan keberkahan dan ridho Allah.

Teman yang senantiasa mengingatkan kita saat kita salah, dan teman yang mencegah kita berbuat hal-hal bathil yang mendatangkan dosa dan murka Allah.

Ingatlah tolak ukur kualitas hidup kita adalah iman pada Tuhan Yang Maha Esa. Itu tujuan kita hidup. Allah hendak menguji keimanan kita setelah turunnya petunjuk, perintah dan larangan kita sebagai makhluk ciptaanNya melalui Nabi-Nabi dan di sempurnakan melalui Nabi Besar kita, Nabi Muhammad SAW.  Jika kita tidak beriman dan tak ada yang mengingatkan maka celaka lah kita.
Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu. (QS. 6:31)

Jika kita tersesat sejauh-jauhnya dari Allah SWT, maka kita hanya menunggu pada hari pembalasan dimana manusia telah menyesal seumur hidup.

Sayang sekali, di jaman seperti ini orang orang seperti itu justru akan di jauhi.  Mereka dianggap kolot, nggak gaul, fanatik atau sok ustadz. Padahal orang yang seperti itu, apalagi yang ukuwah*nya sangat kuat, dia akan sangat tahu bagaimana memperlakukan kita dengan baik dan mendatangkan banyak kebaikan pula bagi kita.  Sekalipun bukan yang terlihat, misalnya dia banyak berdoa untuk kita.

(*Ukhuwah adalah ikatan jiwa yang melahirkan perasaan kasih sayang, cinta, dan penghormatan yang mendalam terhadap setiap orang, di mana keterpautan jiwa itu ditautkan oleh ikatan akidah Islam, iman dan takwa.

Seperti apa yang sudah umum.  Teman-teman mengajak kita grudak-gruduk sana sini tanpa batasan laki perempuan pergi ketempat yang jauh, saling menyentuh, berdekatan seperti itu sudah hal yang lumrah dan wajar.

Tapi teman-teman yang mengajak kita sholat, pergi ke Masjid, mengajak mengaji, dan datang ke majelis ilmu pasti banyak di tolak. "Ah nggak asyik, kayak orangtua aja" pasti kebanyakan beranggapan begitu karena hati yang sudah terpaut pada hal yang berbau duniawi dan menyepelekan urusan akhirat bahkan lalai. Naudzubillah..

Sebaik-baiknya teman adalah orang yang mengharapkan kebaikan untuk kita juga.  Salah kaprah saat ini adalah teman-teman yang mengajak berhura-hura dianggap teman yang baik, padahal dia telah menjerumuskan kita pada maksiat dan ke sia-siaan.  Sementara orang yang menasehati kalian soal ibadah kalian anggap sok menceramahi dan mengurusi urusan orang. Padahal mereka lah yang tulus pada kalian soal kebaikan.

Dengan mengingatkan kalian beribadah, mereka tidak mendapatkan upah, tidak berpesta, tidak memperkaya mereka.  Hanya dengan mengharapkan ridho dan pahala pada Allah untuk menyampaikan dan menyebarkan kebenaran dan tidak ingin kalian berada terus dalam kemudharatan dan kebatilan yang akan menghancurkan diri kalian cepat atau lambat. 
Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, merekapun berkata: "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi." (QS. 7:149)
Sebelum semua menjadi terlambat, sebelum penyesalan tak lagi berguna yaitu sebelum kematian.. Masih ada waktu untuk memohon ampun dan  memperbaiki diri karena ampunan Allah sangat luas :)

Kasih sayang dan ampunan Allah mendahului murkaNya.
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman. (QS. 19:39)
  
"Aku berbagi karena aku peduli.."

Pengalaman saya..

Saya bukan bermaksud mau sok menilai orang lain. Tapi sesuai pengalaman saya. Bergaul dengan teman yang tidak mengenal Allah SWT dan segala perintah maupun ajaranNya dengan baik sangat berbeda dengan orang yang sehari-harinya menjadi perintah dan larangan Allah sebagai acuan utama mereka untuk hidup, bergerak, melakukan segala sesuatunya di dunia ini.

Ketika saya berkumpul dengan saudara-saudara yang tidak diragukan imannya, apa yang ada dalam pembicaraan kami hanyalah hal-hal yang bermanfaat.  Setiap luang waktu dari pekerjaan atau kesibukan mereka jadikan ibadah sebagai penghibur.  Mencatat jangan sampai adalah ibadah yang tertinggal, dan mencatat ibadah sunnah agar istiqomah setiap hari.

Hal sekecil apapun selalu melalui pertimbangan aturan Allah SWT. "Apakah aku boleh begini, apakah Allah akan ridho? Apakah orang lain bisa sakit hati?" Mereka sangat merinci tingkah laku mereka, ia sangat takut jika Allah tidak beserta dengan mereka

Sedangkan orang-orang yang menjadikan agama sebagai status saja, tidak mendalami akidah Islam dengan baik dan tingkah lakunya tidak berdasar karena takut dan malu pada Allah SWT, pembicaraan mereka banyak mudharatnya. Bercanda dengan kata-kata yang kasar, kotor bahkan mencela teman beralasan humor, membuang waktu untuk hal yang sia-sia saja. Jauh berbeda sekali, Ya Allah ~

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. 2:216)
Sebagai manusia yang penuh dengan ketidak tahuan kita harus mencari ketahuan dari yang maha mengetahui dari Sang Pencipta yang Maha Mengetahui segala di langit dan di bumi.  Kita harus melalui petunjuknya setiap ingin memilih jika tidak ingin merugi atau salah jalan.

POINT UTAMA !!

Tulisan ini sama sekali bukan mau merendahkan dan tidak berteman dengan teman-teman yang kurang pengetahuan agamanya. Ini menerangan mana teman yang terbaik bukan berarti yang lain selalu buruk. Justru ingin merangkul dan mengajak memberi pemahaman agar kembali pada jalan yang benar. Kalaupun tidak bisa maka hanya berdoa dan tidak mengikuti perilakunya (saya paling tidak suka ada salah paham sekalipun belum ada yang salah paham, hehe)


Semoga bermanfaat.  Mohon maaf jika ada khilaf dan salah kata masih amatir dalam segala hal, kita kembalikan pada Al-Quran dan As-Sunnah.
Wassalam..

 
Youthism © 2012 | Designed by Canvas Art